Share This Article
Ada banyak proses penyesuaian yang harus dilakukan seorang ibu ketika memiliki anak. Salah satunya adalah menjaga kesehatan mental di tengah rutinitas mengurus bayi yang menguras energi.
Apabila Moms tidak pandai mengatur hal ini, bukan tak mungkin gejala depresi bisa datang menghampiri. Misalnya ketika selesai menyapih si Kecil, seorang ibu ternyata sangat bisa mengalami tekanan mental yang begitu hebat.
Disebut dengan istilah kesehatan post weaning depression, yuk, kenali apa saja gejala yang ditimbulkan dari gangguan mental tersebut di bawah ini.
Baca juga: Semakin Canggih, Ini Dia Proses Bayi Tabung Embryoscopy dan PGS yang Perlu Diketahui!
Apa itu post weaning depression?
Saat bayi tumbuh dan mulai berhenti menyusu secara langsung, tanpa sadar beberapa ibu akan merasa kehilangan ikatan emosi yang terjalin selama proses menyusui berlangsung.
Kondisi ini jika dikombinasikan dengan rutinitas yang tidak ideal, dan perubahan hormon yang drastis, sangat berisiko menyebabkan depresi pasca-penyapihan.
Dilansir dari Momlovebest, depresi post weaning depression sendiri bisa diartikan sebagai gangguan suasana hati yang mirip dengan depresi pasca-melahirkan.
Seperti namanya, ini terjadi selama atau setelah Moms berhenti menyusui si Kecil dengan air susu ibu (ASI) secara langsung.
Penyebab post weaning depression?
Meski kondisi ini masih jarang diteliti secara ilmiah, namun secara umum para dokter dan ilmuwan percaya bahwa perubahan emosi selama penyapihan, ditambah fluktuasi hormon, sangat mungkin menyebabkan tekanan mental.
Ini karena saat menyusui, tubuh menghasilkan hormon oksitosin yang bisa membuat hati merasa bahagia. Jadi semakin sering Moms menyusui, hormon yang dapat memicu aliran ASI dari payudara tersebut pun, menjadi semakin banyak diproduksi oleh tubuh.
Hal ini membuat para ibu mengalami perasaan tenang dan kasih sayang yang mengikat batin dengan si Kecil. Tak hanya itu, menyusui juga mendorong tubuh memproduksi hormon prolaktin yang diketahui bisa menghasilkan rasa kantuk dan relaksasi.
Ketika pada akhirnya proses menyusui berhenti, otomatis kadar kedua hormon tersebut mulai menurun di otak, dan memicu terjadinya depresi.
Gejala yang ditimbulkan
Setiap wanita memiliki kondisi fisik dan mental yang tidak sama. Sehingga gejala depresi pasca-penyapihan yang muncul pun akan berbeda.
Akan tetapi secara umum gejala-gejala depresi pasca-penyapihan adalah sebagai berikut:
- Kelelahan yang ekstrim.
- Kesulitan tidur di malam hari.
- Kesedihan yang intens.
- Merasa tidak berminat mengurus si Kecil.
- Kecemasan dan kekhawatiran terus-menerus.
- Muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri.
Baca juga: 4 Fakta Penting Menyusui bagi Moms dengan Implan Payudara
Cara mengatasi depresi pasca menyapih
Di bawah ini adalah beberapa tips yang bisa Moms lakukan untuk kembali merasa baikan jika sudah terlanjur mengalami post weaning depression.
Menerima kenyataan
Menyadari bahwa ini merupakan gangguan kesehatan yang nyata, akan membantu Moms siap melangkah ke tahapan penanganan yang lebih baik lagi.
Berkonsultasi kepada dokter
Depresi pasca-penyapihan umumnya merupakan masalah jangka pendek. Saat hormon Moms kembali stabil dan Moms melakukan rutinitas baru, biasanya hal ini akan berhenti dengan sendirinya.
Akan tetapi, jika Moms merasakan kesedihan hebat yang berlangsung lebih dari dua minggu, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter.
Apalagi jika sebelumnya Moms pernah memiliki riwayat depresi baik selama kehamilan maupun dalam kondisi lainnya.
Hidup sehat
Mengurus anak membutuhkan waktu dan energi yang tidak sedikit, termasuk dalam menghadapi proses penyesuaian setelah menyapih.
Oleh karena itu bentengi diri Moms dengan mengalokasikan waktu khusus untuk memanjakan diri, dan pastikan untuk menerapkan kebiasaan sehat, seperti makan makanan bergizi, tidur cukup, dan sejenisnya.
Cari kegiatan lain untuk mengganti momen kebersamaan dengan si Kecil
Ikatan batin Moms dengan si Kecil secara fisik mungkin telah berakhir seiring dengan selesainya proses menyusui. Tapi Moms masih bisa membangun kelekatan emosi dengan berbagai cara lain.
Misalnya dengan memeluk, membelai, dan mencium si Kecil. Buatlah momen quality time bersamanya dengan bermain sesuai level usia si Kecil.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar proses menyusui? Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!