Share This Article
Fatty liver adalah penyakit yang disebabkan adanya penumpukan lemak pada organ hati. Lemak berlebih pada hati bisa menyebabkan inflamasi, kerusakan hati hingga gagal hati. Fatty liver juga biasa disebut sebagai penyakit perlemakan hati.
Padahal hati termasuk organ penting yang berperan menyaring nutrisi dan racun dari apa yang kamu konsumsi.
Fatty liver sendiri ada beberapa jenisnya, tergantung dari penyebabnya. Mungkin kamu ingin mengetahui apa saja jenis fatty liver, seluk beluk serta apakah perlemakan hati bisa sembuh? Langsung saja simak ulasan berikut ini.
Jenis-jenis fatty liver
Pada dasarnya ada 2 tipe utama fatty liver yakni nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) dan alcoholic fatty liver disease (AFLD).
Jika dijabarkan, kedua tipe ini maka ada 5 jenis fatty liver yang berbeda. Berikut penjelasan lengkapnya, sebagaimana dilansir dari Healthline.
1. Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD)
NAFLD atau perlemakan hati non-alkoholik adalah kondisi terjadinya penumpukan lemak pada organ hati orang yang tidak banyak mengonsumsi alkohol.
Jika kamu mengalami penumpukan lemak pada organ hati dan tidak punya riwayat konsumsi alkohol, maka kemungkinan besar dokter akan mendiagnosis kamu terkena perlemakan hati non-alkoholik.
Apabila penumpukan lemak tidak menyebabkan inflamasi atau komplikasi lain, maka kondisi kamu disebut dengan perlemakan hati non-alkoholik sederhana.
2. Nonalcoholic steatohepatitis (NASH)
NASH ini masih termasuk dalam fatty liver tipe NAFLD. Bedanya, pada tipe ini penumpukan lemak di organ hati juga disertai dengan adanya inflamasi.
Dokter akan mendiagnosis kamu terkena NASH apabila terjadi penumpukan lemak di hati, dan mengalami peradangan serta kerusakan sel hati. Namun, kamu tidak ada riwayat konsumsi alkohol.
Jika tidak ditangani dengan cepat, NASH bisa mengakibatkan luka atau kerusakan pada hati. Pada kasus yang parah, NASH bisa berakibat sirosis dan kanker.
3. Alcoholic fatty liver disease (ALFD)
ALFD terjadi pada orang-orang yang mengonsumsi banyak minuman beralkohol. Saat kamu meminum alkohol, hati akan memprosesnya untuk di keluarkan dari tubuh.
Tapi dalam prosesnya dapat menghasilkan zat yang berbahaya dan dapat merusak sel-sel hati meningkatkan peradangan dan melemahkan imunitas tubuh.
ALFD adalah level awal fatty liver pada orang yang mengonsumsi alkohol.
Baca juga: Jangan Diabaikan, Kenali Gejala Penyakit Hepatitis B Sebelum Terlambat
Penyebab fatty liver
Untuk fatty liver alkoholik (AFLD) penyebabnya adalah konsumsi alkohol yang berlebih, tetapi untuk non-alkoholik (NAFLD) penyebab pastinya belum terlalu diketahui, mungkin bisa berhubungan dengan gen.
Selain konsumsi alkohol berlebih, AFLD juga bisa menyerang kamu apabila:
- Obesitas
- Malnutrisi
- Riwayat penyakit hepatitis, khususnya hepatitis C
- Memiliki gen pembawa dari keluarga dengan riwayat fatty liver
- Termasuk ke dalam laki-laki keturunan Afrika-Amerika atau Hispanik
- Usia, semakin tua risiko terserang fatty liver juga meningkat.
Bagi kamu yang non-alkoholik, faktor genetik bisa saja menjadi penyebab terjadinya fatty liver. Namun, beberapa faktor lain juga dipercaya jadi faktor risiko kamu terserang NAFLD:
- Obesitas
- Tubuh kamu resisten terhadap insulin
- Memiliki kadar trigliserida atau kolesterol jahat (LDL) yang tinggi, maupun kadar kolesterol baik (HDL) yang rendah
- Memiliki sindrom ovarium polikistik
- Penderita sleep apnea
- Riwayat hipotiroidisme atau hipopituitarisme
- Kurang gizi
- Berat badan yang turun drastis
- Terpapar racun atau bahan kimia tertentu
- Usia yang semakin tua
- Memiliki penyakit terkait sindrom metabolik.
Gejala fatty liver
Orang yang menderita AFLD dan NAFLD umumnya tidak akan mengalami gejala apapun. Namun, beberapa ada yang merasakan sakit pada perut bagian kanan atas.
Beberapa gejala akan muncul pada orang yang mengalami ASH atau NASH karena kondisi hati yang mulai meradang. Berikut beberapa gejala fatty liver yang biasanya muncul:
- Perut membengkak
- Pelebaran pembuluh darah di bawah permukaan kulit
- Pada pria payudara akan terlihat lebih besar dari normalnya
- Telapak tangan yang kemerahan
- Kulit dan mata akan terlihat kekuningan akibat kondisi yang disebut jaundice.
Sebagian orang juga mengalami gejala fatty liver hingga komplikasi. Salah satu yang paling parah adalah terbentuknya sirosis yang menyebabkan jaringan parut.
Baca juga: Hepatitis B: Penyebab, Gejala, Hingga Pencegahan
Diagnosis fatty liver
Penyakit perlemakan hati didiagnosis lewat beberapa prosedur, seperti:
- Ultrasonografi (usg fatty liver), untuk mendapatkan gambaran liver
- Biopsi hati (sampel jaringan) untuk menentukan sejauh mana penyakit hati lanjut telah berkembang
- FibroScan, usg fatty liver khusus yang terkadang digunakan sebagai pengganti biopsi hati untuk mengetahui jumlah lemak dan jaringan parut di hati.
Hasil dari usg fatty liver ini nantinya bisa menggambarkan seberapa buruk kondisi hati dalam tubuh.
Hasil diagnosis fatty liver
Tidak sedikit orang yang memiliki hasil fatty liver grade 1 setelah melakukan usg fatty liver.
Mereka tidak pernah menyadari memiliki penyakit perlemakan hati karena pada fase fatty liver grade 1 gejalanya tidak begitu menonjol.
Pada kondisi fatty liver grade 1, lemak berlebih menumpuk di sel hati tetapi dianggap tidak berbahaya.
Sementara, bila kamu dinyatakan memiliki mild fatty liver, artinya sudah ada 5-10 persen lemak yang menutupi liver. Mild fatty liver kebanyakan dialami oleh orang dengan usia 40-60 tahun.
Mild fatty liver juga seringkali tidak disadari karena gejalanya seperti kurang nafsu makan atau badan lemah seringkali diidentifikasi sebagai penyakit lain.
Apakah perlemakan hati bisa sembuh?
Bila kamu mengalami penyakit ini dan bertanya-tanya apakah perlemakan hati bisa sembuh, sayangnya, jawabannya adalah tidak. Sampai saat ini tidak ada obat perlemakan hati ataupun operasi yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan penyakit ini.
Namun dokter masih akan menyarankan cara lain agar pemilik penyakit ini tidak mengembangkan kondisinya menjadi lebih parah.
Pengobatan fatty liver
Seperti yang disebutkan sebelumnya, hingga saat ini, belum ada metode pengobatan khusus untuk penderita NAFLD. Juga tidak ada obat perlemakan hati. Dokter biasanya akan menyarankan untuk mengurangi berat badan.
Menurunkan berat badan 3-5 persen mampu mengurangi lemak, inflamasi, dan kerusakan pada hati. Operasi juga bisa dilakukan apabila diperlukan untuk mengangkat lemak yang berlebih.
Sementara itu, untuk penderita AFLD, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghentikan konsumsi minuman beralkohol. Hal ini dilakukan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah, bukan memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi.
Pada level ini, dokter bisa saja menyarankan pengobatan dengan cara konsumsi obat dan prosedur operasi. Operasi transplantasi bisa saja dilakukan apabila terjadi komplikasi serius akibat sirosis yang berakibat gagal hati.
Ketidaktersediaan obat perlemakan hati ini mengingatkan kita semua kalau penyakit perlemakan hati lebih baik dicegah daripada diobati. Meski obat perlemakan hati tidak ada, kondisi penyakit perlemakan hati tetap bisa dikelola dengan gaya hidup yang lebih sehat.
Fatty liver diet
Penderita penyakit perlemakan hati biasanya disarankan untuk menjalankan diet khusus. Diet ini bernama fatty liver diet dan berlaku bagi penderita perlemakan hati non-alkoholik maupun alkoholik.
Secara umum fatty liver diet memiliki pola makan seperti berikut:
- Memperbanyak konsumsi buah dan sayur
- Memilih makanan berserat tinggi
- Membatasi tambahan gula, garam, lemak trans, karbohidrat olahan, dan lemak jenuh
- Tidak mengonsumsi alkohol.
Fatty liver diet dapat membantu pemilik penyakit perlemakan hati memiliki kondisi tubuh yang lebih baik. Dengan menjalani fatty liver diet, berat badan juga lebih mudah turun.
Rekomendasi makanan untuk perlemakan hati
Berikut adalah rekomendasi makanan untuk perlemakan hati:
Kopi
Penelitian telah menunjukkan bahwa peminum kopi dengan penyakit hati berlemak menunjukkan kerusakan hati yang lebih sedikit dibandingkan mereka yang tidak minum kopi. Kafein tampaknya menurunkan jumlah enzim hati abnormal orang yang berisiko terkena penyakit hati.
Sayuran hijau
Sayuran hijau berguna untuk mencegah penumpukan lemak. Brokoli, misalnya terbukti dalam penelitian mampu membantu mencegah penumpukan lemak di hati.
Sayuran hijau lain seperti bayam, kubis Brussel, dan kangkung juga direkomendasikan sebagai makanan untuk perlemakan hati.
Tahu
Tahu adalah makanan rendah lemak dan tinggi protein. Lewat penelitian, terbukti bahwa protein kedelai, yang terkandung dalam tahu, dapat mengurangi penumpukan lemak di hati.
Ikan
Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan tuna mengandung asam lemak omega-3 yang tinggi. Asam lemak omega-3 ini baik untuk memelihara kadar lemak hati.
Oatmeal
Kandungan serat dalam oatmeal dapat membuat perut lebih mudah kenyang sehingga cocok untuk mengelola berat badan. Di samping itu, kandungan karbohidrat di dalamnya bisa memberikan energi untuk tubuh.
Alpukat
Buah yang satu ini kaya akan lemak sehat dan mengandung bahan kimia yang dapat memperlambat kerusakan hati. Di samping itu, alpukat cocok untuk kamu yang ingin mengurangi berat badan karena kaya akan serat.
Kacang kenari
Penelitian menemukan bahwa kenari telah meningkatkan fungsi hati pada orang dengan penyakit perlemakan hati. Sehingga kenari masuk ke dalam daftar makanan untuk perlemakan hati.
Susu
Susu dan produk olahan susu rendah lemak lainnya mengandung protein whey yang tinggi, sehingga dapat melindungi hati dari kerusakan yang lebih parah.
Biji bunga matahari
Biji bunga matahari dapat bekerja sebagai antioksidan serta kaya akan vitamin E, antioksidan yang dapat melindungi hati dari kerusakan yang lebih parah.
Minyak zaitun
Minyak sehat ini tinggi asam lemak omega-3 yang bisa membantu menurunkan kadar enzim hati serta mengontrol berat badan.
Bawang putih
Bawang putih diketahui membantu menurunkan berat badan. Kamu bisa memilih mengonsumsi bawang putih secara langsung atau dalam bentuk suplemen.
Lewat penelitian, suplemen bubuk bawang putih terbukti dapat membantu mengurangi berat badan dan lemak pada orang dengan penyakit hati berlemak.
Teh hijau
Teh hijau dipercaya bisa mengurangi penyerapan lemak, tapi bukti dan penelitian mengenai hal ini masih belum cukup.
Tetapi teh hijau masuk ke dalam makanan daftar makanan untuk perlemakan hati karena dapat menurunkan kolesterol serta membantu seseorang mendapatkan tidur yang lebih nyenyak.
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.