Share This Article
Difteri merupakan infeksi bakteri serius yang memengaruhi selaput lendir tenggorokan dan hidung. Penyakit ini bisa ditularkan kepada orang lain.
Sama seperti penyakit pada umumnya, seseorang yang mengalami kondisi ini juga menunjukkan gejala yang dapat terlihat.
Apa itu difteri?
Difteri merupakan penyakit menular yang dapat menyebar dari orang ke orang melalui batuk, bersin, atau luka terbuka. Penyakit ini dapat menyerang seseorang dari segala usia. Meskipun demikian, penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi.
Penyebab penyakit difteri
Sama halnya dengan penyakit lainnya, difteri tidak terjadi begitu saja dan memiliki penyebabnya sendiri.
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri tersebut biasanya berkembang biak di atau dekat permukaan tenggorokan. Bakteri ini dapat menyebar dengan cara:
- Tetesan di udara: Ketika seseorang yang terinfeksi bakteri tersebut bersin atau batuk, serta melepaskan kabut dari tetesan yang terkontaminasi, orang-orang terdekat dapat menghirup C. diphtheria. Difteri dapat menyebar dengan mudah melalui cara ini, terutama pada kondisi keramaian
- Barang pribadi atau barang rumah tangga yang terkontaminasi: Terkadang orang-orang dapat terinfeksi penyakit ini dengan cara menyentuh barang-barang milik seseorang yang terinfeksi, misalnya saja tisu bekas atau handuk tangan, yang mungkin terkontaminasi difteri. Kamu juga dapat terinfeksi difteri dengan menyentuh luka yang terinfeksi
Gejala difteri yang perlu diwaspadai
Gejala pada difteri seringkali muncul dalam 2 atau 5 hari setelah terjadinya infeksi. Beberapa orang tidak mengalami gejala, dan sebagian memiliki gejala yang ringan yang hampir mirip dengan gejala flu.
Gejala difteri yang paling terlihat adalah lapisan abu-abu yang tebal di tenggorokan dan amandel. Gejala umum lainnya termasuk:
1. Demam ringan
Seseorang mengalami demam jika suhu tubuhnya naik di atas kisaran normal (36-37°C). Demam merupakan tanda umum terjadinya infeksi.
Ketika infeksi terjadi, sistem kekebalan akan meluncurkan serangan untuk mencoba menghilangkan penyebabnya. Pada difteri, demam berlangsung ringan.
Demam biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Namun, jika suhu tubuh naik terlalu tinggi, itu merupakan gejala infeksi parah yang memerlukan perawatan medis.
2. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher
Kelenjar getah bening merupakan kelenjar kecil yang menyaring getah bening, yakni cairan bening yang bersirkulasi melalui sistem limfatik. Mereka dapat menjadi bengkak sebagai respons terhadap infeksi atau tumor.
Pembengkakan kelenjar getah bening yang terjadi di leher dapat disebabkan oleh suatu kondisi tertentu, misalnya saja infeksi telinga, flu, infeksi sinus, serta difteri.
3. Sakit tenggorokan
Sakit tenggorokan adalah rasa sakit, kering, atau gatal di tenggorokan. Kebanyakan sakit tenggorokan disebabkan oleh infeksi atau dari faktor lingkungan, seperti udara. Meskipun sakit tenggorokan terkadang bisa terasa tidak nyaman, biasanya ini dapat hilang dengan sendirinya.
Jika kamu mengalami sakit tenggorokan biasanya kamu akan mengalami gejala seperti rasa gatal, rasa terbakar, tenggorokan terasa kering, serta dapat menimbulkan iritasi. Tak jarang sakit tenggorokan juga dapat menyebabkan suara menjadi serak.
4. Hidung berair
Mukus bukan hanya bahan berlendir yang terdapat di dalam hidung, ini sebenarnya memiliki tujuan yang bermanfaat. Mukus dapat menjebak bakteri, kuman, serta serpihan lainnya dan mencegah mereka memasuki paru-paru.
Pada beberapa kasus, seperti ketika kamu mengalami alergi, flu, atau kondisi lainnya yang menyebabkan hidung berair, mukus dapat keluar dari hidung atau ke tenggorokan. Ketika mukus keluar dari hidung, ini dapat disebut sebagai tetes hidung atau rhinorrhea.
5. Gejala difteri dapat menyebabkan sesak napas
Gejala difteri lainnya yang dapat ditunjukkan oleh seseorang adalah kesulitan bernapas.
Ketika kamu kesulitan untuk bernapas, ini akan terasa sulit atau tidak nyaman bagi kamu untuk mengambil oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Kamu mungkin akan merasa tidak cukup mempunyai udara.
Terkadang kamu akan mengalami kondisi ini dikarenakan oleh hidung tersumbat atau latihan yang intens. Namun, kondisi ini juga dapat menjadi salah satu gejala penyakit serius, termasuk difteri.
Baca juga: Kenali Bahaya Difteri, Penyakit yang Serang Jalan Nafas
Gejala difteri tersebut patut diwaspadai. Meskipun difteri dapat diobati oleh pengobatan, namun pada tahap lanjut, difteri dapat merusak jantung, ginjal, atau bahkan sistem saraf.
Oleh karena itu, sebaiknya jika mengalami gejala-gejala di atas, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut agar tidak menyebabkan masalah lain yang berbahaya.
Oleh karena itu, sebaiknya jika mengalami gejala-gejala di atas, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut agar tidak menyebabkan masalah lain yang berbahaya.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!