Share This Article
Jika kamu sering memerhatikan kandungan dalam produk perawatan kulitmu, kamu mungkin saja akan menemukan kandungan obat asam salisilat di dalamnya.
Asam salisilat merupakan obat yang dapat mengatasi berbagai permasalahan kulit seperti jerawat hingga kapalan.
Jika kamu penasaran dengan berbagai hal lain mengenai asam salisilat, yuk intip ulasan lengkapnya berikut ini!
Untuk apa obat asam salisilat?
Menurut sebuah penelitian, asam salisilat adalah asam beta hidroksi yang memiliki aktivitas langsung sebagai agen antiinflamasi dan bertindak sebagai agen antibakteri topikal karena kemampuannya untuk mempercepat pengelupasan kulit.
Asam salisilat atau salicylic acid adalah obat yang digunakan pada kulit, untuk mengobati berbagai permasalahan. Kemampuan asam salisilat untuk mempercepat proses pengelupasan sel kulit mati menyebabkan obat ini dikenal juga sebagai agen keratolitik.
Salicylic acid merupakan kelas obat yang sama dengan aspirin (salisilat). Selain sebagai agen keratolitik, obat ini juga dapat bekerja untuk meningkatkan jumlah kelembapan di kulit.
Asam salisilat tidak dapat menyembuhkan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus. Obat ini dapat dibeli secara bebas di apotek. Namun tidak jarang juga dokter yang meresepkan obat ini untuk mengatasi berbagai keluhan mengenai masalah kulit.
Bentuk produk dengan kandungan asam salisilat
Asam salisilat topikal digunakan untuk mengobati banyak gangguan kulit. Manfaat yang ditawarkan tergantung pada bentuk produk dan dosis yang digunakan.
Produk ini tersedia dalam berbagai bentuk kemasan, di antaranya adalah:
- Gel / Jelly
- Larutan
- Sabun mandi
- Pad
- Cair
- Krim
- Salep
- Losion
- Perban
- Sampo
Apa fungsi dan manfaat obat asam salisilat?
Salicylic acid dapat digunakan untuk membantu menghilangkan berbagai masalah kulit seperti jerawat, kutil, kapalan hingga mata ikan.
Produk ini tidak boleh digunakan pada tahi lalat, tanda lahir, kutil dengan rambut tumbuh, atau kutil kelamin atau anal.
Beberapa kegunaan asam salisilat lainnya di antaranya adalah:
- Mengobati jerawat
- Mengobati kondisi kulit yang melibatkan pertumbuhan berlebih sel-sel kulit seperti psoriasis (penyakit kulit di mana merah, bercak bersisik terbentuk pada beberapa area tubuh)
- Mengobati ichthyosis (kondisi bawaan yang menyebabkan kekeringan kulit)
- Mengobati masalah ketombe
- Mengobati kutil dan kapalan di tangan atau kaki
- Mengurangi pembengkakan dan kemerahan serta membersihkan pori-pori kulit yang tersumbat
- Melembutkan kulit kering, bersisik, atau menebal sehingga bisa dihilangkan dengan mudah
Bacalah dengan saksama label produk salicylic acid topikal yang kamu gunakan. Label akan memberitahu kamu bagaimana mempersiapkan kulit sebelum menggunakan obat ini.
Merek dan harga obat asam salisilat
Adapun beberapa merek dagang asam salisilat di antaranya adalah Antifungi Doen, Callusol, Decyline, Diprosalic, Kalpanax, Obat Kurap Cap Kaki Tiga, dan Pandas.
Masing-masing obat memiliki harga yang berbeda sesuai dengan apotek yang menjualnya. Maka dari itu, untuk mengetahui harga pasti dari asam salisilat, sebaiknya bertanyalah pada apotek yang menjual obat-obatan tersebut.
Untuk Callusol 10 ml memiliki kisaran harga Rp.26.000-Rp.50.000. Untuk Kalpanax salep 6 gram harganya berkisar antara Rp.5.000-Rp.14.000, sedangkan untuk Diprosalic salep 5 gram memiliki kisaran harga Rp. 70.000-Rp.120.000.
Bagaimana cara pakai asam salisilat?
Ikuti semua petunjuk pada label kemasan produk. Jika kamu tidak yakin mengenai informasi tersebut, kamu dapat berkonsultasilah dengan dokter atau apoteker.
Obat ini hanya digunakan untuk kulit atau secara topikal. Untuk menghindari iritasi, jangan biarkan obat ini menyentuh mata, hidung, mulut, pangkal paha, atau kulit yang rusak. Jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum mengoleskan obat ini pada bagian yang membutuhkan.
Jika kamu menggunakan cairan atau gel, oleskan beberapa tetes atau lapisan tipis obat untuk menutupi seluruh bagian yang bermasalah menggunakan aplikator yang disediakan. Gunakan obat ini secara teratur untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Jika masalah kulitmu semakin memburuk setelah menggunakan salicylic acid, kamu sebaiknya segera menemui dokter untuk berkonsultasi.
Berapa dosis obat asam salisilat?
Dosis obat ini akan berbeda untuk pasien yang berbeda. Ikuti perintah dokter atau petunjuk pada label obat. Informasi berikut hanya mencakup dosis rata-rata dari obat ini.
Jika dokter menganjurkan dosis yang berbeda, ikuti dosis yang diberikan oleh doktermu. Jangan mengubahnya kecuali sudah berkonsultasi dengan dokter.
Berikut adalah dosis umum yang digunakan untuk mengobati berbagai permasalahan kulit:
1. Mengobati kapalan
Untuk mengobati kapalan, kamu bisa menggunakan salicylic acid dalam bentuk sediaan topikal atau krim. Untuk pengobatan pada dewasa disarankan untuk menggunakan krim 25-60 persen setiap 3 hingga 5 hari sekali.
2. Mengobati jerawat
Salicylic acid dapat digunakan sebagai pengobatan jerawat pada orang dewasa, dengan dosis gel 0,5-5 persen sekali sehari.
3. Mengobati psoriasis
Dewasa dapat menggunakan gel salicylic acid 5 persen sekali sehari untuk mengobati penyakit ini.
4. Mengobati dermatitis kulit ketombe dan antiseboroik
Pengobatan dermatitis kulit pada orang dewasa dan anak-anak 2 tahun ke atas, dapat dilakukan menggunakan lotion salicylic acid 1,8-2 persen di kulit kepala satu atau dua kali sehari.
5. Mengobati kapalan
Gunakan larutan topikal salicylic acid 12-27 persen satu atau dua kali sehari untuk mengobati kapalan pada orang dewasa.
Dosis obat asam salisilat untuk anak
Anak kecil mungkin berisiko lebih tinggi terhadap efek yang tidak diinginkan karena peningkatan penyerapan salicylic acid melalui kulit. Anak-anak kecil mungkin lebih cenderung mengalami iritasi kulit akibat asam salisilat.
Asam salisilat tidak boleh diaplikasikan pada area tubuh yang luas, digunakan untuk jangka waktu yang lama, atau digunakan sebagai penutup kedap udara pada anak-anak. Penggunaan asam salisilat topikal pada anak di bawah 2 tahun tidak dianjurkan.
Apakah obat asam salisilat aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Pada ibu hamil obat ini termasuk dalam kategori C, artinya obat ini masih bisa digunakan, namun sebelumnya kamu perlu berkonsultasi dengan dokter atau diawasi oleh dokter karena mungkin obat ini memiliki efek samping pada janin.
Untuk ibu menyusui, sampai saat ini belum ada penelitian yang memadai guna menentukan risiko penggunaan obat ini terhadap bayi. Namun tetap saja sebaiknya obat ini diberikan kepada ibu menyusui, jika manfaat yang diberikan lebih besar dibandingkan risikonya.
Apa efek samping obat asam salisilat yang mungkin terjadi?
Jika dokter telah mengarahkan kamu untuk menggunakan obat ini, ingatlah bahwa ia telah menilai bahwa manfaatnya lebih besar daripada risiko efek samping. Beberapa orang dapat menunjukkan adanya reaksi tertentu setelah menggunakan obat ini, di antaranya adalah:
- Kulit kemerahan
- Muncul rasa sedikit terbakar dan terkelupas
- Adanya tanda-tanda infeksi (misalnya, nanah, cairan susu, berdarah)
- Adanya pembentukan luka dalam (borok) di tempat perawatan
- Ruam, gatal atau bengkak (terutama pada wajah, lidah, tenggorokan)
- Pusing parah
- Kesulitan bernapas
Jika kamu merasakan adanya efek lain yang tidak tercantum di atas, kamu sebaiknya segera menghubungi dokter atau apoteker.
Peringatan dan perhatian obat asam salisilat
Sebelum memutuskan untuk menggunakan obat ini, beberapa hal harus kamu perhatikan. Hal tersebut dapat membantumu memutuskan apakah obat yang digunakan dapat memberikan manfaat yang lebih besar dibanding risikonya.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang harus kamu pertimbangan, sebelum memutuskan menggunakan obat ini:
1. Alergi
Beri tahu dokter jika kamu pernah mengalami reaksi yang tidak biasa atau alergi terhadap obat ini atau obat lain. Selain itu kamu juga sebaiknya memberitahukan kepada dokter jika kamu memiliki jenis alergi lain, seperti makanan, pewarna, atau hewan.
Untuk pembelian salicylic acid tanpa menggunakan resep, bacalah label atau bahan kemasan dengan hati-hati.
2. Penggunaan pada lansia
Sebenarnya, sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan masalah spesifik penggunaan salicylic acid pada lansia. Belum ada anjuran yang membatasi kegunaan topikal asam salisilat pada orang tua.
Namun, pasien usia lanjut lebih cenderung memiliki penyakit pembuluh darah yang berkaitan dengan usia, yang mungkin membutuhkan kehati-hatian pada pasien yang menerima topikal asam salisilat.
3. Pasien penyakit pembuluh darah atau diabetes
Jika kamu memiliki riwayat penyakit pembuluh darah atau diabetes, sebaiknya kamu berhati-hati dalam menggunakan obat ini. Salicylic acid dapat menyebabkan kemerahan atau ulserasi parah, terutama pada tangan atau kaki.
4. Pasien peradangan, iritasi, atau infeksi kulit
Penggunaan obat ini dapat menyebabkan iritasi parah jika diterapkan pada area kulit yang meradang, teriritasi, atau terinfeksi.
5. Pasien influenza (flu) atau varicella (cacar air)
Jika kamu sedang mengalami kedua penyakit di atas, sebaiknya kamu menghindari penggunaan salicylic acid, hal tersebut karena salicylic acid dapat meningkatkan risiko terkena sindrom Reye.
Interaksi asam salisilat dengan obat lain
Terdapat beberapa obat-obatan tertentu yang sebenarnya tidak boleh digunakan secara bersamaan sama sekali. Namun dalam beberapa kasus lainnya, dua obat yang berbeda dapat digunakan bersama-sama bahkan jika interaksi mungkin terjadi.
Dalam kasus tersebut, dokter mungkin akan melakukan penyesuaian dosis, atau tindakan pencegahan lain mungkin diperlukan. Ketika kamu meminum obat, sangat penting untuk memberitahukan dokter jika kamu sedang mengonsumsi obat lainnya.
Berikut ini merupakan beberapa daftar interaksi salicylic acid dengan obat lainnya, di antaranya adalah:
1. Ketorolac
Obat ini tidak direkomendasikan untuk digunakan bersamaan dengan salicylic acid, dokter mungkin akan mengganti atau meresepkan obat lain, jika kamu sedang menggunakan ketorolac.
2. Abciximab, Anagrelide, Beta Glucan, Bivalirudin dan Certoparin
Obat-obat tersebut diketahui menimbulkan interaksi dengan salicylic acid, dalam beberapa kondisi dokter mungkin saja untuk memberikan kombinasi salicylic acid dengan obat-obatan di atas, namun tentu saja dengan dosis yang disesuaikan.
3. Acebutolol, Amlodipine, Betaxolol, Bisoprolol, dan Captopril
Obat-obatan di atas, diketahui dapat meningkatkan risiko efek samping saat digunakan bersamaan dengan salicylic acid. Namun, pada beberapa kasus kombinasi kedua obat ini mungkin diresepkan oleh dokter.
Penyimpanan salicylic acid
Salicylic acid sebaiknya disimpan di dalam suhu ruang dan terhindar dari cahaya matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak atau hewan peliharaan agar tidak mudah tertelan oleh mereka.
Jangan simpan obat ini di dalam freezer karena dapat mengubah potensi obat tersebut. Sebaiknya, kamu juga tidak menyimpan obat ini di dalam tempat yang lembap seperti kamar mandi.
Pembuangan obat asam salisilat
Asam salisilat dapat rusak dan berubah bentuk jika kamu menyimpan obat dalam tempat atau kondisi yang tidak sesuai. Sebaiknya kamu juga tidak menggunakan obat ini jika sudah melewati tanggal expired date.
Jangan buang asam salisilat langsung ke dalam saluran pembuangan, karena dikhawatirkan dapat mencemari lingkungan. Kamu dapat berkonsultasi kepada apoteker, terkait cara pembuangan obat ini dengan benar.
Nah, itu dia beberapa hal mengenai asam salisilat yang mungkin berguna untukmu. Kamu dapat berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini, agar memastikan obat yang kamu gunakan tepat dosis dan tepat indikasi.
Jika setelah menggunakan obat ini kamu merasakan keluhan tertentu, sebaiknya segera hentikan penggunaan obat ini ya!
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download aplikasi Good Doctor di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.