Share This Article
Gangguan disfungsi ereksi atau dikenal dengan istilah impotensi adalah mimpi buruk bagi pria. Karena kondisi ini akan membuat kamu tidak mampu untuk mempertahankan cukup ereksi untuk melakukan hubungan seksual.
Kondisi ini bukanlah sesuatu yang sering terjadi, kebanyakan laki-laki mengalami disfungsi ereksi saat tengah mengalami stres. Itu sebabnya, kalau gangguan ini muncul terlalu sering, bisa berarti ada masalah kesehatan serius yang membutuhkan penanganan khusus.
Proses ereksi
Ereksi adalah hasil dari peningkatan aliran darah ke penis, kondisi ini biasanya karena ada stimulasi seksual baik dalam pikiran atau kontak langsung ke penis.
Saat kamu mengalami gairah seksual, otot-otot di penis akan mengendur, hal inilah yang menyebabkan peningkatan aliran darah menuju arteri di penis sehingga menyebabkan penis menjadi kencang.
Ereksi akan berakhir saat otot di penis mengencang dan darah yang terakumulasi mengalir keluar menuju pembuluh darah penis.
Dan disfungsi ereksi dapat terjadi karena adanya masalah pada berbagai tingkatan proses tersebut.
Penyebab gangguan disfungsi ereksi
Ada banyak kemungkinan penyebab disfungsi ereksi dan penyebab-penyebab ini bisa berupa kondisi fisik atau emosional. Di antaranya adalah:
Gangguan fisik
Daftar berikut ini merupakan penyebab disfungsi ereksi dari sisi gangguan fisik atau organik, yaitu:
- Penyakit jantung dan penyempitan pembuluh darah
- Diabetes
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol tinggi
- Obesitas dan sindrom metabolik
- Penyakit parkinson
- Multiple sclerosis
- Kelainan hormon termasuk kondisi tiroid dan kekurangan testosteron
- Kelainan struktural dan anatomi penis, seperti penyakit Peyronie
- Merokok, mengonsumsi alkohol dan penyalahgunaan zat tertentu seperti kokaina
- Pengobatan untuk penyakit prostat
- Komplikasi dari operasi
- Cedera di area panggul atau tulang belakang
- Terapi radiasi ke wilayah panggul
Ada juga gangguan stherosclerosis yang merupakan penyebab utama dari masalah aliran darah. Kondisi ini menyebabkan penyempitan arteri di penis, mencegah darah mengalir ke penis untuk terjadinya ereksi.
Beberapa obat-obatan yang diresepkan dapat menjadi penyebab disfungsi ereksi, seperti yang di bawah ini:
- Obat-obatan untuk mengontrol tekanan darah tinggi
- Obat untuk jantung seperti digoxin
- Beberapa diuretik
- Obat yang bekerja di sistem saraf pusat, seperti obat tidur dan amphetamine
- Obat-obatan untuk mengatasi keresahan
- Antidepresan
- Penghilang rasa sakit opioid
- Obat-obatan kanker termasuk kemoterapi
- Obat-obatan untuk mengatasi masalah prostat
- Anticholinergic
- Obat-obataan hormon
- Obat-obatan untuk radang lambung
Penyebab psikologis
Pada kasus langka, seseorang bisa mengalami gangguan disfungsi ereksi dan mungkin tidak pernah mengalami ereksi. Ini disebut sebagai gangguan disfungsi ereksi primer, penyebabnya adalah gangguan psikologis, dengan faktor sebagai berikut:
- Rasa bersalah
- Takut berhubungan intim
- Depresi
- Keresahan yang hebat
Faktor psikologis yang menyebabkan gangguan disfungsi ereksi dapat berupa gangguan kesehatan mental hingga kondisi emosional yang dialami sehari-hari.
Yang perlu diingat, ada beberapa kasus di mana disfungsi ereksi ini terjadi karena kondisi medis dan psikososial. Seperti pada orang yang terkena obesitas, perubahan aliran darah yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk mempertahankan ereksi.
Dan orang dengan obesitas juga bisa menjadi minder yang merupakan cikal-bakal dari penyebab disfungsi ereksi secara psikososial.
Gejala gangguan disfungsi ereksi
Kamu bisa saja mengalami gangguan disfungsi ereksi apabila kamu mengalami masalah saat ereksi, kesulitan untuk mempertahankan ereksi saat melakukan hubungan seksual atau bahkan kekurangan semangat untuk berhubungan seksual.
Beberapa gangguan seksual yang dapat dikaitkan dengan disfungsi ereksi di antaranya adalah ejakulasi dini, ejakulasi yang tertunda hingga anorgasmia atau ketidakmampuan untuk memperoleh orgasme setelah stimulasi yang lebih dari cukup.
Kalau kamu mengalami gejala tersebut, apalagi jika berlangsung tiga bulan atau lebih, maka kamu harus mencari pertolongan medis. Nantinya tenaga medis akan mencoba untuk mencari tahu penyebab dari gejala yang berlangsung.
Pemeriksaan disfungsi ereksi
Pemeriksaan untuk gangguan disfungsi ereksi dapat dilakukan dengan berbagai cara beragam, termasuk pemeriksaan fisik dan riwayat seksual dan medis. Tes tambahan mungkin diperlukan untuk mengetahui jika gejala yang kamu alami disebabkan oleh kondisi tertentu.
Pemeriksaan fisik
Dalam pemeriksaan ini, dokter akan memeriksa jantung dan paru-paru kamu, mengecek tekanan darah kamu serta memeriksa testis dan penis kamu. Dokter juga bisa saja memeriksa prostat kamu dengan melakukan pemeriksaan rectal.
Riwayat psikososial
Dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan atau meminta kamu untuk untuk mengisi kuesioner mengenai gejala, riwayat kesehatan dan riwayat seksual. Hasilnya akan dipakai untuk menganalisis seberapa parah gangguan disfungsi ereksi yang kamu alami.
Beberapa pertanyaan yang akan diajukan di antaranya adalah:
- Seberapa lama kamu mengalami gangguan disfungsi ereksi? Apakah ini terjadi tiba-tiba atau secara bertahap?
- Apakah kamu memiliki masalah dengan merasakan hasrat seksual, ejakulasi atau mencapai orgasme?
- Seberapa sering kamu melakukan hubungan seksual? Apakah frekuensinya mengalami perubahan baru-baru ini?
- Seberapa kuat ereksi yang kamu alami? Apakah ini dipengaruhi oleh situasi atau tipe stimulan tertentu?
- Apakah kamu bangun pagi atau tengah malam sambil ereksi?
- Bagaimana hubungan kamu dengan pasangan saat ini? Apa harapan kamu dan pasangan? Apakah ada perubahan akhir-akhir ini?
- Apakah kamu mengalami stres akhir-akhir ini?
- Apa pengobatan yang sedang kamu jalani? Apakah kamu menggunakan tembakau, alkohol atau obat-obatan tanpa resep?
- Apakah kamu memiliki kondisi kesehatan lain atau kamu pernah mengalami operasi atau cedera di wilayah panggul?
Pemeriksaan tambahan
Ada beberapa tes tambahan yang bisa saja dokter minta untuk kamu jalani. Di antaranya adalah:
- Ultrasound: tes ini dilakukan untuk memeriksa pembuluh darah di penis untuk mengetahui apakah ada masalah dengan aliran darah di penis
- Tes nocturnal penile tumescence: kamu akan memakai benda yang akan merekam data ereksi pada malam hari ini di paha. Data tersimpan di dalam perangkat ini untuk kemudian dianalisis oleh dokter
- Tes injeksi: sebuah obat akan diinjeksikan ke penis kamu untuk membuatnya ereksi. Dokter akan mengkaji kekuatan dan seberapa lama ereksi berlangsung
- Tes urine: untuk mengkaji ada tidaknya diabetes atau kondisi medis lain yang mendasari terjadinya gangguan disfungsi ereksi
- Tes darah: dilakukan untuk memeriksa kondisi seperti diabetes, penyakit jantung, masalah pada tiroid dan level hormon testosteron.
Semua hasil dari tes ini akan dipakai untuk menentukan kondisi yang mendasari terjadinya gangguan disfungsi ereksi. Hasil tes juga akan dipakai untuk menentukan langkah perawatan apa yang kamu butuhkan.
Penanganan gangguan disfungsi ereksi
Langkah penanganan yang diambil akan sangat bergantung pada penyebab yang mendasari terjadinya gangguan disfungsi ereksi. Kamu mungkin butuh untuk menjalani kombinasi perawatan, seperti medikasi atau talk therapy.
Menggunakan obat-obatan
Beberapa obat oral yang berfungsi untuk memperlancar aliran darah ke penis dapat dikonsumsi untuk mengatasi gangguan disfungsi ereksi. Di antaranya adalah:
- Avanil (Stendra)
- Sildenafil (Viagra)
- Tadalafil (Cialis)
- Vardenafil (Levitra, Staxyn)
Ada juga obat lain seperti alprostadil (Caverject, Edex, MUSE) yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan disfungsi ereksi. Obat ini dapat digunakan untuk dua hari, sebagai suppositoria penis atau sebagai obat suntik mandiri di pangkal atau sisi penis.
Obat-obatan yang digunakan untuk kondisi sebaliknya dapat menjadi penyebab dari gangguan disfungsi ereksi. Oleh karena itu, penting untuk berbicara dengan dokter soal obat-obatan yang kamu pakai karena bisa saja di sini akar penyebabnya.
Talk therapy
Talk therapy adalah proses untuk membicarakan masalah yang kamu alami dengan tenaga terlatih. Dalam hal mengatasi gangguan disfungsi ereksi, cara ini bertujuan untuk mengetahui dan mengobati penyebabnya dari sisi psikologis.
Beberapa faktor psikologis yang dapat menyebabkan gangguan disfungsi ereksi antara lain:
- Stres
- Resah
- Kelainan stres pasca trauma
- Depresi
Pada saat melakukan talk therapy, beberapa hal yang akan didiskusikan antara lain:
- Faktor penyebab stres dan keresahan yang dialami
- Apa yang kamu rasakan saat melakukan hubungan seksual
- Konflik yang tidak kamu sadari yang dapat mempengaruhi kesehatan seksual kamu
Apabila gangguan disfungsi ereksi ini mempengaruhi hubungan kamu dengan pasangan, bicaralah juga dengan relationship counselor. Hal ini bisa membantu hubungan kamu untuk kembali terhubung secara emosional yang juga bisa membantu mengatasi disfungsi ereksi.
Pompa vakum
Perawatan ini menggunakan alat untuk menstimulasi ereksi dengan cara menarik darah ke penis untuk menciptakan ereksi. Beberapa komponen dari pompa ini adalah:
- Pipa plastik yang ditempatkan di penis kamu
- Pompa untuk memompa keluar udara dari pipa plastik
- Cincin elastis yang akan kamu tempatkan di pangkal penis saat pipa plastik dilepaskan
Cincin elastis berfungsi untuk mempertahankan ereksi yang sudah dibuat dengan cara menahan darah di penis dan mencegahnya kembali ke sirkulasi darah. Cara ini dapat bertahan selama 30 menit.
Latihan untuk disfungsi ereksi
Beberapa olahraga di bawah ini dapat membantumu mengatasi gangguan disfungsi ereksi:
Latihan kegel
Ini merupakan cara sederhana untuk memperkuat otot dasar panggul. Begini caranya:
- Identifikasi otot dasar panggul kamu. Untuk melakukannya, coba untuk berhenti di tengah-tengah proses buang air kecil, otot yang kamu gunakan untuk menahan urine ini adalah otot dasar panggul kamu
- Ketika sudah tahu di mana letak ototnya, kerutkan selama 3 detik, lalu lepaskan
- Ulangi latihan ini selama 10 hingga 20 kali berturut-turut, lakukan 3 kali sehari
Sebuah kajian literatur yang dilakukan pada 2019 lalu menyimpulkan bahwa latihan ini efektif untuk mengatasi gangguan disfungsi ereksi dan ejakulasi prematur.
Latihan aerobik
Olahraga yang dilakukan dengan tempo sedang atau tinggi bukan hanya baik untuk keseluruhan kesehatan, tapi juga dapat meningkatkan aliran darah kamu. Olahraga ini pun sangat mungkin untuk mengatasi gangguan disfungsi ereksi, seperti lari dan renang.
Sebuah kajian pada 2018 lalu menyimpulkan adanya pengaruh olahraga aerobik ini dengan gangguan disfungsi ereksi. Menurut kajian tersebut, olahraga yang dilakukan selama 160 menit dalam seminggu selama 6 bulan dapat mengurangi masalah ereksi.
Latihan yoga
Yoga dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh. Karena stres dan keresahan dapat berkontribusi terhadap disfungsi ereksi, latihan yoga bisa menjadi cara efektif untuk meringankan gejala disfungsi ereksi.
Sebuah studi terhadap 65 pria dengan usia 24 hingga 60 tahun yang dilakukan pada 2010 lalu menemukan adanya peningkatan fungsi seksual setelah 12 minggu sesi yoga.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!