Share This Article
Cara penularan HIV/AIDS lebih sering terjadi karena kurangnya keamanan saat berhubungan seksual, lho! Karena itu, untuk membantu mengurangi risiko penularan penting untuk memahami bagaimana virus dapat disebarkan.
Virus penyebab HIV akan menyebar dengan mudah sehingga metode penularannya perlu diketahui. Nah untuk penjelasan lebih lanjut, yuk simak penjelasan mengenai cara penularan HIV AIDS berikut.
Baca juga: Sesak Napas karena Asam Lambung, Kenali Penyebab dan Pencegahannya!
Bagaimana cara penularan HIV AIDS secara umum?
Perlu dipahami, HIV merupakan infeksi menular seksual yang jika tidak segera ditangani bisa melemahkan sistem kekebalan hingga menyebabkan kamu menderita AIDS.
Tidak ada pengobatan efektif untuk mengatasi HIV AIDS, namun obat-obatan dapat secara dramatis memperlambat perkembangan penyakit. Gejala HIV AIDS biasanya akan bervariasi tergantung pada fase infeksi yang sedang terjadi.
Namun, beberapa orang yang terinfeksi HIV dapat mengembangkan gejala dalam waktu dua hingga empat minggu setelah virus masuk ke tubuh. Dilansir dari Healthline, berikut beberapa cara penularan HIV AIDS yang perlu diketahui.
Melalui transfusi darah
Risiko tinggi penularan HIV AIDS dapat terjadi ketika melakukan transfusi darah. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC, transfusi darah secara langsung adalah rute paparan yang memiliki risiko penularan tertinggi.
Walaupun tidak umum, menerima transfusi darah dari donor dengan HIV bisa meningkatkan risiko. Risiko penularan HIV kemungkinan terjadi per 10.000 paparan.
Misalnya, untuk setiap 10.000 transfusi darah dari donor dengan HIV maka kemungkinan virus akan menular adalah sebanyak 9.250 kali.
Karena itu, sejak 1985 bank darah telah mengadopsi tindakan skrining yang lebih ketat untuk mengidentifikasi darah dengan HIV. Jika hasilnya positif, maka akan langsung dibuang agar risiko penularan menjadi rendah.
Penularan HIV AIDS karena berbagi penggunaan jarum suntik
HIV dapat ditularkan melalui penggunaan jarum suntik bersama di antara orang yang menggunakan narkoba jenis suntikan. Berbagi jarum suntik juga dapat menularkan infeksi secara tidak sengaja dalam pengaturan perawatan kesehatan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC, memperkirakan bahwa 63 dari setiap 10.000 paparan jarum yang terinfeksi akan menghasilkan penularan. Untuk penggunaan jarum suntik medis, jumlah turun menjadi 23 dalam setiap 10.000 eksposur.
Namun, perlu diketahui jika keselamatan jarum suntik telah berevolusi secara signifikan dan mengurangi bentuk paparan jenis ini. Contohnya, termasuk jarum pengaman, kotak pembuangan jarum, dan suntikan yang tidak diperlukan.
Berhubungan seksual
Cara penularan HIV AIDS yang paling umum adalah melalui hubungan seksual. Berhubungan seksual dengan orang yang menderita HIV dapat meningkatkan risiko tertular virus. HIV dapat ditularkan baik secara anal maupun vaginal.
Risiko penularan untuk hubungan seks vaginal-reseptif adalah 8 dari 10.000 pajanan, sementara hubungan seks penis-vaginal adalah 4 dari 10.000 paparan.
Hubungan seks anal-reseptif dengan pasangan yang HIV positif merupakan tindakan paling mungkin untuk menularkan virus. Untuk hubungan anal dubur umumnya menimbulkan risiko lebih rendah dengan 11 transmisi per 10.000 paparan.
Menggigit, meludah, membuang cairan tubuh, dan berbagi mainan seks juga memiliki risiko penularan meski rendah.
Cara untuk mempraktikkan seks yang aman adalah menggunakan kondom secara teratur agar virus tidak menyebar dan mencegah penularan infeksi menular seksual lainnya.
Kondom bertindak sebagai penghalang terhadap air mani dan cairan vagina. Karena itu, gunakanlah kondom lateks untuk perlindungan utama terhadap penularan HIV.
Penularan HIV AIDS dari ibu ke anak
Memiliki HIV tidak berarti seorang wanita tidak dapat memiliki bayi yang sehat. Salah satu cara untuk dapat melahirkan anak yang sehat adalah konsultasi dengan dokter untuk mengambil segala jenis tindak pencegahan.
Perlu diketahui, HIV dapat ditularkan selama kelahiran atau melalui pemberian ASI saat menyusui. Penularan dari ibu ke anak juga bisa terjadi kapan saja selama kehamilan dan saat melahirkan.
Karena itu, wanita hamil perlu melakukan skrining untuk HIV dan terapi antiretroviral untuk mencapai penekanan virus.
Karena itu, terkadang dokter akan menganjurkan persalinan pada wanita dengan HIV melalui sesar. Dokter dapat merekomendasikan agar bayi menggunakan terapi antiretroviral hingga enam minggu setelah kelahiran.
Baca juga: Sulit Hamil? Pahami Dulu Penyebab Infertilitas pada Perempuan dan Pria Berikut!
Pencegahan tepat terhadap penularan HIV AIDS
Tidak ada vaksin yang dapat mencegah infeksi HIV dan tidak ada obat untuk AIDS sehingga perlu tindakan melindungi diri sendiri serta orang lain. Beberapa cara untuk mencegah penularan HIV AIDS, antara lain sebagai berikut:
- Gunakan pengobatan sebagai pencegahan atau TasP
- Berikan profilaksis pasca pajanan atau PEP
- Lindungi diri dengan gunakan kondom selama berhubungan seks
- Pertimbangkan profilaksis yang sudah ada sebelumnya atau PrEP
- Beri tahu pasangan seksual jika memiliki HIV.
Selain itu, jika sedang dalam kondisi hamil maka segera terima perawatan karena secara signifikan bisa mengurangi risiko penularan pada bayi. Konsultasikan secara rutin bersama dokter untuk mengurangi masalah kesehatan yang lebih serius.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.