Share This Article
Mengidap penyakit konstipasi adalah masalah yang sangat umum dialami siapapun. Seseorang bisa dianggap konstipasi jika dalam satu minggu hanya buang air besar selama kurang dari tiga kali, atau yang biasa disebut sembelit.
Perawatan untuk konstipasi kronis tergantung dengan apa penyebab dasarnya. Namun, dalam beberapa kasus penyebabnya tidak ditemukan.
Baca Juga: Selain Turunkan Kolesterol, Terong Bisa Cegah Penuaan Dini Lho! Yuk Makan
Pandangan tentang konstipasi
Meskipun sembelit biasa terjadi, ini adalah salah satu gejala usus yang paling sulit untuk didefinisikan. Pasien, dokter, dan ahli fisiologi (yang mempelajari bagaimana tubuh bekerja) memiliki pandangan yang berbeda mengenai kondisi ini, karena fitur konstipasi yang bervariasi.
Dikutip dari aboutconstipation.org inilah pandangan-pandangan tersebut.
Pandangan pasien
Sembelit tampak berbeda bagi orang yang berbeda. Seseorang dapat melaporkan konstipasi jika mereka merasakan ada sesuatu yang salah dengan pencernaannya, bahkan sampai mereka merasa tidak nyaman.
Sebagian besar orang melaporkan mengalami setidaknya 3 kali buang air besar per minggu, sehingga jika kurang dari jumlah tersebut maka dianggap tidak normal.
Frekuensi saja tidak dapat dianggap sebagai indikator sembelit. Konsistensi atau bentuk tinja pun bisa menjadi alasannya, upaya yang diperlukan untuk mengeluarkannya setidaknya sama pentingnya dengan frekuensi.
Pandangan dokter
Dokter biasanya akan bertanya gejala apa yang dialami untuk membuat diagnosis. Dalam kasus sembelit, gejalanya bervariasi dan terkadang tidak tepat.
Dilansir dari aboutconstipating.org, pada konstipasi idopatik kronis, tidak ada tanda objektif yang bisa diamati. Untuk alasan ini kriteria diagnosis berbasis gejala (kriteria roma) telah dikembangkan oleh kelompok ahli yang mengisyaratkan bahwa penyebab tidak diketahui (idiopatik).
Pandangan fisiologis
Untuk mengidentifikasi konstipasi, fisiolog mempelajari cara kerja keras usus, mereka berusaha mengukur fungsi usus dan menentukan perbedaan antara normal dan abnormal. Yang paling sederhana adalah mengukur waktu transit usus.
Metode yang paling umum adalah melacak kemajuan sejumlah penanda kecil, tetapi sinar-X yang terdeteksi saat bergerak melalui usus. Dengan cara ini waktu yang dibutuhkan tinja untuk bergerak akan diukur.
Tes-tes lain mengukur kontraksi-kontraksi usus besar atau otot-otot panggul yang berhubungan dengan pergerakan-pergerakan usus.
Pandangan praktis
Tes tidak praktis untuk kunjungan dokter rutin, dan ada banyak perdebatan tentang definisi tes normal. Skala bentuk bangku Bristol adalah salah satu metode yang dapat digunakan semua orang.
Feses keras (tipe1) mewakili transit paling lambat, sedangkan feses encer longgar (tipe 7) adalah transit cepat dan menyebabkan diare. Bagian yang sulit atau jarang dari tinja tipe 1 atau 2 memberikan aturan praktis untuk konstipasi.
- Tinja tipe1 berbentuk bulatan-bulatan kecil dan keras seperti kacang (sulit dilewati)
- Tinja tipe2 berbentuk sosis tetapi kental
- Tinja tipe 3 seperti sosis tetapi dengan retakan di permukaan
- Tinja tipe 4 seperti sosis atau ular, halus dan lembut
- Tinja tipe 5 gumpalan lunak dengan tepi jernih (mudah dilewati)
- Tinja tipe 6 potongan halus dengan tepi compang-camping, bangku lembek
- Tinja tipe 7 berair, tidak ada bagian padat (seluruhnya cair)
Gejala penyakit konstipasi
Sering dianggap penyakit biasa, sembelit ternyata bisa menjadi penyakit kronis lho! Bahkan bisa menjadi penghalang kamu untuk beraktivitas. Oleh sebab itu penting untuk kamu mengenal gejala-gejala dari penyakit ini.
- Hanya melakukan buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu
- Kesulitan saat buang air besar dikarenakan tinja yang keras
- Merasa seperti ada yang tersumbat di bagian rektum
- Merasa kenyang atau kembung, bahkan setelah buang air besar
- Membutuhkan dorongan saat buang air, seperti menggosok bagian punggung atau perut
Sembelit bisa dianggap kronis jika kamu mengalami beberapa gejala-gejala tersebut selama tiga bulan lamanya.
Apa saja sih penyebab penyakit konstipasi?
Beberapa orang bisa saja mengalami konstipasi, hanya saja hal itu hanya berlangsung dalam waktu yang tidak lama. Namun, pada beberapa kasus, konstipasi bisa menjadi penyakit yang kronis jika sembelit berlangsung selama lebih dari tiga bulan.
Susah buang air besar sering terjadi ketika tinja bergerak terlalu lambat melalui saluran pencernaan., yang menyebabkan tinja menjadi keras dan kering. Konstipasi kronis memiliki beberapa penyebab, seperti:
Penyakit konstipasi karena peyumbatan di usus besar
Penyumbatan dapat memperlambat atau menghentikan gerakan feses, hal itu dikarenakan:
- Penyumbatan di usus
- Kanker usus
- Penyempitan usus besar
- Kanker perut lainnya yang menekan usus besar
- Kanker dubur
- Rektum menonjol melalui dinding belakang vagina
- Bermasalah di bagian saraf sekitar usus besar dan dubur
Bermasalah di bagian saraf sekitar usus besar dan dubur
Masalah neurologis dapat memengaruhi saraf yang menyebabkan otot-otot di usus besar dan rektum berkontraksi memindahkan tinja melalui usus, penyebabnya meliputi:
- Kerusakan pada saraf yang mengontrol fungsi tubuh (neuropati otonom)
- Sclerosis ganda
- Penyakit parkinson
- Cedera tulang belakang
- Stroke
- Kesulitan dengan otot yang terlibat dalam eliminasi
Kesulitan dengan otot yang terlibat dalam eliminasi
Masalah dengan otot panggul yang terlibat dalam buang air besar dapat menyebabkan sembelit kronis, seperti:
- Ketidak mampuan untuk melemaskan otot-otot pangul untuk memungkinkan buang air besar (anismus)
- Otot-otot panggul yang tidak mengoordinasikan relaksasi dan kontraksi dengan benar (dyssynergia)
- Otot panggul melemah
- Kondisi yang memengaruhi hormon dalam tubuh
Penyakit konstipasi karena kondisi yang memengaruhi hormon dalam tubuh
Hormon membantu menyeimbangkan cairan dalam tubuh. Penyakit dan kondisi yang mengganggu keseimbangan hormon dapat menyebabkan sembelit, termasuk:
- Diabetes
- Kelenjar paratiroid yang terlalu aktif (hiperparatiroidisme)
- Kehamilan
- Tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme)
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko penyakit konstipasi
Buang air besar adalah tahap terakhir dalam proses pencernaan. Dalam sistem pencernaan manusia, makanan yang dikonsumsi akan menuju lambung, usus kecil, kemudian menuju usus besar.
Sisa makanan tersebut akan dikeluarkan menuju anus dengan bantuan air yang diperlukan tubuh dan diserap oleh usus.
Sembelit tidak dialami secara tiba-tiba tanpa sebab. Beberapa alasan pun bisa menjadi faktor susah buang air besar dirasakan, pola makan dan gaya hidup menjadi faktor umum dari konstipasi. Faktor-faktor lainnya meliputi:
- Kurangnya minum air putih
- Makan makanan yang rendah serat
- Kurang beraktivitas
- Menunda keinginan untuk buang air besar
- Minum obat-obatan tertentu, seperti obat penenang, obat sakit opioid, dan obat untuk menurunkan tekanan darah
- Memiliki kondisi kesehatan mental seperti depresi atau gangguan makan
Komplikasi konstipasi kronis
Konstipasi juga memiliki komplikasi yang membuat keadaan kamu bisa menjadi semakin mengkhawatirkan, seperti:
- Pembengkakan pembuluh darah di anus (wasir). Memaksakan dorongan saat buang air besar bisa menyebabkan pembengkakan di pembuluh darah sekitar anus
- Terjadi goresan di bagian anus, dikarenakan kotoran yang terlalu keras dan besar
- Memaksakan kotoran keluar dengan cara didorong secara paksa, bisa mengakibatkan sejumlah rektrum meregang dan menonjol dari anus (prolaps dubur)
Pencegahan dan pengobatan penyakit konstipasi
Mencegah konstipasi pada umumnya hanya dengan menjaga pola makan yang sehat. Namun tidak hanya itu, ini dia pencegahan dan cara mengobati agar kamu tidak susah buang air besar.
- Perbanyak minum air putih
Minum air putih yang cukup membantu kotoran atau tinja bergerak lebih mudah melalui usus. Minumlah 1 ½ hingga 2 liter air dalam sehari (kecuali dokter menganjurkan untuk melakukan diet terbatas cairan). Serat dan air dapat bekerja bersama untuk membuat buang air menjadi teratur.
- Hindari kafein
Terlalu banyak mengonsumsi kafein akan menyebabkan dehidrasi
- Kurangi mengonsumsi susu
Produk susu dapat menyebabkan konstipasi pada beberapa orang
- Makan makanan yang berserat
Memakan makanan berserat tinggi seperti buah-buahan, sayuran, dan roti gandum dapat membantu mencegah sembelit loh. Serat tidak bisa dicerna, sehingga membantu membersihkan usus.
Pola makan yang tidak sehat atau jika kamu makan makanan berlemak, manis, atau terlalu banyak tepung terlalu banyak, bisa memperlambat sistem pencernaan.
- Biasakan berolahraga
Aktivitas fisik dapat mendorong perut untuk bereaksi. Ketika kamu menggerakan tubuh, otot-otot usus pun akan lebih aktif. Lakukan olahraga setidaknya 30 menit sehari, dan beberapa hari dalam seminggu. Maka dari itu mulailah berolahraga agar kamu terhindar dari penyakit konstipasi ini!
- Makan secara teratur
Karena makan adalah stimulant alami untuk usus, makan secara teratur bisa membantu kamu untuk mengembangkan kebiasaan buang air besar secara rutin.
- Jangan menunda atau menahannya jika ingin buang air besar
Jika kamu melawan keinginan untuk pergi ke kamar mandi, segeralah hilangkan kebiasaan itu. Karena idealnya kamu harus mengeluarkan kotoran bahkan sehabis makan.
- Minum obat pencahar
Ada beberapa jenis obat pencahar, masing-masing dari obat tersebut memiliki cara kerja yang berbeda untuk meringankan sembelit. Jika kamu merasa bingung, kamu bisa konsultasikan ke dokter untuk menanyakan jenis obat apa yang cocok untuk kamu, dan berapa lama kamu harus meminumnya.
Perubahan kecil ini dapat membantu sebagian besar orang yang sembelit dan membuat mereka merasa lebih baik.
Baca Juga: 8 Manfaat Semangka: Cegah Dehidrasi hingga Atasi Sembelit!
Kapan harus pergi ke dokter?
Hubungi dokter jika kamu tiba-tiba mengalami sembelit dengan diiringi rasa sakit perut atau kram dan tidak bisa buang air hingga buang gas sama sekali. Kamu juga bisa hubungi dokter jika:
- Konstipasi merupakan hal yang baru untuk kamu, dan perubahan gaya hidup tidak membantu
- Mengeluarkan darah saat buang air besar
- Kehilangan berat badan secari tiba-tiba
- Mengalami sakit yang berlebih ketika sedang buang air besar
- Sembelit yang berlangsung selama lebih dari 2 minggu
- Ukuran, bentuk, dan konsistensi dari tinja telah berubah secara drastis
Tes yang harus dilakukan
Jika kamu pergi ke dokter, dokter kamu mungkin merekomendasikan beberapa tes untuk menemukan penyebab dari sembelit yang kamu alami, seperti:
- Tes darah untuk memeriksakan kadar hormon
- Tes yang akan memeriksakan otot-otot di bagian anus
- Tes yang menunjukkan bagaimana limbah bergerak masuk dan keluar dari usus besar
- Kolonoskopi untuk mencari penyumbatan di usus besar
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar info sehat lainnya? Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!