Share This Article
Kondisi kulit bersisik yang disertai rasa gatal, tentu membuat siapa pun merasa tidak nyaman. Jangan buru-buru mengatasinya dengan obat yang dijual bebas, ya. Lebih baik lihat dulu gejalanya, karena bisa jadi ini termasuk ciri dari penyakit dermatitis atopik.
Penyakit dermatitis atopik adalah gangguan kulit yang tak hanya menyerang bayi dan anak-anak, tapi juga banyak ditemukan pada orang dewasa. Gejalanya yang cukup mengganggu bisa membuat aktivitas penderitanya tidak berjalan dengan optimal.
Untuk mengenali penyakit dermatitis atopik secara lebih mendalam, yuk, kita bahas satu per satu seluk beluknya di bawah ini.
Apa itu penyakit dermatitis atopik?
Dilansir dari Healthline.com, penyakit dermatitis atopik adalah gangguan kronis pada kulit yang dicirikan kulit kering dan rasa gatal. Istilah dermatitis sendiri mengacu pada kondisi kulit, sementara atopik dikaitkan dengan penyakit yang disebabkan oleh reaksi alergi.
Mengapa dermatitis atopik disebut gangguan kulit kronis? Jawabannya karena ia bisa terjadi berulang kali dan memburuk pada periode-periode tertentu.
Sebagai golongan penyakit yang dicetuskan alergi, penyakit ini masuk ke dalam golongan yang sama dengan asma dan demam.
Sejauh ini obat untuk mengatasi penyakit ini belum ditemukan, tetapi beberapa metode penanganan tertentu terbukti dapat mengurangi reaksi alergi dan mencegah timbulnya gejala lanjutan.
Gejala penyakit dermatitis atopik
Penyakit ini memiliki ciri utama berupa kulit kering yang disertai rasa gatal. Kombinasi kedua hal ini sering kali menyebabkan timbulnya ruam merah pada permukaan kulit. Berikut beberapa gejala yang umum terlihat di antaranya:
Gejala pada bayi
Bayi yang mengalami dermatitis atopik umumnya akan kesulitan untuk tidur karena seluruh tubuhnya terasa gatal. Mengingat bayi juga belum bisa mengontrol gerakannya secara sadar, seringkali kulitnya jadi terluka karena digaruk terus-menerus.
- Kulit terasa kering, gatal, dan bersisik
- Muncul ruam pada kulit kepala atau pipi
- Muncul ruam yang menyerupai gelembung dan mengandung cairan bening
Gejala pada anak-anak
Penyakit ini juga banyak ditemukan pada anak kecil, dan umumnya terjadi sejak anak berusia 5 tahun. Gejalanya bisa berulang sampai anak beranjak dewasa dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Ruam pada lipatan siku, lutut, atau keduanya
- Timbul sisik pada kulit tepatnya pada lokasi terjadinya ruam
- Terdapat titik-titik pada kulit yang berwarna lebih terang atau gelap dibandingkan warna kulit di sekelilingnya
- Kulit terasa sangat gatal
- Ruam muncul juga pada leher dan wajah, khususnya di area sekitar mata
Pada orang dewasa
Ciri utama penyakit dermatitis atopik pada orang dewasa adalah munculnya perbedaan warna kulit yang mencolok, baik lebih gelap maupun lebih terang yang mudah mengalami iritasi.
Jika dibiarkan tanpa penanganan, gejala yang muncul akan berkembang menjadi peradangan. Ini menyebabkan peningkatan aliran darah, sehingga ruam dan radang pada kulit akan semakin meluas dan bisa menyebabkan terjadinya infeksi.
Penyebab penyakit dermatitis atopik
Secara alami kulit mampu menjaga kelembapannya sendiri. Kulit juga merupakan benteng perlindungan pertama agar tubuh tidak terkena bakteri, virus, dan pemicu alergi.
Akan tetapi hal ini tidak berlaku pada kondisi kulit yang memiliki variasi gen tertentu sehingga membuat kemampuan tersebut menjadi tidak optimal.
Kondisi ini misalnya terdapat pada orang yang memiliki sel-sel radang terlalu banyak di kulitnya, atau lapisan kulit penghalang lebih tipis dibanding orang pada umumnya. Hal ini lah yang membuat kulit menjadi rentan mengalami gangguan.
Mulai dari kulit menjadi lebih kering, mudah kehilangan kandungan air, dan semacamnya. Semua ini otomatis membuat berbagai pemicu iritasi menjadi lebih mudah untuk masuk dan menyerang kulit.
Faktor risiko
Dilansir dari data statistik National Eczema Association (NEA), dermatitis atopik termasuk penyakit yang sangat umum terjadi. Di Amerika Serikat, tingkat rata-rata anak yang mengalami gangguan kesehatan ini adalah sebesar 10,7 persen, dan 10,2 persen untuk orang dewasa.
Terkait faktor risikonya, dilansir dari mayoclinic.org, penyakit ini banyak dipicu oleh bakat genetik dari anggota keluarga.
Fakta ini didukung oleh nationaleczema.org yang menyebutkan bahwa jika salah satu orang tua pernah mengalami penyakit ini, maka peluang anak mengalami gangguan yang sama adalah 50%. Kemungkinan ini menjadi semakin besar apabila kedua orang tua memiliki penyakit ini.
Diagnosis dermatitis atopik
Tidak ada tes lab khusus yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini. Dokter umumnya hanya akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat kondisi kulit dan menelaah riwayat kesehatan pasien.
Kemungkinan besar dokter juga akan melakukan tes patch untuk mengidentifikasi penyakit kulit lain yang menyertai timbulnya gejala dermatitis atopik pada kulit pasien.
Jika kamu mencurigai beberapa jenis makanan tertentu sebagai pemicu alergi pada kulit, sebaiknya sampaikan informasi ini pada dokter yang menanganimu agar bisa membantu proses diagnosis yang dilakukan.
Komplikasi penyakit dermatitis atopik
Meski penyakit ini tidak menular, akan tetapi ia bisa berkembang menjadi beberapa jenis gangguan kesehatan lainnya seperti:
Asma
Penyakit dermatitis atopik tak jarang menjadi gejala awal dari asma. Dilansir dari mayoclinic.org, lebih dari setengah anak kecil yang menderita penyakit ini juga menjadi penderita asma di usia 13 tahun.
Kulit gatal dan bersisik yang kronis
Jika kamu menggaruk area yang mengalami gejala dermatitis atopik, kamu akan merasakan sensasi gatal yang bertambah parah. Jika terus digaruk ini akan menyebabkan kulit menebal, dan mengalami perubahan warna. Kondisi ini disebut neurodermatitis (lichen simplex chronicus).
Infeksi kulit
Menggaruk area kulit yang gatal terus-menerus lama-kelamaan akan melukai kulit dan membuatnya mengalami luka terbuka. Ini tentu bisa meningkatkan risiko infeksi yang diakibatkan bakteri serta virus, termasuk herpes simplex virus.
Irritant hand dermatitis
Kondisi ini biasanya hanya terjadi pada orang yang punya kebiasaan atau keharusan mencuci tangan dengan sabun, deterjen, atau disinfektan secara rutin.
Dermatitis kontak alergi
Kondisi gangguan kulit ini juga umum menjadi reaksi lanjutan pada orang yang menderita penyakit dermatitis atopik. Penyebabnya adalah kontak terhadap zat tertentu.
Gangguan tidur
Salah satu dampak dari gejala yang terasa akibat dermatitis atopik adalah sensasi gatal dan panas pada kulit. Secara tidak langsung ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas istirahat, karena tidur menjadi tidak nyenyak sepanjang malam.
Pencegahan dermatitis atopik
Penyakit dermatitis atopik memang belum ditemukan obatnya. Namun, dengan melakukan beberapa langkah pencegahan tertentu, kamu bisa mengurangi potensi gejala-gejala yang muncul dengan melakukan beberapa hal di bawah ini:
Aplikasikan pelembab secara rutin
Kondisi kulit yang lebih kering dari orang pada umumnya, membuat penderita penyakit ini harus lebih sering mengoleskan losion atau pelembap ke seluruh tubuhnya.
Setidaknya ini harus dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari. Memakai petroleum jelly juga bisa mencegah penyakit ini menjadi semakin parah.
Cari tahu faktor pemicu timbulnya alergi
Beberapa hal yang bisa membuat reaksi alergi menjadi semakin parah di antaranya adalah, keringat, stres, kelebihan berat badan, sabun, deterjen, debu, dan serbuk sari. Jika kamu sudah mengetahui pemicunya, hindari hal-hal tersebut untuk mengurangi risiko terjadinya alergi.
Pada kasus yang terjadi pada bayi dan anak-anak, alergi juga dapat dipicu oleh beberapa jenis makanan seperti telur, kedelai, gandum, dan lain-lain.
Jangan mandi terlalu lama
Kulit yang terlalu sering terkena air apalagi yang bersuhu panas akan membuat kondisinya semakin kering. Oleh sebab itu, batasi waktu mandimu selama 10 sampai 15 menit saja.
Upayakan menggunakan air dingin, atau air hangat, dan hindari memakai air panas.
Mandi dengan pemutih
The American Academy of Dermatology merekomendasikan mandi dengan cairan pemutih rumahan untuk mengatasi gejala dermatitis atopik. Caranya campurkan cairan pemutih rumahan sebanyak ½ mangkok (118 mililiter) dengan 40 galon (151 liter) air hangat.
Cukup berendam sampai leher saja, ya. Jangan memasukkan kepala ke dalam air karena akan sangat berbahaya bagi kesehatan.
Perlu diperhatikan bahwa cairan pemutih yang disarankan adalah yang bersifat non konsentrat. Kamu bisa mandi menggunakan metode ini setidaknya dua kali dalam seminggu.
Cermat memilih produk perawatan kulit
Trik ini juga akan membantu mengurangi frekuensi munculnya gejala dermatitis atopik. Usahakan untuk menghindari produk berbahan kimia atau yang memiliki kandungan serupa dengan pemicu alergi pada dirimu.
Pilih sabun yang kandungannya lembut di kulit, dan sedikit mengandung deterjen agar kandungan minyak alami dalam kulit dapat tetap terjaga.
Keringkan badan dengan hati-hati
Setelah mandi, kamu tidak boleh mengeringkan badan dengan cara menggosok-gosok badan secara kasar. Ini akan membuat permukaan kulit menjadi kasar dan kering. Akan lebih baik untuk menepuk-nepuk perlahan bagian tubuh dengan kain handuk agar badan menjadi kering.
Apakah penyakit dermatitis atopik bisa sembuh?
Penyakit dermatitis atopik umumnya muncul ketika masih kecil yakni di sekitar usia 6 bulan. Meski penyakit ini banyak diderita pada masa kanak-kanak, akan tetapi gejalanya bisa terus berlangsung dalam jangka waktu yang panjang.
Ada kalanya gejala ini berhenti ketika dewasa, tetapi ada pula yang malah semakin parah. Perbedaan kondisi ini dipengaruhi berbagai faktor. Namun, secara umum penyakit dermatitis atopik sangat mungkin akan muncul secara berulang sampai penderitanya dewasa.
Perbedaan penyakit dermatitis atopik dan eczema
Meski seringkali kedua gangguan kulit ini dianggap sama, tetapi ternyata ada beberapa perbedaan di antara keduanya, yakni:
- Penderita dermatitis atopik memiliki kulit kering yang mudah mengalami iritasi
- Penyakit dermatitis atopik ada yang hanya menyerang anggota tubuh tertentu seperti tangan
- Bisa menyebabkan infkesi kulit
Sedangkan pada eczema sendiri, meski sama-sama menimbulkan sensasi gatal dan kemerahan, ia memiliki ciri khusus yakni membuat kulit melepuh atau mengelupas. Sangat penting mengenali perbedaan kondisi keduanya, agar jenis penanganan yang dilakukan bisa berjalan secara optimal.
Kapan kamu harus berkonsultasi ke dokter?
Jika kamu mengalami gejala penyakit dermatitis atopik yang semakin memburuk sampai menimbulkan beberapa hal di bawah ini, maka kamu perlu memeriksakan diri kepada dokter kulit untuk mendapatkan diagnosis lanjutan.
- Nyeri, bengkak, rasa panas di sekitar ruam
- Garis merah memanjang dari ruam
- Keluar kotoran dari kulit, dan
- Demam.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!