Share This Article
Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap sesuatu yang umumnya tidak berbahaya, namun tubuh menganggapnya berbahaya. Salah satu contohnya adalah alergi latex.
Alergi ini bisa dialami siapa saja yang bersentuhan atau terpapar langsung dengan barang-barang latex. Seperti apa ciri-cirinya dan bagaimana mengatasinya? Berikut penjelasan untuk lebih mengenal alergi latex.
Apa itu alergi latex?
Alergi latex adalah kondisi saat tubuh salah mengira bahan latex sebagai zat yang berbahaya bagi tubuh. Kemudian membuat tubuh mengalami reaksi alergi.
Menurut CDC, alergi latex memengaruhi 1 hingga 6 persen orang di Amerika Serikat. Kondisi reaksi alergi yang muncul bervariasi, ada yang ringan hingga parah. Beberapa bahkan dapat mengancam nyawa.
Ada tiga jenis alergi ini, yaitu:
- Dermatitis kontak iritan. Umumnya tidak mengancam. Terjadi karena paparan berulang dan menyebabkan kulit kering, gatal atau iritasi lain.
- Dermatitis kontak alergi. Biasanya menyebabkan reaksi yang lebih parah dan lebih lama dari dermatitis kontak iritan.
- Reaksi alergi langsung. Ini adalah jenis yang paling serius. Dapat menimbulkan berbagai gejala dari ringan hingga yang mengancam jiwa akibat kontak langsung dengan dengan latex.
Apa itu latex?
Latex adalah karet alam yang dibuat dari bahan getah pohon karet atau yang dikenal dengan nama ilmiah hevea brasiliensis. Latex digunakan di banyak produk yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
Produk yang mengandung latex
Dari banyaknya produk yang mengandung latex, berikut adalah yang paling mungkin menyebabkan alergi latex.
- Pakaian yang mengandung karet latex. Pakaian dalam, celana, jas hujan.
- Alas kaki. Sepatu lari atau sandal dengan bahan mengandung latex.
- Perlengkapan sekolah. Penghapus atau pita perekat.
- Perban elastis penutup luka
- Alat kontrasepsi. Misalnya seperti kondom.
- Produk rumah tangga. Sarung tangan atau wadah penyimpanan yang mengandung latex.
- Barang-barang bayi. Misalnya seperti dot, mainan untuk tumbuh gigi dan popok bayi.
- Balon karet
- Peralatan kesehatan. Seperti sarung tangan, tabung infus, kateter, karet ortodontik.
Apa penyebab alergi latex?
Tubuh salah mengira latex seperti virus atau bakteri. Kemudian sistem kekebalan tubuh akan melepaskan antibodi dan menyebabkan reaksi alergi. Reaksi ini dapat menyebabkan gatal-gatal dan gejala alergi lainnya.
Siapa saja yang lebih berisiko terkena alergi latex?
Tahukah kamu, fakta mengungkapkan bawah sekitar 8 hingga 17 persen petugas kesehatan memiliki alergi latex? Kemungkinan ini terjadi karena semakin banyaknya paparan dari barang mengandung latex yang digunakan oleh petugas kesehatan.
Namun selain petugas kesehatan, dilansir Healthline, berikut adalah orang-orang yang lebih berisiko mengalami alergi jenis ini.
- Orang-orang dengan alergi makanan yang memiliki protein seperti yang terdapat pada getah pohon karet. Kondisi ini disebut juga dengan sindrom makanan latex. Makanan yang termasuk di dalamnya antara lain:
- Penata rambut
- Anak-anak yang pernah menjalani beberapa operasi
- Orang yang sering membutuhkan prosedur kateterisasi
- Penyedia penitipan anak
- Pekerja layanan makanan
- Pengurus rumah tangga
- Orang yang bekerja di industri produk karet
Apa gejala dan ciri-ciri alergi latex?
Terdapat beberapa reaksi yang mungkin terjadi, namun berikut yang paling sering terjadi:
- Gatal pada tangan
- Ruam kulit
- Eksim pada permukaan kulit
Biasanya gejala akan muncul dalam beberapa menit setelah terpapar produk berbahan latex. Namun ada juga reaksi alergi yang berbahaya seperti anafilaksis.
Orang yang mengalami anafilaksis akan menunjukkan gejala sulit bernapas, turunnya tekanan darah dan gejala berbahaya lain sehingga perlu segera ditangani secara medis.
Bagaimana cara mengatasi dan mengobati alergi latex?
Alergi pada latex tidak bisa diobati. Saat ini hanya bisa mengatasi gejala yang muncul. Obat yang diberikan oleh dokter pun berbeda-beda, tergantung dari tingkat keparahan reaksi alergi yang dialami pasien.
Apa saja obat alergi latex yang biasa digunakan?
Pada kasus reaksi alergi ringan, dokter akan memberikan obat antihistamin. Dokter juga mungkin akan memberikan obat kortikosteroid.
Namun jika kamu mengalami reaksi sedang atau parah dokter mungkin akan memberikan obat suntik epinefrin. Obat ini juga digunakan untuk mengatasi reaksi anafilaksis.
Bagaimana cara mencegah alergi latex?
Tidak ada yang bisa mencegah terjadinya alergi latex ketika pertama kali terjadi. Namun jika sudah pernah mengalaminya, kamu bisa mencegah agar kondisi tersebut tidak berulang. beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:
- Hindari produk latex. Jika kamu membutuhkan sarung tangan, cari yang berbahan vinil atau bahan lain yang bebas latex.
- Beri tahu sekitarmu. Ini akan menghindari ketidaksengajaan kontak dengan latex yang disebabkan orang lain.
- Jika alergi dialami pada anak, gunakan gelang penanda alergi. Ini akan membantu jika anak harus dititipkan di tempat penitipan.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!