Share This Article
Setiap orang tua pastinya memiliki pola asuh yang berbeda-beda dalam keluarga. Orang tua berusaha untuk menerapkan pola asuh yang dianggap cocok untuk kondisi anak-anak mereka. Namun, tahukah kamu jika para ahli membagi pola asuh ke dalam empat jenis yang berbeda?
Keempat jenis tersebut antara lain pola asuh neglectful atau lalai, authoritarian atau otoriter, permissive atau memanjakan, dan authoritative atau otoritatif. Untuk memahami perbedaan keempat pola asuh tersebut dan mengetahui pola asuh yang tepat untuk anak, berikut penjelasan selengkapnya.
4 jenis pola asuh yang perlu diketahui
1. Neglectful atau lalai
Pola asuh jenis ini sering juga disebut dengan pola asuh yang abai. Di mana orang tua tidak memperlihatkan ketertarikan dalam mengasuh anak. Biasanya disebabkan oleh beban pekerjaan yang banyak dan ekonomi yang sulit.
Ciri-ciri orang tua dengan pola asuh ini antara lain:
- Acuh tak acuh pada anak, mungkin karena kondisi yang terjadi di luar kendali orang tua
- Tidak peduli pada kebutuhan fisik dan emosional anak, di luar kebutuhan dasarnya
- Tidak responsif pada anak
- Secara fisik maupun emosional tidak terikat dalam kehidupan anak
- Serta memungkinkan bersikap kasar pada anak
Menurut sebuah penelitian, orang tua yang punya pengalaman pelecehan di masa kecil, memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjadi orang tua yang kasar dan 1,4 kali lebih mungkin menjadi orang tua yang lalai.
Efek pola asuh neglectful pada anak
Jika pola asuh ini diterapkan, memungkinkan jika di kemudian hari anak akan mengalami beberapa masalah, seperti:
- Kesulitan mengendalikan emosi
- Cenderung mengalami depresi
- Memiliki kesulitan dalam hal akademik
- Kesulitan dalam membangun hubungan sosial
- Antisosial
- Serta mudah cemas
2. Authoritarian atau otoriter
Pola asuh ini seringkali membuat anak merasa terkekang karena banyaknya aturan dari orang tua. Walaupun di sisi lain, pola asuh ini dianggap baik karena dapat membangun kepribadian anak. Anak menjadi tahu batasan-batasan dalam bertindak.
Berikut ciri-ciri orang tua yang menjalani pola asuh ini:
- Selalu menetapkan aturan ketat
- Meminta anak-anak untuk mematuhi semua aturan yang telah dibuat
- Biasanya, jika tidak mematuhi aturan yang telah dibuat, ada hukuman yang harus dijalani
- Menaruh harapan yang tinggi pada anak dan ingin anak mewujudkannya
- Jarang melakukan komunikasi yang terbuka
Efek pola asuh authoritarian pada anak
Seperti yang sudah disebutkan, pola asuh ini dianggap membuat anak paham batasan dalam bertindak. Namun di sisi lain pola asuh ini memiliki sisi negatif, karena dapat menyebabkan beberapa dampak seperti:
- Anak akan menganggap orang tua sebagai pembuat aturan, bukan sosok yang bisa diandalkan dalam berbagai kondisi
- Anak cenderung terlibat perilaku nakal, dibanding anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh lainnya.
- Selain itu, anak-anak yang diasuh dengan pola otoriter lebih banyak murung.
3. Permissive atau memanjakan
Pola asuh permisif atau memanjakan bisa disebut juga pola asuh dengan banyak cinta dan perhatian dari orang tua untuk anak. Karena cinta yang berlebihan itu, justru jadi memanjakan anak dan membuatnya kurang memahami batasan dalam bersikap.
Ciri-ciri dari orang tua yang melakukan pola asuh ini:
- Tidak memberikan batasan pada anak
- Tidak berusaha untuk mengendalikan anak
- Kalaupun membuat aturan, hanya sedikit
- Memberikan kepercayaan pada anak untuk membuat keputusan sendiri
Efek pola asuh permissive pada anak
Meski pola asuh ini memperlihatkan dengan jelas kasih sayang orang tua pada anak, namun para ahli tidak menganjurkan untuk dilakukan. Lantaran pola asuh ini dapat menyebabkan beberapa efek tidak baik seperti:
- Seiring dengan bertambah usia, anak mungkin saja mengalami masalah di luar rumah, karena tidak terbiasa dengan adanya batasan atau aturan
- Sebuah penelitian mengungkapkan anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini cenderung menjadi anak korban perundungan atau bullying. Sementara anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter yang menjadi pelaku perundungan.
- Penelitian lain menyebutkan bahwa pola asuh ini dapat menyebabkan kegemukan dan masalah gigi pada anak-anak.
4. Authoritative atau otoritatif
Pola asuh ini adalah gabungan antara orang tua yang disipilin menegakkan aturan dan menunjukkan kasih sayang pada anak.
Ciri ciri pola asuh otoritatif adalah sebagai berikut:
- Menetapkan aturan atau batasan jelas dan konsisten
- Memberikan kepercayaan kepada anak, sehingga anak merasa mampu mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya
- Memberikan dukungan positif pada setiap kegiatan anak, namun juga bisa melakukan tukar pendapat dengan anak jika dirasa perlu adanya masukan dalam menjalani suatu keputusan
- Mau mendengarkan keluhan anak
Efek pola asuh otoritatif pada anak
Pola asuh ini dianggap dapat membentuk anak tumbuh dengan kepribadian positif. Anak juga akan melihat orang tua dengan wibawanya. Pola asuh ini juga dapat membuat anak lebih percaya diri, karena merasa didukung orang tuanya.
Sayangnya, para ahli menilai pola asuh ini tidak mudah untuk dijalani. Karena orang tua harus bersabar setiap kali anak mengungkapkan masalah yang dihadapinya. Orang tua juga membutuhkan kesabaran untuk bertukar pikiran dengan anak, hingga mencapai suatu kesepakatan tertentu.
Bagaimana pola asuh yang tepat untuk anak?
Dilansir dari greatschools.org, pola asuh otoritatif dianggap yang paling tepat dan efektif. Karena orang tua dianggap ikut terlibat dalam berbagai aspek pertumbuhan anak. Orang tua berusaha empati pada kondisi anak, namun juga tetap memiliki aturan yang konsisten.
Tapi kembali lagi seperti yang sudah disebutkan sebelumnya jika pola asuh ini tidak mudah dijalankan. Karena orang tua membutuhkan kemampuan untuk tegas, di waktu yang bersamaan juga bisa tenang dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan anak.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.