Share This Article
Kondisi pandemi COVID-19 turut berdampak pada kegiatan belajar anak-anak. Mereka harus membiasakan diri belajar dari rumah karena sekolah ditutup.
Faktanya di lapangan, pembelajaran dari rumah tak hanya jadi tantangan bagi anak-anak, namun juga orang tua. Orang tua harus terlibat dalam proses belajar yang terkadang menguras emosi.
Moms pernah kurang sabar dan terpancing emosi saat mengajari anak? Jika iya, Moms bisa lakukan beberapa tips di bawah ini agar tetap sabar dan menahan kemarahan saat mendampingi anak belajar di rumah.
Teknik mengendalikan amarah pada anak
Ada batasan antara tegas dan marah-marah ya, Moms. Jadi Moms harus pandai mengendalikan diri di depan anak.
Berikut beberapa tips yang bisa Moms lakukan untuk menjaga hati dan pikiran tetap stabil saat mendampingi anak belajar di rumah:
1. Buat komitmen
Cobalah berkomitmen untuk mencoba tetap memegang kendali mulai sekarang. Pertama adalah berkomitmen pada diri sendiri untuk tidak mengatakan apa-apa, tidak bereaksi sama sekali saat perasaan marah terhadap anak muncul.
Beri diri waktu sejenak untuk melakukan apa pun yang perlu Moms lakukan untuk menjadi lebih tenang. Tinggalkan ruang belajar dan beri tahu anak kalau Moms ingin pergi sebentar.
Moms bisa pergi ke kamar tidur atau kamar mandi, lalu kembali ke anak setelah merasa tenang.
2. Luangkan waktu istirahat
Jika Moms merasa akan meledak atau lepas kendali, coba luangkan dulu waktu untuk beristirahat. Ambil waktu menyendiri dan tenangkan pikiran Moms.
Moms bisa cari strategi menenangkan pikiran sendiri. Bisa dengan mendengar musik, membuat teh hangat, menekan stress ball atau sekadar mengirim pesan ke pasangan.
3. Ketahui pemicu emosi muncul
Marah dan berteriak pada anak tidak terjadi secara tiba-tiba, ini biasanya merupakan respons terhadap perilaku tertentu. Dengan kata lain, ada sesuatu yang memicunya.
Jika Moms dapat menemukan apa yang menyebabkan emosi meledak, Moms akan memiliki peluang lebih besar untuk menghindarinya.
Baca Juga : Cara Menyiasati Screen Time Anak dan Tips Aktivitas Seru Saat di Rumah Saja
Faktor penyebab marahnya Moms tak selalu datang dari anak, lho. Bisa juga dari Moms sendiri. Misalnya saja hari itu Moms sangat lelah karena urusan pekerjaan atau sedang penat karena ada masalah lain.
Kondisi seperti ini turut berperan sebagai trigger atau pemicu kemarahan. Jadi coba cari tahu apa yang membuat Moms jadi marah. Ini bisa jadi evaluasi untuk kemudian hari.
4. Terima keadaan
Moms pasti akan kesal jika anak-anak tidak melakukan apa yang kita ingin mereka lakukan. Mereka tidak mendengarkan atau tidak menurut.
Solusi terbaik adalah Moms harus sudah mengantisipasi (expect) dan menerima bahwa hal ini pasti akan terjadi. Dalam arti tertentu, anak Moms sedang melakukan tugasnya, dia sedang menguji batas kemampuannya.
Tugas Moms adalah tetap tenang dan memastikan bahwa anak tahu di mana batasannya dan ketika dia melampaui batasan itu, dia harus diajarkan untuk bertanggung jawab.
5. Jangan terlalu khawatirkan masa depan
Mungkin perasaan marah orang tua yang muncul saat anak tidak mengikuti arahan dikala belajar datang dari rasa khawatir akan masa depan mereka. Dan ini sangat normal.
Moms mungkin bertanya-tanya apakah anak akan berperilaku seperti itu sepanjang hidupnya, bagaimana mereka akan berhasil di dunia nyata jika mereka tidak mengerjakan PR. Semakin Moms mengkhawatirkan masa depan, kecemasan akan semakin meningkat.
Baca Juga : Gagap pada Anak: Penyebab dan Solusi Penanganan yang Perlu Diketahui!
Psikolog memiliki istilah yang disebut kesalahan berpikir, yakni pikiran yang ada di kepala kita yang tidak sesuai dengan kenyataan dan biasanya negatif serta merugikan diri sendiri.
Salah satu kesalahan berpikir itu adalah kecenderungan alami kita untuk menganggap hasil terburuk untuk situasi tertentu.
Pada kenyataannya, hal-hal jarang berubah seburuk yang kita bayangkan. Oleh karena itu, tetaplah berada di dalam batas kamu dan fokuslah pada apa yang dapat Moms lakukan saat ini.
6. Kontrol diri dan pikiran
Ketika Moms mampu mengendalikan diri, anak-anak biasanya juga akan tenang. Ingat, ketenangan itu menular, begitu pula kecemasan. Terbukti bahwa kecemasan orang tua terhadap anaknya berkontribusi signifikan terhadap kecemasan anak.
Saat Moms memutuskan untuk memarahinya, ini justru berdampak anak jadi sangat cemas sehingga sulit berkonsentrasi. Anak merasa didorong untuk melakukan sesuatu dan bereaksi dengan gagal.
7. Berbicaralah pada diri sendiri
Bicaralah pada diri sendiri. Ya, bicaralah pada diri sendiri, Moms! Coba ulangi kata-kata seperti ‘Saya tidak akan bereaksi terhadap perilaku anak saya. Saya akan mundur. Saya akan menarik napas dalam-dalam,’ dalam pikiran.
Self-talk mungkin tampak menipu, tetapi ini adalah alat yang ampuh. Moms dapat mengontrol suara di kepala sehingga menghasilkan ketenangan, bukan kecemasan.
Katakan sesuatu kepada diri sendiri setiap kali Moms merasakan emosi mulai meningkat. Lakukan eksperimen dan gunakan kata-kata yang membantu Moms tetap memegang kendali.
8. Tarik napas dalam
Tarik napas dalam-dalam saat Moms mulai merasa emosi di dalam diri mulai meningkat dan luangkan waktu sejenak untuk memikirkan semuanya. Ada perbedaan besar antara menanggapi dan bereaksi.
Saat merespons, Moms meluangkan waktu untuk memikirkan apa yang ingin Moms katakan.
Pastikan Moms menarik napas dalam-dalam sebelum menanggapi anak karena momen ekstra itu akan memberi Moms kesempatan untuk memikirkan apa yang ingin dikatakan.
Demikian informasi beberapa tips yang bisa Moms lakukan untuk menjaga emosi saat mendampingi anak belajar di rumah. Selamat mencoba, ya!
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar parenting? Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Caranya, buka aplikasi Grab kemudian pilih fitur Kesehatan, atau langsung klik di sini.