Share This Article
Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan AIDS. Bagaimana cara mencegah penularan HIV AIDS?
AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome, kondisi ini disebabkan karena imun tubuh berhenti bekerja yang disebabkan oleh virus HIV.
Penyakit ini tinggal di tubuh penderita melalui darah, cairan seksual dan ASI. Menurut WHO, pada 2018, terdapat 770.000 jiwa yang menderita HIV positif. Ada 67% penderita HIV adalah usia dewasa, sedangkan ada 52% anak-anak yang hidup dengan HIV dan telah mendapatkan pengobatan antivirus.
Baca Juga: Mata Iritasi karena Kelopak Terlipat Keluar, Waspada Ektropion!
Bagaimana penularan virus HIV?
Infeksi virus ini dapat menyebar dari manusia ke manusia lainnya ketika tubuh manusia terkena cairan yang terinfeksi melalui :
– Hubungan seks vaginal atau anal
– Penggunaan jarum suntik bersamaan seperti penggunaan narkoba, tato dan tindik
– Penularan dari ibu ke janin selama proses bersalin yaitu ketika bayi terpapar darah ibu
– Pemberian ASI, namun dari beberapa literatur, pemberian ASI aman dilakukan jika ibu sudah mendapat pengobatan HIV
Tapi masih banyak informasi yang salah mengenai penularan virus HIV. Jadi perlu diperhatikan virus HIV tidak dapat menular melalui:
– Air liur
– Air urine
– Air mata
– Keringat
– Gigitan insekta atau binatang
Lalu bagaimana gejalanya?
-Pada beberapa minggu awal infeksi, umumnya pasien tidak menunjukkan gejala atau hanya memiliki gejala seperti sakit influenza yaitu demam, sakit kepala, ruam kulit, dan nyeri saat menelan.
– Ketika imun tubuh semakin turun, individu yang terserang mulai mengalami pembesaran kelenjar limpa, penurunan berat badan drastis, demam , diare dan batuk.
Jika gejala ini tidak tertangani, pasien akan mengalami perburukkan penyakit yang serius dalam waktu yang cepat dan berat seperti TBC, meningitis kriptokokal, spesis, dan kanker.
Lalu apakah semua orang bisa terkena infeksi ini? Benar sekali, semua orang dapat berisiko terkena penyakit ini, tetapi tidak secara umum.
Kenali faktor resiko untuk mencegah penularan HIV AIDS
Di bawah ini kita bahas faktor risiko penularan HIV untuk mencegah penularan HIV AIDS.
– Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual anal atau vagina
– Memiliki infeksi penularan seksual lainnya seperti sifilis, gonore, vaginosis bakterial dan herpes simpleks sehingga ada cairan tubuh yang terpapar ke luka
– Penggunaan jarum suntik bersamaan pada tindik, tato dan narkoba
– Menerima transfusi darah atau tindakan penyuntikan yang tidak steril dan kecelakaan kerja (bagi tenaga kesehatan)
Berbagai mitos penularan HIV
Seperti yang telah dijelaskan di atas, penyebaran HIV hanya bisa terjadi melalui hubungan seks, penggunaan jarum suntik bersama, pemberian ASI, hingga penularan dari ibu ke anak.
Hanya saja, saat ini masih banyak anggapan tentang penularan HIV dengan cara lain, seperti melalui air liur, makanan, udara, hingga gigitan nyamuk. Berikut fakta-fakta tentang mitos penularan HIV AIDS yang perlu kamu tahu.
1. HIV menular lewat air liur
Hingga saat ini, tak sedikit masyarakat yang masih menganggap bahwa HIV bisa menular lewat air liur. Ini karena air liur adalah cairan yang berasal dari dalam tubuh, sehingga berpotensi untuk menularkan virus.
Anggapan bahwa HIV menular lewat air liur adalah tidak benar. Faktanya, air liur tidak bisa menjadi medium penyebaran HIV. Mengutip Medical News Today, mulut memang memiliki selaput lendir seperti yang ada di vagina dan anus.
Hanya saja, selaput lendir di mulut tidak mempunyai sel yang rentan terhadap HIV. Air liur memiliki secretory leukocyte protease inhibitor (SLPI), yaitu enzim yang bisa mencegah HIV untuk menginfeksi monosit dan sel T (komponen sel darah putih) pada sistem imun.
Tak hanya itu, air liur juga mempunyai banyak enzim dan protein yang berfungsi untuk melawan kuman, berperan sebagai pelumas, hingga mendorong makanan masuk ke dalam tubuh.
2. HIV menular lewat makanan
Mitos berikutnya yang juga dipercayai banyak orang adalah HIV menular lewat makanan. Tak sedikit yang menganggap bahwa virus bisa bertahan pada makanan yang dikonsumsi oleh orang terinfeksi.
Anggapan bahwa HIV menular lewat makanan adalah keliru. Faktanya, HIV tidak akan bisa bermigrasi ke tubuh orang lain lewat makanan. Menurut Pusat Keamanan Pangan Hong Kong, HIV tidak bisa bertahan lama ketika berada di luar badan manusia.
Saat berada di luar tubuh, HIV akan terus melemah kemudian mati. Dengan begitu, sangat mustahil HIV bisa menyebar melalui makanan, meski ada sedikit kontaminasi darah, sperma, atau cairan tubuh lainnya.
3. HIV menular lewat gigitan nyamuk
Mitos selanjutnya yang dipercaya banyak orang adalah HIV menular lewat gigitan nyamuk. Anggapan ini didasari oleh informasi yang menyebutkan bahwa darah bisa menjadi perantara virus. Nyamuk yang mengisap darah orang terinfeksi kemudian menularkan virus ke orang yang masih sehat.
Anggapan bahwa HIV menular lewat gigitan nyamuk adalah tidak benar. Faktanya, gigitan nyamuk tidak akan membuatmu tertular HIV. Hal ini disebabkan oleh struktur biologi dari nyamuk itu sendiri.
Ada dua hal yang mendasari hal ini. Pertama, HIV tidak bisa menginfeksi nyamuk seperti pada manusia. Kedua, nyamuk tidak memiliki reseptor yang bisa dijadikan inang dari HIV. Sehingga, HIV tidak akan bisa hidup di dalam tubuh nyamuk.
4. HIV menular lewat udara
Mitos terakhir yang menyebar di kalangan masyarakat adalah HIV menular lewat udara. Hal ini yang kemudian memicu stigma negatif dan pengucilan terhadap pengidap HIV. Tak sedikit orang yang enggan berdekatan dengan para penyintas HIV karena alasan penularan lewat udara tersebut.
Anggapan bahwa HIV menular lewat udara tidaklah benar. Faktanya, kamu tidak akan tertular HIV saat menghirup udara meski tanpa menggunakan masker. HIV tidak bisa hidup lama saat berada di luar tubuh manusia.
Mengutip Healthline, cairan atau percikan yang keluar dari tubuh akan segera mengering begitu terkena udara. Setelah itu, virus menjadi rusak dan tidak aktif. Sekali tidak aktif, HIV akan mati dan tidak lagi menular.
Pencegahan HIV AIDS
HIV AIDS adalah penyakit yang mematikan. Sehingga, pencegahan perlu dilakukan agar terhindar dari penularannya. Beberapa langkah pencegahan HIV AIDS di antaranya adalah:
- Gunakan kondom. Saat ini, kondom sudah tersedia untuk pria dan wanita. Menggunakan kondom bisa meminimalkan kontak cairan tubuh dari organ genital.
- Berhubungan seks hanya dengan satu pasangan. Berganti-ganti pasangan bisa meningkatkan risiko tertular HIV AIDS.
- Tidak pakai narkoba. Beberapa jenis narkoba dikonsumsi dengan cara injeksi. Jika menggunakan suntikan bekas, kamu berisiko untuk tertular HIV AIDS. Selain HIV, ada beberapa virus dalam darah yang bisa tertinggal di jarum suntik bekas, salah satunya adalah hepatitis.
- Profilaksis prapajanan (PPrP), yaitu konsumsi obat-obatan tertentu untuk menghindari penularan infeksi. Pengobatan ini biasanya diberikan sebelum seseorang melakukan atau menjalani kegiatan yang memiliki risiko tinggi tertular HIV AIDS.
- Profilaksis pascapajanan (PPP), yaitu konsumsi obat-obatan tertentu sesaat setelah melakukan kegiatan yang berisiko terhadap penularan HIV AIDS.
- Periksa rutin ke dokter. Melakukan pemeriksaan berkala bisa mengoptimalkan proses penyembuhan, jika kamu telah terinfeksi. Untuk ibu hamil, pemeriksaan dini bisa memudahkan dokter mengambil tindakan tepat untuk meminimalkan penularan ke janin.
- Jujur pada pasangan. Kejujuran yang dimiliki masing-masing pasangan sangat berarti untuk meminimalkan penularan HIV.
Nah, itulah fakta-fakta tentang penularan HIV AIDS yang perlu kamu tahu. Yuk, terapkan langkah pencegahan untuk meminimalkan risiko penularannya!
Tanyakan masalah seputar kesehatan kepada dokter profesional di Good Doctor, yuk langsung tanya sekarang!