Share This Article
Cefixime merupakan salah satu obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Obat ini termasuk ke dalam kelas antibiotik sefalosporin yang bekerja dengan cara membunuh bakteri atau mencegah pertumbuhannya.
Meski bisa mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, namun obat ini tidak akan bekerja untuk masuk angin, flu, atau infeksi virus lainnya.
Cefixime hanya bisa digunakan dengan resep dokter dan tersedia dalam bentuk kapsul, tablet kunyah, serta sirup.
Perlu diketahui, obat ini harus dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter dan tidak boleh digunakan secara berlebihan.
Mengonsumsi secara berlebihanan tanpa mengikuti resep dokter akan menyebabkan tubuh menjadi kebal dan obat tidak bekerja dengan semestinya.
Baca juga: Cataflam: Kegunaan, Dosis, hingga Efek Samping yang Bisa Dirasakan
Hal yang perlu diketahui sebelum menggunakan cefixime
Ketika memutuskan untuk menggunakan obat, risiko harus dipertimbangkan terlebih dahulu. Jika ingin mengonsumsi cefixime, maka harus memberitahu dokter mengenai kondisi kesehatan tubuh.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan cefixime, antara lain:
1. Alergi
Beri tahu ahli jika mengalami reaksi tidak biasa atau alergi terhadap obat tertentu. Selain itu, kamu juga perlu memberi tahu jika memiliki jenis alergi lainnya, seperti makanan, pewarna, serta pengawet.
Untuk produk non-resep, bacalah label di produk kemasan dengan hati-hati.
2. Pediatrik
Studi tepat yang dilakukan sampai saat ini belum menunjukkan masalah khusus pediatrik pada anak-anak. Karena itu, keamanan dan kemanjuran belum ditemukan pada anak-anak di bawah usia 6 bulan.
3. Geriatrik
Meski penelitian yang tepat tentang hubungan usia dengan efek cefixime belum dilakukan pada populasi geriatrik. Namun, tidak ada masalah spesifik geriatrik yang ditemukan ketika mengonsumsi cefixime hingga saat ini.
4. Ibu menyusui
Tidak ada penelitian yang memadai pada wanita untuk menentukan ada tidaknya risiko bagi bayi akibat menggunakan obat ini. Pertimbangkan manfaat terhadap potensi risiko sebelum minum obat ketika menyusui.
Dosis umum obat cefixime
Cefixime merupakan obat jenis oral, yakni diminum melalui mulut dengan atau tanpa makanan seperti yang diarahkan dokter.
Biasanya, obat ini diminum sekali sehari dan untuk anak-anak dapat dikonsumsi dua kali sehari atau setiap 12 jam. Jika menggunakan tablet kunyah, maka kunyah dengan seksama lalu telan.
Dosis obat diberikan berdasarkan pada kondisi medis dan respons terhadap perawatan. Pada anak-anak, dosis yang diberikan juga didasarkan pada berat badan. Untuk efek terbaik, gunakan obat ini di waktu yang sama setiap hari.
Jumlah obat yang diminum tergantung pada kekuatan obat dan lama waktu minumnya bergantung pada masalah medis. Untuk bentuk obat oral, termasuk kapsul ataupun tablet kunyah akan berbeda-beda dosisnya.
Dosis obat yang akan diberikan bergantung pada kondisi kesehatan, yakni:
1. Dosis dewasa cefixime dengan infeksi saluran kemih
Dosis yang diberikan pada orang dewasa adalah 400 miligram obat oral dan dikonsumsi sekali sehari. Sementara untuk dosis 200 miligram, obat dikonsumsi oral setiap 12 jam.
Obat bisa diberikan pada perawatan pasien dengan infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan oleh Escherichia coli dan Proteus mirabilis.
2. Dosis dewasa cefixime dengan otitis media
Pada kondisi ini, biasanya diberikan tablet kunyah atau suspensi oral dengan dosis 400 miligram sekali dalam sehari atau 200 miligram setiap 12 jam.
Durasi pengobatan akibat infeksi Streptococcus pyogenes adalah 10 hari. Pengobatan otitis media akibat Streptococcus pneumoniae kira-kira 10% lebih rendah daripada obat pembanding.
3. Dosis biasa cefixime dengan tonsilitis atau faringitis
Tablet kunyah atau suspensi oral diberikan dengan dosis 400 miligram sekali dalam sehari atau 200 miligram setiap 12 jam dan lama terapi 10 hari.
Obat ini juga efektif dalam pemberantasan Streptococcus pyogenes dari nasofaring. Namun, tidak ada data tentang kemanjuran obat dalam mencegah demam rematik.
4. Dosis dewasa cefixime dengan infeksi gonococcal
Dosis yang diberikan biasanya dalam bentuk kapsul atau tablet, yakni 400 miligram oral sekali dalam sehari.
Infeksi gonokokal anorektal atau urogenital tanpa komplikasi pada remaja juga menggunakan dosis 400 miligram sekali ditambah dengan azitromisin. Pengobatan lebih lanjut bisa disesuaikan dengan petunjuk dokter ahli.
Jika kamu tidak sengaja melewatkan dosis obat ini, sesegera mungkin untuk meminumnya. Namun, apabila sudah mendekati waktu untuk dosis berikutnya maka lewati dosis yang terlewat dan kembali ke jadwal rutin dosis.
Usahakan untuk tidak menggandakan dosis agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Cara menyimpan obat ini juga tidak boleh sembarangan karena harus jauh dari jangkauan anak-anak. Ketahui juga untuk tidak menyimpan obat lama atau sudah tidak digunakan lagi.
Tanyakanlah pada profesional kesehatan bagaimana cara membuang obat yang sudah tidak digunakan.
Usahakan untuk menyimpan obat di dalam wadah tertutup pada suhu kamar yang jauh dari panas, lembap, dan cahaya langsung. Segera buang semua obat yang sudah tidak digunakan setelah 14 hari dan tutup rapat-rapat.
Tindakan pencegahan akibat pemakaian cefixime sembarangan
Gejala penyakit yang tidak membaik dalam beberapa hari dan semakin memburuk, segera tanyakan kepada dokter ahli untuk penanganan lebih lanjut.
Obat ini umumnya dapat menyebabkan reaksi alergi serius, termasuk anafilaksis.
Anafilaksis mampu mengancam jiwa sehingga membutuhkan perhatian medis sesegera mungkin.
Hubungi dokter jika tubuh merasakan beberapa gejala, seperti ruam, gatal, suara serak, kesulitan bernapas, sulit menelan, serta pembengkakan pada tangan, mulut ataupun wajah.
Pada beberapa kasus yang parah, obat ini mungkin akan mengakibatkan diare.
Karena itu, jangan minum obat apapun atau memberikan obat kepada anak untuk mengobat diare tanpa memeriksakan diri ke dokter terlebih dahulu. Pencegahan yang bisa dilakukan terkait dengan efek samping, seperti:
1. Reaksi dermatologis
Reaksi kulit parah, misalnya nekrolisis epidermal toksik, sindrom Steven-Johnson, dan gejala sistematis lainnya bisa muncul. Jika reaksi ini sudah terjadi, maka segera hentikan pemakaian obat dan mulai lakukan terapi suportif.
2. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik yang dimediasi imun hingga menyebabkan kematian dapat terjadi. Karena itu, pasien harus dipantau secara klinik selama 2 hingga 3 minggu untuk di terapi dan segera hentikan penggunaan obat.
3. Hipersensitivitas
Hipersensitivitas dan anafilaksis dilaporkan telah diderita oleh pasien yang menerima obat beta-laktam. Untuk itu, pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap sefalosporin, penisilin, dan beta-laktam harus berhati-hati terhadap reaksi alergi.
4. Gagal ginjal
Penggunaan obat dapat menyebabkan gagal ginjal akut, termasuk nefritis tubulointersticial. Jika gagal ginjal terjadi, maka obat yang dikonsumsi harus segera dihentikan dan mulai terapi suportif yang sesuai.
5. Superinfeksi
Penggunaan obat jangka panjang atau secara berkelanjutan dapat menyebabkan superinfeksi jamur atau bakteri, termasuk diare. Karena itu, perawatan akan dilakukan dengan menggunakan antibiotik selama 2 bulan setelahnya.
Memberikan obat diare dapat memperburuk keadaan atau membuat diare lebih lama dialami. Jika memiliki pertanyaan mengenai masalah ini atau diare ringan terus berlanjut, segera konsultasikan dengan dokter untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.
Efek samping obat cefixime pada tubuh
Seiring dengan pemakaiannya, obat cefixime bisa mengakibatkan beberapa efek yang tidak diinginkan. Meski tidak semua efek samping akan muncul, namun memerlukan perhatian medis.
Segera periksakan dengan dokter jika ada efek samping, seperti diare, nyeri pada perut, adanya darah dalam urin, detak jantung cepat, perasaan tidak nyaman, hingga sakit kepala.
Karena itu, segera beritahu dokter jika memiliki beberapa efek samping lainnya. Salah satu dampak atau efek samping yang mungkin akan dirasakan memburuknya kondisi usus karena bakteri resisten.
Kondisi ini dapat terjadi berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah pengobatan dihentikan.
Jangan gunakan obat diare atau opioid jika mengalami sakit pada perut karena bisa memperburuk kondisi kesehatan tubuh. Penanganan juga harus segera dilakukan terhadap masalah terkait penyakit, seperti:
1. Gangguan ginjal
Gunakan obat dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan ginjal. Penggunaan cefixime dapat meningkatkan risiko kejang jika dosis tidak dikurangi.
2. Penyakit gastrointestinal
Sama halnya seperti pasien dengan gangguan ginjal, gunakan obat secara hati-hati pada orang dengan penyakit gastrointestinal.
3. Anemia hemolitik
Pada pasien dengan anemia hemolitik, sebaiknya tidak memberikan obat. Hal ini dikarenakan bisa menyebabkan kekambuhan hemolisis yang lebih parah.
Penggunaan obat dalam periode yang lama atau berulang dapat menyebabkan kandidiasis mulut atau infeksi jamur oral. Hubungi dokter jika memiliki bercak putih pada mulut, perubahan pada cairan keputihan atau gejala baru lainnya.
Interaksi cefixime dengan obat lain
Ketika mengonsumsi cefixime, interaksi dengan obat lain harus diperhatikan. Interaksi dengan obat lainnya dapat mengubah cara kerja obat serta meningkatkan risiko efek samping yang lebih serius.
Salah satu produk yang dapat berinteraksi dengan obat ini adalah pengencer darah, seperti warfarin. Karena itu, simpan semua daftar produk yang sedang digunakan termasuk obat resep atau non resep serta produk herbal.
Jangan memulai, menghentikan, atau mengubah dosis obat apapun tanpa persetujuan dari dokter ahli. Pastikan untuk memberi tahu dokter mengenai apa saja obat yang sedang dikonsumsi untuk mencegah efek samping berbahaya lebih lanjut.
Jika memiliki beberapa masalah medis, maka harus segera periksakan diri ke dokter ahli. Masalah medis yang dimaksud seperti pasien dengan riwayat alergi penisilin, hipersensitivitas terhadap cefixime, dalam keadaan hamil, serta terdapat gangguan pada ginjal.
Baca juga: Asam Mefenamat, Manfaat hingga Efek Samping yang Perlu Diketahui
Bahaya obat cefixime pada ibu hamil dan menyusui
Meski tidak ada penelitian yang jelas mengenai dampak kerusakan janin dan gangguan kesuburan akibat mengonsumsi cefixime, namun penggunaan tetap harus diperhatikan.
Karena belum adanya studi yang memadai tentang keamanan obat terhadap ibu hamil dan menyusui, konsultasikan terlebih dahulu sebelum mengonsumsi cefixime dengan dokter.
Penggunaan obat hanya akan direkomendasikan jika jelas membutuhkan dan memiliki manfaat yang lebih besar daripada risikonya. Sementara pada ibu menyusui, penggunaan obat tidak dianjurkan tanpa pemberian dosis dari dokter.
Salah satu keputusan harus dipilih, apakah ingin menghentikan menyusui atau berhenti mengonsumsi obat.
Obat bisa mengekskresi ke dalam ASI pada ibu menyusui sehingga mungkin bisa memperburuk kesehatan. Cefixime termasuk ke dalam kategori B atau tidak berisiko untuk ibu hamil dan menyusui.
Menurut US Food and Drug Administration atau FDA, terdapat beberapa kategori bahaya obat terhadap risiko kehamilan pada wanita, yakni:
- A = Tidak berisiko
- B = Tidak berisiko menurut beberapa penelitian
- C = Mungkin memiliki risiko
- D = Ada bukti positif dari risiko
- X = Kontraindikasi
- N = Tidak diketahui
Jika kamu melewatkan satu dosis obat, maka minumlah sesegera mungkin. Jangan sampai menggandakan dosis karena bisa saja berbahaya dan menyebabkan komplikasi lebih serius.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.