Share This Article
Moms, sudah tahukah kamu penyebab anak diare yang paling umum adalah virus, bakteri dan juga parasit? Di luar itu, masih ada beberapa penyebab diare lainnya yang perlu Moms ketahui.
Agar tidak salah mengenali penyebab anak diare, yuk simak penjelasan berikut ini. Dengan mengenali penyebab diare, Moms juga bisa lebih tahu tentang kondisi anak dan bisa lebih hati-hati dalam memilih asupan makanan yang baik untuk menjaga pencernaan.
5 Penyebab anak diare yang perlu diketahui
Meskipun diare bisa saja disebabkan oleh faktor lain, tetapi kelima penyebab di bawah ini adalah yang paling sering dialami oleh anak-anak.
1. Infeksi virus, bakteri dan parasit
Penyebab anak diare yang paling umum adalah infeksi virus, salah satunya rotavirus. Virus ini paling mudah menginfeksi anak-anak atau bayi. Di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat menyediakan vaksin rotavirus sebagai tindakan pencegahan diare pada anak.
Kemudian, bakteri juga menjadi salah satu penyebab anak diare yang banyak terjadi. Salah satunya adalah salmonella. Biasanya salmonella masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Selain itu, ada juga diare pada anak yang disebabkan oleh parasit giardia. Sama seperti salmonella, parasit ini masuk ke dalam tubuh bersama dengan makanan atau air yang terkontaminasi.
Dalam kasus orang dewasa, diare yang cukup parah bisa diatasi dengan pemberian obat diare dan antibiotik. Namun, untuk mengatasi diare pada anak, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter. Karena tidak dianjurkan memberikan obat diare yang dijual bebas untuk anak.
2. Keracunan makanan
Keracunan makanan juga bisa menyebabkan diare pada anak. Umumnya keracunan makanan terjadi karena organisme merugikan terbawa dalam makanan.
Kemudian organisme tersebut menyebabkan infeksi pada usus dan mengganggu fungsi usus dalam menyerap makanan dan air. Sehingga anak lebih cepat membuang feses dalam bentuk cair atau yang disebut mencret.
Jika diare terjadi disebabkan karena keracunan makanan, anak juga akan menunjukkan beberapa gejala lain, termasuk mual, muntah dan nyeri perut. Gejala tersebut biasanya akan reda dalam waktu 24 jam.
Sebelum diare reda, Moms perlu memastikan anak tetap mendapatkan cairan yang cukup, agar terhindar dari dehidrasi. Moms juga perlu menjaga asupan makanan si kecil agar kebutuhan hariannya tetap terpenuhi.
3. Alergi penyebab anak diare
Ada beberapa jenis alergi yang bisa menjadi penyebab anak diare. Dua yang paling sering terjadi adalah alergi susu dan intoleransi laktosa atau kondisi saat tubuh tidak dapat mencerna laktosa. Laktosa sendiri adalah salah satu bentuk gula pada produk olahan susu.
Butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan alergi yang menjadi penyebab anak diare. Namun, jika si kecil terbukti alergi pada kandungan tertentu, maka Moms perlu waspada dalam memilih asupan untuk si kecil agar tak mudah terserang diare.
4. Penyakit celiac
Penyakit celiac atau celiac disease adalah gangguan pencernaan kronis akibat reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap gluten yang ditemukan pada gandum atau sumber gluten lainnya.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya peradangan dan hancurnya lapisan di dalam usus sehingga mengganggu fungsi usus dalam menyerap nutrisi dan mineral. Membuat penderitanya mengalami diare, kembung dan sakit perut.
Jika mengalami kondisi ini, maka anak perlu menghindari makanan yang mengandung gluten. Moms perlu mengubah kebiasaan makan anak dengan mengganti semua asupan dengan makanan bebas gluten.
5. Terlalu banyak minum jus
Memberikan jus buah dalam jumlah banyak ternyata dapat mengakibatkan diare pada balita dan bayi di bawah satu tahun. Ini terjadi karena dalam jus buah mengandung senyawa yang masih sulit dicerna organ anak, hingga penyerapannya tidak maksimal dan berakhir pada terjadinya diare.
Apakah harus menemui dokter untuk mengatasi diare pada anak?
Dalam beberapa kasus, diare pada anak dapat membaik dengan sendirinya. Namun, orang tua perlu menghubungi dokter jika kondisi anak tidak membaik dan menunjukkan gejala seperti:
- Frekuensi diare semakin sering
- Muntah berulang kali
- Muntah berwarna coklat atau hijau
- Demam tinggi lebih dari 39 derajat Celcius
- Feses atau tinja anak bercampur darah atau berwarna hitam
- Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering dan tidak buang air kecil dalam kurun waktu enam jam
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!