Share This Article
Sebagian besar akan merasa ketakutan saat mendengar kata penyakit kanker otak. Hal ini merupakan reaksi yang wajar mengingat gangguan kesehatan tersebut memang sangat berbahaya bagi jiwa.
Meski begitu hal ini bukan alasan untuk tidak mengetahui hal-hal seputar penyakit otak. Selain untuk menambah wawasan, bisa juga memudahkan kamu untuk mendeteksi penyakit ini secara dini.
Apa itu penyakit kanker otak?
Dilansir dari Healthline.com, penyakit ini disebabkan pertumbuhan sel di dalam otak yang terjadi melampaui batas kewajaran.
Kelebihan jumlah sel tersebut membentuk sebuah gumpalan yang disebut dengan istilah tumor.
Meski awalnya tidak berbahaya, jika tumor ini tidak ditangani secara cepat bisa berubah menjadi ganas dalam waktu yang sangat cepat.
Dampaknya bukan hanya mengganggu berbagai fungsi organ di dalam tubuh, tapi juga bisa sampai menyebabkan kematian.
Penyebab dan faktor risiko penyakit kanker otak
Hingga saat ini, penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang bisa memperbesar risiko seseorang terkena gangguan ini. Beberapa di antaranya adalah:
- Riwayat genetik
- Memiliki pekerjaan yang berisiko sering terpapar bahan kimia
- Kebiasaan merokok
- Usia yang semakin tua
- Sering kontak dengan pestisida, herbisida
- Bekerja dengan elemen-elemen yang bisa menyebabkan kanker seperti plastik, karet, petroleum, dan beberapa jenis bahan tekstil
- Terkena infeksi virus Epstein-Barr, dan
- Persebaran dari sel-sel kanker pada organ tubuh lain seperti paru-paru, payudara, ginjal, dan lain-lain.
Baca juga: Mengenal Penyakit Melanoma, Salah Satu Jenis Kanker Kulit Serius
Jenis-jenis penyakit kanker otak
Pada dasarnya kanker dinamakan berdasarkan lokasi di mana ia pertama kali ditemukan. Oleh karena itu, kanker otak dinamakan demikian karena ditemukan di otak.
Sebelum melangkah lebih rinci pada jenisnya, kamu perlu membaca beberapa hal penting di bawah ini terlebih dahulu:
- Tidak semua benjolan tumor pada otak bersifat ganas sehingga dapat disebut kanker
- Tumor yang ganas umumnya dapat menyebar dan tumbuh dengan cepat, sehingga mengambil alih ruang, darah, dan nutrisi yang dimiliki oleh sel-sel otak yang sehat.
- Tumor yang tidak menyerang atau menyebar ke area di sekitar jaringan otak atau organ tubuh lain, disebut sebagai tumor jinak
Ada lebih dari 120 jenis kanker otak yang telah berhasil diidentifikasi para ahli. Semua dikategorikan tergantung pada lokasi di otak dan tingkat keparahannya. Beberapa jenis penyakit kanker otak yang perlu diketahui dilansir dari webmd.com adalah sebagai berikut:
Kanker otak primer
Bermula dari satu jenis sel yang berubah dari kondisi normal menjadi abnormal. Semakin lama ia semakin besar dan menyebakan benjolan tumor. Lokasinya berasal dari sel-sel di dalam otak itu sendiri.
Jenis yang paling banyak ditemukan adalah gliomas, meningiomas, pituitary adenomas, vestibular schwannomas, dan primitive neuroectodermal tumors (medulloblastomas).
Kanker otak glioma yang dimaksud juga termasuk glioblastomas, astrocytomas, oligodendrogliomas, dan ependymomas.
Kanker otak metastasis
Terjadi akibat pertumbuhan tidak wajar dari beberapa sel kanker yang berasal dari organ tubuh lain. Mereka menyebar dan menyerang otak hingga menyebabkan tumor yang disebut metastasis. Ini merupakan penyakit kanker otak yang paling sering terjadi.
Gejala-gejala penyakit kanker otak
Tidak semua penderita gangguan kesehatan ini menunjukkan gejala yang bisa dilihat dengan jelas. Misalnya, tumor pada kelenjar pituitari seringkali tidak ditemukan, meski pasien telah melakukan CT scan maupun MRI.
Meski begitu tetap ada beberapa gejala yang bisa muncul dan ditelaah lebih lanjut untuk memastikan seseorang menderita kanker otak atau tidak. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
- Sakit kepala yang umumnya memburuk di pagi hari
- Mudah lelah
- Kesulitan berjalan
- Kejang
- Sulit berkonsentrasi
- Susah mengingat sesuatu
- Mual
- Muntah
- Penglihatan terganggu
- Kesulitan bicara
- Perubahan suasan hati yang tidak wajar
- Gerakan bola mata menjadi tidak wajar
- Otot menyentak
- Otot berkedut
- Mati rasa atau kesemutan pada lengan atau kaki
- Tidak sadarkan diri, dan
- Kantuk yang tidak wajar
Baca juga: 10 Cara Menghilangkan Ngantuk Berat yang Ampuh dan Aman
Bagaimana penyakit ini didiagnosis?
Jika kamu merasa memiliki beberapa gejala di atas dan ingin memastikan apakah kamu terkena penyakit ini atau tidak. Kamu bisa berkonsultasi kepada dokter dan mendapatkan diagnosis dengan beberapa metode di bawah ini:
Wawancara kesehatan
Ini merupakan tahap permulaan di mana dokter akan menanyakan gejala yang kamu rasakan dan riwayat kesehatan yang kamu miliki.
Hal ini termasuk mengenai kondisi kesehatan anggota keluarga yang lain, riwayat penyakit yang pernah diderita, dan sejenisnya.
Pemeriksaan fisik
Mengingat beberapa gejala penyakit kanker otak juga bisa dilihat secara fisik. Maka kemungkinan besar dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk melihat kondisi mata, kemampuan bicara, dan lain-lain.
Pemeriksaan saraf
Ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah tumor yang terdapat di dalam tubuh kamu telah memengaruhi otak atau belum.
Tes foto
Bisa dilakukan dengan beberapa metode misalnya CT scan, MRI, maupun Positron Emission Tomography (PET) scans. Tujuannya adalah untuk menemukan lokasi tumor berada.
Pungsi lumbal
Adalah prosedur yang dilakukan dengan mengumpulkan sampel cairan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang dalam jumlah yang sangat sedikit. Ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan sel-sel kanker.
Biopsi otak
Termasuk ke dalam tindakan operasi yang mencoba mengambil bagian kecil dari tumor untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium. Caranya, dengan membuka tulang tempurung kepala tepat di lokasi di mana tumor ditemukan.
Setelah dibuat semacam lubang kecil, dokter akan memasukkan benang khusus untuk mengambil sampel tumor.
Selanjutnya bagian tumor yang berhasil diambil akan dilakukan CT scan atau tes MRI. Prosedur ini biasanya bertujuan untuk menentukan apakah tumor tersebut bersifat jinak atau ganas.
Baca juga: Tumbuh Benjolan di Tangan? Hati-hati, Itu Gejala Penyakit Kista Ganglion!
Penanganan penyakit kanker otak
Penanganan penyakit ini dapat dibilang cukup sulit dan harus melibatkan banyak ahli. Beberapa hal yang perlu diketahui seputar penanganan penyakit ini di antaranya adalah:
- Tim dokter yang menangani penyakit kanker otak biasanya terdiri dari dokter bedah saraf, spesialis kanker, dan spesialis radiasi.
- Tim ini juga bisa mengikutsertakan ahli nutrisi, ahli terapi fisik, dan lainnya jika dirasa diperlukan.
- Protokol pengobatan akan dilakukan sesuai dengan lokasi, ukuran, jenis kanker.
- Secara umum metode penanganan yang paling banyak dilakukan adalah operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi.
Jika kamu telah didiagnosis mengidap gangguan kesehatan ini, ada beberapa penanganan yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Metode yang dipakai untuk mengatasi kanker otak primer dan metastasis memiliki perbedaan yang signifikan.
Kamu bisa saja mendapatkan lebih dari satu metode pengobatan tergantung jenis, ukuran, dan lokasi kanker di dalam tubuhmu. Faktor usia dan riwayat kesehatan juga termasuk dalam hal-hal yang dipertimbangkan dalam melakukan pengobatan kanker otak.
Operasi
Tindakan ini merupakan cara yang paling umum dilakukan untuk menangani kanker otak. Namun, prosedur ini terkadang hanya bisa membuang sebagian tumor karena lokasinya yang sulit untuk ditangani.
Bahkan jika tumor terletak di bagian yang sensitif atau sulit diakses pada otak, tindakan operasi menjadi sangat tidak disarankan untuk dilakukan. Jika dokter menyarankan operasi, biasanya kamu diharuskan meminum beberapa obat yang mengandung steroid seperti Decadron.
Tujuannya adalah untuk mengurangi pembengkakan. Obat-obatan antikonvulsan juga dapat diberikan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya kejang.
Apabila kamu memiliki kelebihan cairan serebrospinal di sekitar otak, sebelum operasi dokter akan memasukkan sejenis tabung plastik tipis yang dinamakan shunt untuk mengeringkannya. Dengan begitu dokter akan lebih mudah melakukan tindakan operasi.
Kemoterapi
Kamu juga bisa menerima penanganan dalam bentuk kemoterapi dan obat-obatan. Tujuannya, untuk menghancurkan sel-sel kanker di dalam otak sampai menyusut menjadi tumor. Obat-obatan tersebut dapat diberikan secara oral maupun melalui injeksi pada nadi.
Tindakan ini biasanya terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut:
- Dokter meresepkan obat-obatan baik secara tunggal maupun kombinasi
- Obat dapat diberikan melalui mulut, injeksi pada nadi, maupun diberikan melalui shunt.
- Kemoterapi umumnya dilakukan selama beberapa sesi. Satu sesi biasanya terdiri dari periode singkat yang intensif. Kemudian sesudahnya diikuti dengan sesi khusus untuk beristirahat.
- Efek samping dari kemoterapi adalah muntah, mual, muncul luka pada mulut, kehilangan selera makan, rambut menjadi rontok, dan lain-lain. Beberapa efek samping tersebut dapat dikurangi dengan mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Terapi radiasi
Terapi radiasi dapat direkomendasikan untuk menghancurkan jaringan tumor atau sel-sel kanker yang tidak bisa dihilangkan melalui prosedur operasi. Metode ini dilakukan dengan melibatkan penggunaan gelombang energi tinggi seperti sinar X.
Pada beberapa kasus tertentu, pasien disarankan untuk menjalani kemoterapi dan terapi radiasi secara bersamaan. Namun, ada pula yang melakukan kemoterapi setelah pengobatan melalui terapi radiasi usai dilakukan.
Perlu diingat bahwa terapi radiasi umumnya dipakai untuk orang yang tidak bisa dilakukan tindakan operasi. Atau bisa juga diberikan untuk menghilangkan sisa-sisa sel kanker yang tidak hilang setelah operasi.
Obat-obatan
Dokter bisa juga memberikan resep obat-obatan tertentu untuk meningkatkan, mengarahkan, maupun mengembalikan daya tahan tubuh.
Ini bertujuan agar badan secara alami bisa melawan pertumbuhan sel-sel kanker. Contohnya, obat bevacizumab yang terbukti efektif menghentikan pertumbuhan pembuluh darah penyedia nutrisi kepada tumor.
Percobaan klinis
Jika dalam perkembangannya semua metode di atas tidak memberikan efek yang diharapakan, dokter dapat merekomendasikan terapi klinis yang masih berada dalam tahapan uji coba.
Rehabilitasi
Seorang pasien bisa saja diminta melakukan tahapan rehabilitasi jika penyakit kanker otak yang ia derita telah mengganggu beberapa fungsi tubuh. misalnya berjalan, bicara, atau kegiatan sehari-hari lainnya.
Langkah ini umumnya terdiri dari terapi fisik, terapi okupansi, dan terapi-terapi lainnya. Tujuannya agar bisa membantu kamu mempelajari kembali fungsi tubuh yang sempat terganggu.
Bagaimana mengurangi risiko terkena penyakit kanker otak?
Tidak ada cara khusus yang dapat mencegah terjadinya penyakit ini. Namun, kamu bisa memperkecil risiko terjangkit kanker otak dengan melakukan gaya hidup sehat.
Selain itu, berhenti merokok, dan menghindari paparan bahan-bahan kimia juga bisa mengurangi risiko terkena kanker otak.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.