Share This Article
Diare terjadi sesekali pada semua orang, tidak terkecuali pada bayi. Pada kondisi diare kotoran yang dihasilkan saat buang air besar bertekstur encer dan terjadi hingga 12 kali dalam sehari.
Diare pada bayi cukup umum jika terjadi sesekali, bahkan sangat normal. Tetapi, terlalu sering diare dapat menyebabkan bayi terlalu banyak kehilangan air.
Seperti apa kotoran bayi pada umumnya?
Pada bayi yang diberi ASI, kotoran bayi biasanya berwarna kuning muda, lunak atau bahkan encer, dan seringkali terdapat potongan kecil yang terlihat seperti biji.
Bayi yang disusui dapat buang air besar setiap kali menyusui. Sedangkan pada bayi yang diberi susu formula, kotoran bayi biasanya akan berwarna kuning sampai kecokelatan dan sekeras selai kacang.
Kotoran berwarna kehijauan adalah hal yang normal. Selama bayi menyusu dan tumbuh secara normal, Moms tidak perlu khawatir.
Kecuali kotoran berwarna putih dan seperti tanah liat, berair dan berisi lendir, atau keras dan kering. Kotoran juga tidak boleh hitam atau berdarah. Jika ya, segera hubungi dokter anak.
Apa penyebab diare pada bayi?
Bayi baru lahir biasanya banyak buang air besar. Namun, jika kotoran bayi sangat encer, keluar lebih banyak, atau bahkan bocor dari popoknya dan lebih sering dari biasanya, maka bayi tersebut sedang mengalami diare.
Jika bayi Moms diberi ASI, perubahan pola makan Moms juga dapat memicu diare pada bayi. Misalnya, jika Moms makan banyak makanan pedas atau manis, ASI Moms mungkin berubah.
Ini mungkin menyebabkan perut bayi keroncongan dan menyusu terlalu cepat yang kemudian menyebabkan diare. Konsumsi obat-obatan seperti antibiotik oleh Moms juga bisa masuk ke ASI dan memicu diare pada bayi.
Bayi mungkin memerlukan obat jika sedang sakit. Beberapa obat dapat melemaskan usus bayi dan menyebabkan diare. Ini termasuk antibiotik untuk infeksi bakteri dan obat untuk infeksi parasit.
Pada bayi yang diberi susu formula, menggunakan susu formula tertentu atau menggantinya dapat menyebabkan diare pada bayi. Alergi susu dan intoleransi susu juga terkadang dapat menyebabkan diare pada bayi.
Adapula beberapa penyebab diare akut, seperti:
- Virus (seperti Rotavirus). Infeksi usus akibat virus adalah penyebab paling umum.
- Bakteri (Seperti Salmonella). Penyebab ini kurang umum, diare seringkali mengandung bercak darah.
- Giardia (parasit). Ini lebih mungkin terjadi wabah di pusat penitipan anak.
- Antibiotik diare. Banyak antibiotik menyebabkan diare ringan. Hubungi dokter anak jika terjadi gejala serius.
- Penyebab serius. Sebagian besar diare akibat bakteri akan hilang dengan sendirinya. Beberapa dapat menyebabkan infeksi usus besar yang parah seperti kolitis Shigella. C. difficile adalah penyebab serius yang dapat terjadi setelah mengonsumsi antibiotik yang kuat.
- Komplikasi serius: Dehidrasi. Ini adalah masalah kesehatan dimana tubuh kehilangan terlalu banyak kehilangan cairan.
Untuk memeriksa keparahan diare, berikut ini tingkat keparahan diare pada bayi yang bisa Moms catat:
- Ringan: 3-5 kotoran encer per hari
- Sedang: 6-9 kotoran encer per hari
- Parah: 10 atau lebih kotoran encer per hari
Baca juga: Si Kecil Baru Belajar Makan? Yuk Moms, Penuhi Nutrisi dengan 6 Buah Ini
Bagaimana mengobati diare pada bayi?
Jika bayi sehat, gejalanya akan hilang dengan sendirinya. Pada bayi yang diberi ASI, dokter anak mungkin akan merekomendasikan agar Moms tetap menyusui seperti biasa.
Sedangkan pada bayi yang diberi susu formula, dokter anak mungkin menginstruksikan untuk memberi bayi minuman khusus yang mengandung elektrolit dan gula.
Apotek biasanya menyediakan oralit atau minuman yang telah dicampur dengan elektrolit yang seimbang untuk bayi baru lahir. Larutan buatan sendiri mungkin tidak memiliki keseimbangan elektrolit yang benar dan oleh karenanya sebaiknya tidak digunakan.
Jika bayi sudah mengonsumsi makanan padat, berikan sedikit makanan yang dapat membantu meredakan diare. Misalnya biskuit, pisang atau sereal. Moms juga harus segera hubungi dokter anak bila diare disertai kondisi berikut:
- Berusia 3 bulan atau lebih muda
- Memiliki suhu 38°C atau lebih tinggi
- Muntah-muntah
- Kurang energi atau mudah tersinggung dan tidak mau makan
- memiliki gejala dehidrasi, seperti mulut kering, tidak buang air kecil selama 3 jam atau lebih.
Jika bayi berusia lebih dari 3 bulan dan mengalami diare ringan dengan sedikit demam selama lebih dari sehari, periksa apakah ia buang air kecil dalam jumlah yang normal. Periksa juga suhunya dengan termometer kemudian hubungi dokter anak.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!