Share This Article
Sebelum membahas apa itu bakteri staphylococcus aureus lebih jauh, kamu pasti menginginkan kulit yang sehat, selain membuat nyaman tentu juga bikin lebih percaya diri.
Namun ternyata, kulit juga bisa menjadi tempat bakteri hinggap. Salah satunya adalah staphylococcus aureus.
Apa itu bakteri staphylococcus aureus?
Bakteri ini sebenarnya tidak membahayakan, tetapi bila sampai masuk terlalu dalam di kulit, staphylococcus aureus ini baru menginfeksi saat bisa masuk ke tubuh melalui lapisan kulit yang terbuka akibat luka.
Sebelum menginfeksi, staphylococcus aureus bisa menyebar melalui udara dan debu yang hinggap di kulit, atau juga bisa karena kontak kulit. Kulit kamu saat normal mempunyai pelindung alami terhadap bakteri ini.
Namun, saat kulit terluka, ada kemungkinan bakteri staphylococcus aureus dapat masuk ke dalam tubuh dan mengakibatkan infeksi.
Gejala saat terinfeksi staphylococcus aureus
Gejala terinfeksi staphylococcus aureus tergantung pada area kulit yang terinfeksi. Infeksi kulit dari staphylococcus aureus, muncul sebagai area benjolan atau sakit pada kulit yang dapat menyerupai gigitan serangga.
Tanda bagian kulit yang biasanya terinfeksi adalah:
- Berwarna merah
- Menjadi meradang
- Terasa menyakitkan
- Terasa panas saat disentuh
- Ada cairan nanah
Gejala infeksi dalam tahap serius dapat meliputi:
- Merasakan demam tinggi
- Badan terasa panas dingin
- Pusing
- Nyeri otot
- Nyeri dada
- Batuk
- Sesak napas
Infeksi kulit akibat bakteri staphylococcus aureus
1. Bisul
Jenis infeksi bakteri staphylococcus aureus yang paling umum adalah bisul, dengan kantong nanah yang berkembang di folikel rambut atau kelenjar minyak. Kulit di atas area yang terinfeksi biasanya menjadi merah dan bengkak.
Jika bisul menjadi pecah dan terbuka, itu mungkin akan mengeringkan nanah. Bisul paling sering terjadi di bawah lengan atau sekitar pangkal paha atau bokong.
2. Impetigo
Impetigo adalah infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah. Ruam atau lepuhan yang menular dan seringkali menyakitkan ini dapat disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus.
3. Staphylococcal scalded skin syndrome
Racun yang dihasilkan sebagai akibat dari infeksi staphylococcus aureus dapat menyebabkan sindrom kulit melepuh (staphylococcal).
Sebagian besar terjadi pada bayi dan anak-anak, kondisi ini memiliki demam, ruam dan kadang lecet. Ketika lecet pecah, lapisan atas kulit terlepas – meninggalkan permukaan merah dan mentah yang terlihat seperti luka bakar.
Baca juga: Sering Mencukur Rambut Kemaluan, Hati-hati Bisa Kena Bisul
Penyebab bakteri staphylococcus aureus
Banyak orang yang membawa bakteri staphylococcus aureus tetapi tidak mengalami infeksi staphylococcus aureus. Namun, jika kamu mengalami infeksi ini, ada kemungkinan infeksi disebabkan oleh bakteri yang telah kamu bawa selama beberapa waktu.
Bakteri ini juga dapat ditularkan antar manusia. Sebab, bakteri ini sangat kuat, dan dapat tinggal di benda mati seperti sarung bantal atau handuk cukup lama. Bakteri ini bisa berpindah ke orang selanjutnya yang menyentuh benda tersebut.
Bakteri staphylococcus aureus dapat bertahan pada benda yang kering, suhu yang ekstrem, atau pada benda dengan kadar garam yang tinggi.
Faktor-faktor risiko yang meningkatkan infeksi staphylococcus aureus
Berbagai faktor risiko yang bisa meningkatkan infeksi staphylococcus aureus berasal dari sistem imun tubuh. Risiko juga bisa berasal dari kondisi kesehatan, atau pengobatan tertentu juga dapat menyebabkan rentan terhadap infeksi ini.
Baca juga: Agar Tetap Sehat, Ini 7 Cara Meningkatkan Imunitas Tubuh
Orang-orang yang lebih mudah terkena infeksi staphylococcus aureus:
- Penderita diabetes yang menggunakan insulin
- Penderita HIV/AIDS
- Penderita gagal ginjal yang memerlukan dialisis
- Melemahnya sistem imun, baik akibat penyakit atau pengobatan yang menekan sistem imun
- Penderita kanker, terutama yang menjalani kemoterapi atau radiasi
- Penderita gangguan kulit, dari kondisi seperti eksim hingga gigitan serangga
- Penderita penyakit pernapasan, seperti cystic fibrosis atau emfisema
Pengobatan untuk infeksi staphylococcus aureus
1. Antibiotik
Dokter dapat melakukan tes untuk mengidentifikasi jenis infeksi atau penyebab infeksi terlebih dulu, serta memilih antibiotik yang akan bekerja paling baik.
Antibiotik biasanya diberikan untuk mengatasi infeksi ini seperti jenis cephalosporin, nafcillin atau antibiotik tertentu, obat-obatan sulfa atau vancomycin.
Vancomycin biasanya diperlukan untuk mengatasi infeksi staphylococcus aureus karena terlalu banyak turunan dari bakteri ini yang telah menjadi kebal terhadap obat-obatan tradisional lain.
Namun, vancomycin dan beberapa antibiotik lain harus diberikan secara intravena. Jika kamu diberikan antibiotik oral, pastikan kamu mengonsumsinya sesuai petunjuk, dan habiskan resep obat yang diberikan oleh dokter.
2. Drainase luka
Jika kamu memiliki infeksi kulit, dokter mungkin akan melakukan sayatan pada luka untuk mengeringkan cairan yang berkumpul.
Tanyakan pada dokter tanda-tanda dan gejala yang harus kamu awasi yang dapat mengindikasikan memburuknya infeksi.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!