Share This Article
Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi momok untuk kebanyakan masyarakat Indonesia. Kekhawatiran akan terjangkitnya penyakit yang berasal dari gigitan nyamuk ini semakin bertambah saat musim penghujan tiba.
Tren DBD di Indonesia sendiri terus terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Deteksi dini dan penanganan yang terlambat mengakibatkan meningkatnya kasus yang berakhir dengan kematian.
Lalu, apa saja gejala dan cara pencegahan yang bisa dilakukan agar terhindar dari demam berdarah dengue?
Apa itu penyakit demam berdarah dengue?
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam serius yang ditularkan oleh nyamuk betina Aedes aegypti.
Demam berdarah dengue menyerang sistem peredaran darah manusia. Oleh karena itu, penyakit ini bisa menjadi lebih serius jika seseorang tidak segera mendapat penanganan yang tepat. Perawatan terlambat hanya akan memperbesar risiko dampak buruk hingga kematian.
Apa penyebab penyakit demam berdarah dengue?
Demam berdarah dengue bisa menjangkiti seseorang yang telah mendapat gigitan dari nyamuk betina Aedes aegypti. Nyamuk tersebut membawa virus pemicu yang berasal dari keluarga Flaviviridae, dengan empat jenis virus yang dikenal dengan serotipe (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4).
Serotipe tersebut bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk. Virus kemudian mengambil alih mekanisme sel-sel tubuh seseorang. Serotipe demam berdarah dengue bekerja dengan membentuk komponen protein baru untuk memperbanyak diri.
Setelah itu, komponen baru dari virus yang telah bertambah jumlahnya akan dilepaskan ke sistem sirkulasi darah, dan menyebar ke seluruh bagian tubuh. Ini adalah awal mula terjadinya berbagai gejala yang akan dirasakan penderita demam berdarah dengue.
Ciri-ciri nyamuk demam berdarah
Nyamuk dapat dibedakan dari jenis nyamuk lainnya berdasarkan warna tubuhnya yang hitam dan khas. Keunikan dari nyamuk ini adalah pola terang dan gelap di perut dan dadanya, serta di bagian kaki.
Ciri-ciri lain dari nyamuk demam berdarah adalah kebiasaannya bertelur. Mereka biasanya menaruh telurnya di wadah berisi air di sekitaran rumah. Termasuk di tempat-tempat yang tidak terpakai seperti bekas botol, ban hingga sampah lain yang bisa menampung air.
Selain itu, ciri-ciri nyamuk demam berdarah yang tidak boleh kamu anggap remeh adalah masa hidupnya yang panjang karena biasanya nyamuk ini beristirahat di tempat gelap (mulai dari lemari, kolong tempat tidur hingga di balik tirai) sehingga jauh dari predator.
Siapa saja yang lebih berisiko terkena demam berdarah dengue?
Ada dua faktor yang membuat kamu memiliki risiko besar terjangkit virus DENV, yaitu:
- Bepergian ke wilayah-wilayah rentan DBD. Asia Tengah dan Asia Tenggara adalah dua kawasan tropis yang memungkinkan Aedes aegypti berkembang dengan subur.
- Infeksi DBD sebelumnya. Seseorang yang belum dinyatakan sembuh total tetapi memutuskan untuk berhenti mengonsumsi obat medis sangat berisiko untuk terinfeksi kembali.
Apa gejala dan ciri-ciri demam berdarah dengue?
Virus DENV yang dibawa nyamuk betina memiliki masa inkubasi seminggu. Periode inilah waktu seseorang merasakan gejala-gejala yang membuat tubuh tidak nyaman.
Menurut Kementerian Kesehatan, gejala yang paling umum dari DBD adalah demam tinggi sepanjang hari.
Tidak seperti demam biasa, suhu badan yang terus naik akan disertai beberapa rasa nyeri pada sejumlah bagian tubuh, terutama kepala dan punggung.
Dalam beberapa kasus, ada sejumlah tanda-tanda yang muncul berupa nyeri ulu hati. Selain itu, gejala umum yang bisa dirasakan seorang penderita demam berdarah dengue (DBD) adalah:
- Mual dan muntah
- Nyeri otot, sendi, dan tulang
- Nyeri pada bagian belakang mata
- Pembengkakan kelenjar
- DBD munculkan bintik merah atau ruam di kulit
Ruam dan bintik demam berdarah berwarna merah cerah dan biasanya muncul pertama kali pada tungkai bawah dan dada. Bintik demam berdarah ini biasanya muncul di hari ketiga kamu terinfeksi dan bertahan selama 2 hingga 3 hari setelahnya.
Fase demam berdarah
Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada tiga fase yang akan dilewati penderita demam berdarah. Yaitu demam, kritis dan sembuh.
Fase demam terjadi selama 2-7 hari, sementara fase kritis demam berdarah berlangsung selama 24-48 jam setelahnya. Jika fase kritis sudah dilewati, maka kamu akan masuk ke fase sembuh dan pemulihan.
Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi akibat demam berdarah dengue?
Demam berdarah dengue adalah pintu masuk menuju beberapa penyakit lain jika tidak ditangani dengan tepat. Dua di antara yang paling banyak muncul adalah kelenjar getah bening dan kerusakan pembuluh darah.
Perdarahan ini bisa menyebabkan dengue shock syndrome (DSS), yang memiliki gejala pupil melebar, tekanan darah menurun drastis, nadi melemah, napas tidak beraturan, dan keringat dingin berlebihan.
Risiko kematian pada DSS lebih besar dari DBD, disebabkan oleh kegagalan fungsi organ.
Baca Juga : Jangan Sepelekan Demam Berdarah, Yuk Ketahui Gejala-gejalanya!
Bagaimana cara mengatasi dan mengobati demam berdarah dengue?
Penanganan demam berdarah dengue sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu melalui perawatan medis dan mandiri.
1. Perawatan oleh dokter
Gejala DBD yang telah disebutkan di atas memiliki kemiripan dengan tanda-tanda penyakit malaria dan tifus. Langkah pertama yang akan dilakukan dokter adalah menanyakan gejala yang dialami, lalu melakukan pemeriksaan fisik, seperti tes darah untuk mengetahui kadar trombosit saat DBD.
Trombosit merupakan sel darah yang berfungsi untuk proses pembekuan. Jumlah trombosit bisa menunjukkan adanya gangguan kesehatan pada manusia, termasuk saat DBD. Pasien DBD memiliki jumlah trombosit di bawah ambang batas normal, yaitu 150.000 per mikroliter.
Rawat inap adalah tahapan selanjutnya yang akan kamu dapatkan. Di masa-masa ini, dokter akan melakukan penanganan dengan mengobati gejala-gejala yang dirasakan. Salah satunya adalah meningkatkan jumlah trombosit saat DBD pada tubuh hingga batas normal.
2. Cara mengatasi DBD di rumah
Penanganan mandiri biasanya dilakukan sebelum pergi ke dokter untuk mengetahui apa yang sedang terjadi pada tubuh. Dalam hal ini, kamu bisa melakukan beberapa hal untuk meringankan gejala yang dirasakan, seperti:
- Istirahat dengan porsi yang lebih banyak dari biasanya.
- Menggunakan parasetamol sebagai pereda nyeri dan demam. Sebaiknya kamu tidak menggunakan aspirin atau ibuprofen, karena bisa menyebabkan pendarahan.
- Minum banyak air putih. Asupan cairan sangat dibutuhkan tubuh untuk mengembalikan fungsi-fungsi organ seperti sedia kala.
Jika dalam lima hari kondisi tak kunjung membaik, itu tandanya gejala yang kamu rasakan bukan demam biasa. Segera periksa ke dokter untuk mendapat diagnosis dan penanganan yang tepat.
Apa saja obat demam berdarah dengue yang biasa digunakan?
Penanganan pada pasien atau penderita hanya bersifat suportif dan simtomatis. Artinya, pengobatan difokuskan pada gejala-gejala yang ada.
Misalnya, saat seseorang sedang mendapat perawatan di rumah sakit karena DBD, tenaga medis akan memberikan obat yang bisa membuat kekebalan tubuh meningkat.
Dengan begitu, virus akan semakin mudah teratasi sampai kondisi pasien berangsur pulih.
Obat DBD alami
Meski belum ada obat medis yang secara spesifik digunakan untuk menyembuhkan DBD. Namun, ada beberapa bahan alami yang kerap digunakan untuk obat DBD.
Melansir NDTV, berikut beberapa bahan alami yang kerap digunakan untuk mengatasi demam berdarah dengue (DBD):
- Jus daun pepaya. Jus ini termasuk obat yang baik untuk meningkatkan jumlah trombosit. Selain itu, meningkatkan kekebalan dan juga membantu dalam mengobati demam berdarah dengue.
- Jus jambu biji segar. Jambu biji kerap disebut sebagai buah demam berdarah. Minuman ini punya banyak nutrisi termasuk kandungan vitamin C tinggi yang membantu membangun kekebalan.
- Biji fenugreek. Air rebusan fenugreek tinggi kandungan vitamin C, K, dan serat yang mampu menurunkan demam dan meningkatkan kekebalan tubuh.
- Jus giloy. Salah satu obat terkenal untuk demam berdarah dengue. Jus giloy meningkatkan metabolisme dan membangun kekebalan.
Menggunakan angkak untuk DBD
Sebuah studi yang dilakukan di Universitas Lampung mengkaji penggunaan angkak untuk DBD. Dalam jurnal mereka, peneliti menyebut kalau angkak bisa meningkatkan sistem imun spesifik dan jumlah trombosit.
Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa angkak termasuk obat tradisional yang mengandung isoflavon dan lovastatin yang berperan sebagai senyawa anti inflamasi dan meningkatkan trombosit.
Apa saja makanan dan pantangan untuk penderita DBD?
Berikut adalah makanan yang harus dihindari penderita DBD:
- Makanan berminyak/goreng
- Makanan pedas
- Minuman berkafein
- Minuman bersoda
- Makanan tinggi lemak
- Hindari makanan non-vegetarian
Berikut adalah makanan dan buah yang baik untuk penderita demam berdarah:
- Daun pepaya
- Pomegranate
- Air kelapa
- Kunyit
- Fenugreek (Methi)
- Jeruk
- Brokoli
- Bayam
- Buah kiwi
Baca Juga : Vaksin DBD Dengvaxia: Petunjuk Penggunaan dan Efek Samping
Bagaimana cara mencegah DBD?
Baik WHO maupun Kemenkes RI sendiri telah memaparkan bahwa belum ada pengobatan yang efektif untuk proses penyembuhan DBD.
Untuk itu, perlu adanya pencegahan agar kamu tidak terjangkit virus DENV dari nyamuk yang berasal dari genus Aedes itu.
Kemenkes RI telah menggencarkan kampanye 3M Plus sebagai langkah pencegahan demam berdarah dengue, yaitu:
- Menguras: membersihkan tempat atau wadah penampungan air, seperti ember, bak mandi, dan tempat air minum.
- Menutup: tidak membiarkan terbuka tempat-tempat penampungan air, seperti kendi, toren air, dan drum.
- Memanfaatkan kembali: menggunakan kembali barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.
Adapun ‘Plus’ pada gerakan 3M Plus adalah:
- Menaburkan bubuk larvasida di tempat penampungan air yang tidak mudah untuk dibersihkan.
- Menggunakan obat nyamuk untuk pencegahan gigitan atau penularan dari Aedes aegypti.
- Menggunakan kelambu di kamar atau tempat tidur.
- Menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender dan geranium.
- Memelihara ikan yang dapat memangsa jentik nyamuk.
- Mengubah kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang dapat menjadi tempat berkembangbiak nyamuk.
- Mengatur ventilasi dan cahaya dalam rumah.
Fogging DBD
Salah satu cara mencegah demam berdarah yang sering dilakukan di masyarakat adalah dengan fogging DBD. Tujuannya adalah mengurangi populasi nyamuk dengan menyemprotkan insektisida.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Enfermería Clínica, disebutkan kalau metode fogging DBD ini lebih ampuh ketimbang penggunaan kawat nyamuk.
Kamu tidak perlu khawatir terhadap keamanan metode ini. Karena WHO sendiri sudah menjamin kalau asap yang dihasilkan tidak berbahaya bagi manusia.
Tentang penyakit demam berdarah pada anak
Gejala demam berdarah dengue umumnya ringan pada anak-anak yang lebih muda dan mereka yang baru pertama kali mengidap penyakit tersebut.
Anak-anak yang lebih tua, orang dewasa, dan mereka yang pernah mengalami infeksi DBD sebelumnya mungkin memiliki gejala sedang hingga parah.
Pereda nyeri dengan asetaminofen dapat meredakan sakit kepala dan nyeri yang berhubungan dengan DBD pada anak. Pereda nyeri dengan aspirin atau ibuprofen harus dihindari, karena dapat membuat perdarahan lebih mungkin terjadi.
Demam berdarah dan malaria
Baik demam berdarah dengue maupun malaria, keduanya ditularkan oleh gigitan nyamuk. Keduanya juga punya kemiripan gejala.
Berikut gejala DBD yang mirip dengan gejala malaria:
- Sakit kepala
- Kelemahan secara umum
- Nyeri otot yang intens
- Nyeri punggung bawah
- Sakit seperti sedang flu
- Menggigil
- Mual
- Muntah
- Batuk
- Diare
Kemiripan gejala tipes dan DBD
Gejala tipes dan DBD atau demam berdarah dengue memiliki gambaran klinis dan epidemiologi yang serupa, dan sulit dibedakan pada masa awal penyakit ini menyerang.
Gejala tipes biasanya ditandai dengan adanya gangguan pencernaan seperti diare maupun sembelit, lalu nyeri perut, dan rasa tidak nyaman pada area perut.
Sementara demam berdarah dengue biasanya juga disertai dengan gejala perdarahan. Jika kamu menemukan gejala tipes dan DBD seperti poin di atas, segera hubungi dokter.
Kapan harus menghubungi tenaga medis?
Umumnya, seseorang akan menyadari jika sedang mengalami gejala DBD pada rentang 4-5 hari setelah demam pertama. Mendekati seminggu, kamu harus segera mendapatkan penanganan medis untuk menghindari dampak lainnya.
Kondisi akan semakin parah saat kadar sel trombosit dalam tubuh menurun drastis. Ini akan menyebabkan munculnya beberapa gejala berat, seperti:
- Badan terasa lemas
- Susah bernapas
- Mimisan atau pendarahan di hidung
- Keringat dingin
- Nyeri pada perut yang hebat
- Darah pada urine atau feses
- Ruam pada kulit yang semakin terlihat jelas
Jika gejala-gejala berat tersebut sudah dirasakan, tidak perlu ragu untuk menghubungi dokter atau tenaga kesehatan. Penanganan yang terlambat hanya akan memperbesar peluang risiko yang lebih buruk.
Penularan demam berdarah dengue
Memang, medium penularan DBD adalah nyamuk betina Aedes aegypti. Namun, virus pemicu tidak hanya berasal dari nyamuk.
Menurut badan kesehatan dunia WHO, virus yang sudah berada di tubuh seseorang juga bisa menginfeksi nyamuk lain yang menggigit kulit manusia.
1. Transmisi nyamuk ke manusia
Transmisi yang paling umum terjadi adalah dari nyamuk DBD ke manusia. Nyamuk betina akan menginfeksi seseorang menggunakan virus DENV, yang akhirnya menyusun komponen baru dalam tubuh dan menyebar lewat aliran darah.
2. Transmisi manusia ke nyamuk
Nyamuk juga dapat terinfeksi virus DENV dari manusia. Cara kerjanya adalah nyamuk menghisap darah seseorang yang telah mendapat paparan virus, baik yang telah dalam tahap penanganan maupun yang belum mendapatkan gejala.
Tren penyakit DBD di Indonesia
Kemenkes RI memaparkan, kasus demam berdarah dengue di Indonesia seringkali meledak saat musim hujan dan peralihan atau pancaroba. Siklusnya dimulai sejak Januari sampai April setiap tahun. Di periode inilah, kasus DBD akan meningkat dari bulan-bulan yang lain.
Kasus DBD juga umumnya terjadi di daerah-daerah yang berada di dataran rendah. Ini karena suhu dingin membuat nyamuk betina Aedes aegypti sulit untuk berkembangbiak.
Pada 2020, di tengah merebaknya wabah COVID-19, demam berdarah dengue masih menjadi penyakit dengan kasus terbanyak, mencapai lebih dari 17 ribu pasien per Maret. Tiga daerah dengan jumlah kasus tertinggi adalah Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Lampung.
Itulah ulasan lengkap tentang penyakit demam berdarah dengue alias DBD. Yuk, ubah gaya hidup dan berantas habitat nyamuk Aedes aegypti agar terhindar dari DBD!
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!