Share This Article
Tahukah kamu jika ada 2 jenis campak berbeda yang bisa menyerang kesehatan?Ada campak biasa atau rubeola dan campak jerman atau rubella.
Meski selintas sama, kedua jenis campak ini memiliki perbedaan di beberapa aspek. Seperti penyebab dan juga gejala yang muncul.
Untuk memahami keduanya secara menyeluruh, mari kita bahas satu per satu.
Baca Juga: Banyak yang Belum Tahu, Begini Cara Gunakan Test Pack yang Benar
Campak biasa (Rubeola)
Rubeola adalah campak biasanya yang kerap menyerang anak – anak dan disebabkan oleh adanya infeksi virus. Infeksi ini bermula pada sistem pernapasan.
Meski sudah ada vaksin untuk penyakit ini, namun angka kematian masih tinggi. Melansir data WHO, pada 2018 tercatat 140 ribu angka kematian akibat rubeola yang terjadi di seluruh dunia.
Kasusnya kebanyakan terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun. Kasus kematian yang terjadi biasanya karena adanya komplikasi penyakit lain.
Apakah rubeola menular?
Ya, campak sangat mudah ditularkan dari satu orang ke orang lain. Seseorang yang terpapar virus ini 90 persen berisiko terkena penyakit ini.
Rubeola disebabkan oleh virus dari keluarga paramyxovirus yang bisa menular atau berpindah melalui kontak langsung dan juga melalui udara.
Virus ini akan mulai menginfeksi saluran pernapasan lalu menyebar ke seluruh tubuh.
Proses penularan
Rubeola bisa menular melalui batuk, bersin, kontak jarak dekat dengan pasien, atau kontak dengan cairan yang keluar dari tenggorokan dan hidung pasien.
Cairan yang keluar saat bersin atau batuk dari seorang pasien bisa bertahan hidup selama 2 jam di udara.
Pasien campak bisa menularkan penyakitnya mulai 4 hari sebelum munculnya ruam hingga 4 hari setelah ruam muncul.
Wabah rubeola bisa menyebabkan angka kematian tinggi terutama pada anak dan anak yang kekurangan gizi.
Siapa yang berisiko tertular?
Siapapun baik tua maupun muda bisa terinfeksi virus penyebab rubeola ini. Utamanya pada orang-orang yang:
- Anak kecil yang tidak mendapat vaksin campak
- Wanita hamil yang tidak mendapat vaksin
- Seseorang yang sudah mendapat vaksin namun sistem imun tubuhnya tidak membangun kekebalan terhadap virus campak
Gejala rubeola
Rubeola akan mulai muncul gejalanya 10-12 hari setelah seseorang terpapar virus tersebut. Berikut beberapa gejala yang umumnya muncul.
- Diawali dengan demam tinggi
- Batuk
- Hidung berair.
- Sakit tenggorokan
- Mata merah dan berair
- Munculnya bintik-bintik putih kecil kemerahan dengan titik berwarna putih di tengahnya. Bintik ini muncul di area rongga mulut (bercak koplik)
- Munculnya ruam pada kulit berbentuk bercak yang kadang menyambung antara satu sama lain.
Tahap-tahap terjadinya rubeola
Gejala ini muncul dalam beberapa tahap dalam periode yang berjalan antara 2 hingga 3 minggu. Berikut tahapan gejala campak yang terjadi:
- Infeksi dan masa inkubasi. Virus campak membutuhkan masa inkubasi antara 10 hingga 14 hari. Pada periode ini gejala belum mulai muncul.
- Tanda dan gejala yang tidak spesifik. Pada umumnya campak dimulai dengan munculnya demam dari level ringan sampai menengah. Disertai dengan batuk, hidung berair, radang mata, dan sakit tenggorokan. Sakit level rendah ini berlangsung antara 2-3 hari.
- Sakit dan ruam. Pada periode ini pasien mulai mengalami munculnya bercak ruam kemerahan dengan titik berwarna putih di tengahnya. Kondisi ini menyebabkan kulit berwarna kemerahan, biasanya akan mulai terjadi di area wajah.
- Dalam beberapa hari, ruam akan menjalar ke area lengan, badan, paha, dan kaki. Pada waktu yang sama demam akan naik secara bertahap, bahkan bisa mencapai 40-41 derajat celcius.
- Ruam akan mulai berkurang. Diawali dari area wajah sampai area kaki yang terakhir muncul.
- Masa penularan. Pasien campak bisa menularkan penyakitnya selama 8 hari. Terhitung 4 hari sebelum ruam muncul sampai 4 hari setelah ruam muncul.
Penyebab dan faktor risiko campak rubeola
Campak ini disebabkan oleh virus yang datang dari keluarga paramyxovirus. Meski sering terjadi pada anak-anak, campak juga bisa menyerang orang dewasa.
Berikut beberapa faktor yang bisa meningkatkan seseorang berisiko terkena campak:
- Tidak mendapat vaksin. Seseorang yang tidak melakukan vaksin campak memiliki risiko besar untuk tertular virus ini.
- Bepergian ke luar negeri. Campak sangat umum terjadi di negara berkembang. Jadi seseorang yang bepergian ke negara-negara tersebut memiliki risiko tertular.
- Kekurangan vitamin A. Seseorang yang kekurangan asupan nutrisi vitamin A bisa mendapatan gejala dan komplikasi campak yang lebih parah.
Komplikasi
Penyakit campak juga bisa menimbulkan komplikasi penyakit lain yang berbahaya. Berikut beberapa diantaranya:
- Infeksi telinga. Salah satu komplikasi yang umum terjadi adalah terjadinya infeksi bakteri di telinga.
- Bronkitis dan laringitis (radang tenggorokan). Campak bisa sebabkan radang pada kotak suara (laring) dan radang pada dinding bagian dalam yang melapisi saluran udara pada paru-paru (bronkial).
- Radang paru-paru. Komplikasi yang juga umum terjadi adalah pneumonia atau radang paru-paru. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang tidak sehat bisa mengalami gejala pneumonia yang parah dan bisa berakibat fatal.
- Radang otak. 1 dari 1.000 orang yang menderita campak tercatat mengalami komplikasi yang disebut ensefalitis. Kondisi ini bisa terjadi langsung setelah campak atau bisa beberapa bulan setelah campak sembuh.
- Masalah kehamilan. Ibu hamil yang terserang campak memiliki risiko kelahiran prematur, bayi dengan berat lahir rendah, hingga kematian pada ibu.
Pengobatan
Melansir dari situs WHO, tidak ada pengobatan khusus untuk virus campak. Namun, komplikasi parah akibat campak bisa ditekan dengan perawatan tertentu.
- Memastikan pasien mendapat asupan nutrisi baik yang cukup.
- Memberikan cairan sesuai standar WHO agar mencegah dehidrasi yang timbul akibat diare dan muntah.
- Pemberian antibiotik untuk mengobati infeksi yang terjadi pada mata telinga, dan pneumonia.
- Pada anak yang menderita campak harus menerima dua dosis suplemen vitamin A, yang diberikan 24 jam terpisah.
Konsumsi vitamin A ini digunakan untuk mencegah kerusakan mata dan kebutaan. Suplemen vitamin A juga terbukti mengurangi jumlah kematian akibat campak.
Pencegahan
Dilansir dari Mayo Clinic, The Centers for Disease Control and Prevention menyarankan pemberian vaksin pada anak dan orang dewasa untuk mencegah penularan campak.
Vaksin pada anak biasanya mulai diberikan saat usianya menginjak 12-15 bulan. Pada tahap awal dokter akan memberikan dosis pertama vaksin ini.
Vaksin kedua akan diberikan saat anak berusia antara 4 sampai 6 tahun. Selain itu, orang dewasa dengan sistem imun rendah dan berisiko tertular juga disarankan untuk menghubungi dokter agar mendapat vaksin yang tepat.
Campak jerman (rubella)
Rubella memang terlihat mirip dengan rubeola, yang ditandai dengan munculnya ruam kemerahan. Namun campak jenis ini disebabkan oleh virus yang berbeda.
Selain itu, campak jenis ini juga tergolong lebih ringan dan tidak terlalu menular ketimbang rubeola. Selain ruam, penderita rubella biasanya juga mengalami demam dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Campak jerman tergolong infeksi ringan yang bisa sembuh dalam 1 minggu bahkan tanpa penanganan khusus. Namun, bisa berbahaya bagi ibu hamil karena bisa menyebabkan kesehatan janin terganggu.
Gejala campak jerman
Tanda atau gejala yang muncul pada anak-anak biasanya sangat sulit diketahui. Gejala ini biasanya muncul 2-3 minggu setelah seseorang terpapar virus ini.
Gejala yang muncul biasanya berlangsung antara 1-5 hari. Berikut beberapa gejala yang umum terjadi:
- Demam ringan sekitar 38.9 celcius atau lebih rendah.
- Sakit kepala.
- Hidung tersumbat atau berair.
- Mata merah dan meradang.
- Terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening lunak yang ada di pangkal tengkorak, belakang leher, dan belakang telinga.
- Ruam halus berwarna merah muda yang biasanya muncul pertama kali di wajah. Lalu menyebar secara cepat ke seluruh tubuh, lengan, dan kaki.
- Terasa nyeri sendi, utamanya terjadi pada wanita muda.
Meski gejalanya tergolong ringan, ada baiknya untuk segera hubungi dokter apabila kamu mengalami gejala tersebut. Terutama jika gejala terjadi pada ibu hamil.
Penularan rubella
Sama seperti campak biasa, rubella juga bisa menular dengan cara yang sama. Yakni kontak langsung dan paparan cairan yang keluar dari mulut dan tenggorokan pasien.
Bedanya pada masa penularan. Pasien rubella bisa menularkan penyakitnya antara 1 minggu sebelum ruam muncul, hingga 2 minggu setelah ruam hilang.
Pengaruh campak rubella pada ibu hamil
Rubella bisa sangat membahayakan jika terjadi pada ibu hamil. Karena infeksinya bisa ditularkan ke janin di dalam kandungan.
Ibu hamil yang terpapar virus rubella berisiko tinggi akan mengalami keguguran atau kematian bayi di dalam kandungan. Bayi yang lahir juga kemungkinan mengalami cacat lahir, diantaranya:
- Pertumbuhan tertunda
- Cacat intelektual
- Tuli
- Cacat jantung
- Fungsi organ tidak berjalan normal
Penanganan rubella
Umumnya rubella bisa sembuh dengan perawatan di rumah. Biasanya dokter akan menyarankan pasien untuk bedrest dan mengonsumsi obat acetaminophen (Tylenol).
Acetaminophen dapat membantu mengurangi rasa ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh demam serta nyeri atau sakit yang terjadi.
Orang yang terkena campak jerman disarankan untuk tetap di rumah agar tidak menularkan penyakitnya ke orang lain.
Ibu hamil biasanya akan diberikan perawatan antibodi yang disebut hyperimmune globulin. Perawatan ini dilakukan untuk melawan virus dan mengurangi gejala yang timbul.
Baca Juga: Tips Mencegah Asam Lambung Naik saat Puasa
Pencegahan
Untuk mencegah tertular campak jerman, kita disarankan untuk mendapatkan kombinasi vaksin MMR atau measles-mumps-rubella.
- Pada anak-anak, dokter menyarankan pemberian vaksin saat usianya 12-15 bulan. Dilanjutkan saat anak menginjak usia 4-6 tahun. Anak perempuan sangat penting untuk mendapat vaksin agar mencegah terjadinya rubella saat hamil.
- Bayi yang lahir dari seorang ibu yang sudah mendapat vaksin saat hamil biasanya kebal dari rubella hingga 6-8 bulan setelah lahir.
- Jika ada kemungkinan bepergian ke luar negeri dengan bayi, pastikan si bayi sudah mendapat vaksin sejak usianya 6 bulan.
Kamu tidak diharuskan mendapatkan vaksin MMR jika:
- Sudah 2 kali vaksin rubella setelah berusia 12 bulan.
- Pernah melakukan cek darah dan menunjukkan hasil jika kamu kebal terhadap virus penyebab penyakit ini.
- Lahir sebelum tahun 1957.
Kamu disarankan mendapatkan vaksin MMR apabila:
- Tidak hamil dan tidak dalam masa subur.
- Bekerja di fasilitas medis, rumah sakit, atau pusat penitipan anak.
- Berencana bepergian ke luar negeri.
Vaksin ini tidak disarankan untuk kamu yang:
- Sedang hamil atau merencanakan kehamilan dalam 4 minggu ke depan.
- Orang yang pernah mengalami reaksi alergi terhadap gelatin, antibiotik neomisin, atau bahkan vaksin MMR sebelumnya.
Jika kamu memiliki kanker, penyakit terkait darah penyakit lain, dan sedang mengonsumsi obat yang pengaruhi sistem imun, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mendapat vaksin MMR ini.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!