Share This Article
Sebagian orang mungkin pernah merasakan kaku otot di sekitar leher yang menjalar ke bahu. Tapi jika lenganmu mulai sulit digerakkan dan muncul rasa nyeri di area sekitarnya, bisa jadi itu adalah penyakit frozen shoulder.
Berbeda dengan kaku otot biasa, penyakit ini bisa mengganggu dan menghambat mobilitasmu. Sehingga, rutinitas dan tugas harian bisa terbengkalai. Apa saja penyebab dan gejala dari penyakit frozen shoulder? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Apa itu penyakit frozen shoulder?
Penyakit frozen shoulder adalah kondisi saat bahu mengalami kaku dan sulit untuk digerakkan. Penyakit yang juga disebut dengan adhesive capsulitis ini bisa terjadi saat jaringan di sekitar persendian bahu mengalami penegangan atau penebalan.
Hal tersebut membuat sendi tak mempunyai cukup ruang untuk bergerak. Penyakit ini butuh perawatan serius, karena gejalanya bisa muncul dalam rentang waktu cukup lama, bahkan tahunan.
Baca juga: 5 Penyebab Leher Kaku, Keseleo Sampai Infeksi Penyakit!
Mengapa frozen shoulder bisa terjadi?
Bahu memiliki jaringan ikat yang mengelilingi persendian di dalamnya. Sendi-sendi tersebut bisa bergerak karena ada ‘pelumas’ alami yang dihasilkan tubuh, yaitu cairan sinovial. Saat jaringan ikat menebal, cairan itu akan berkurang dan sendi tak punya cukup ruang untuk berputar.
Akibatnya, selain sulit untuk digerakkan, bahu juga akan terasa nyeri dan kaku. Gerakan-gerakan kecil bahkan bisa terasa sangat menyakitkan.
Penyebab menebalnya jaringan ikat sendiri belum diketahui secara pasti. Hanya saja, beberapa faktor yang dapat memicunya di antaranya adalah ketidakstabilan hormon, kadar gula tinggi, hingga riwayat cedera.
Gejala penyakit frozen shoulder
Gejala paling kentara dari penyakit frozen shoulder adalah bahu sulit digerakkan dan muncul rasa nyeri di sekitarnya. Tanda-tanda ini bisa berlangsung secara bertahap, seperti:
- Tahap pertama, rasa nyeri akan muncul secara perlahan, tapi bahu masih bisa digerakkan meski terbatas. Nyeri ini biasanya semakin memburuk di malam hari. Tahapan ini bisa terjadi dalam rentang waktu enam minggu hingga sembilan bulan.
- Tahap kedua, bahu mulai ‘membeku’ atau kaku. Gerakan-gerakan bahu mulai menurun, bisa berlangsung dalam rentang empat hingga enam bulan.
- Tahap ketiga, bahu mulai bisa digerakkan, dan rasa nyeri berangsur hilang. Hanya saja, gejala dapat kambuh secara tiba-tiba. Saat kambuh, durasinya juga bisa lebih lama, hingga tahunan.
Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons, olahraga ringan dan kontrol rasa sakit dapat meringankan gejala seiring berjalannya waktu.
Diagnosis penyakit frozen shoulder
Sebelum memberikan obat guna meredakan gejala, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan untuk membuat diagnosis. Tes gerak fisik adalah pemeriksaan yang paling sering dilakukan.
Penyakit frozen shoulder adalah kondisi saat bahu mengalami kaku. Artinya, lengan juga sulit untuk digerakkan. Gerakan lengan akan memudahkan dokter untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit ini. Kamu mungkin diberi obat bius agar tak kesakitan saat menjalani tes ini.
Tapi jika kondisi sudah parah, pemeriksaan menggunakan alat pemindai seperti MRI dan sinar-X akan dilakukan. Ini untuk mengetahui struktur sendi di bahu dan jaringan di sekitarnya.
Baca juga: Serba-serbi Penyakit Aterosklerosis: Ketahui Gejala, Penyebab, dan Penanganannya
Penanganan penyakit frozen shoulder
Setelah mengetahui pemicu dari penyakit frozen shoulder yang diderita, penanganannya bisa beragam. Mulai dari yang paling ringan yaitu konsumsi obat-obatan oral, injeksi, hingga prosedur medis.
1. Obat-obatan
Untuk meredakan gejala dari penyakit ini, dokter biasanya akan memberikan obat penghilang rasa sakit atau pain killer, seperti aspirin dan ibuprofen. Obat-obatan tersebut dijual bebas di apotek.
Tapi jika gejalanya tak kunjung membaik, obat berjenis opioid mungkin bisa menjadi solusi. Hanya saja, obat tersebut tak bisa sembarangan dibeli, karena harus hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
2. Prosedur medis
Secara umum, gejala yang ringan dari frozen shoulder bisa membaik setelah mengonsumsi obat-obatan. Tapi jika obat-obatan oral dirasa tak cukup, dokter mungkin akan melakukan sejumlah prosedur medis, seperti:
- Injeksi steroid, yaitu menyuntikkan obat kortikosteroid pada area persendian di bahu untuk mengurangi rasa sakit. Suntikan ini juga bisa meningkatkan gerak aktif bahu secara bertahap.
- Distensi sendi, yaitu menyuntikkan cairan steril khusus ke jaringan ikat di sekitar bahu. Suntikan ini mampu membuat jaringan yang tadinya menegang menjadi meregang. Sehingga, sendi akan lebih mudah untuk bergerak.
- Manipulasi gerak bahu, yaitu menggerakkan sendi bahu ke beberapa arah untuk melonggarkan jaringan ikat. Biasanya, pasien akan dibius total hingga pingsan agar tak merasa kesakitan.
- Operasi, yaitu prosedur bedah untuk menghilangkan jaringan parut di persendian bahu.
Nah, itulah ulasan tentang penyakit frozen shoulder yang perlu kamu tahu. Yuk, mulai perhatikan rutinias harian agar tak mengalami cedera yang bisa berujung pada penyakit ini. Tetap jaga kesehatan, ya!
Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!