Share This Article
Penyebab kematian terbesar di Indonesia bisa berasal dari penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular umumnya dialami oleh satu individu yang berlangsung dalam jangka waktu lama atau dikenal sebagai penyakit kronis.
Kombinasi faktor risiko yang meningkatkan seseorang bisa menderita penyakit tidak menular adalah genetik, fisiologis, gaya hidup, dan lingkungan sekitar.
Penyakit tidak menular umumnya memengaruhi orang-orang, termasuk kelompok umur sehingga sering dikaitkan dengan orang yang sudah lanjut.
Baca juga: Serba-serbi Albendazole: Obat untuk Mengobati Infeksi Akibat Cacing
Apa itu penyakit tidak menular?
Penyakit tidak menular atau PTM dikenal juga sebagai penyakit kronis yang cenderung berlangsung lama tetapi menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi.
Dilansir WHO, PTM secara tidak proporsional memengaruhi orang-orang di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Selain itu, penyakit ini juga sering diderita oleh orang yang tinggal di komunitas rentan dimana akses ke layanan kesehatan masih kurang. Jenis utama penyakit tidak menular, di antaranya penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan kronis, obstruksi kronis, dan diabetes.
Beberapa penyakit ini disebabkan karena adanya berbagai faktor, seperti urbanisasi cepat yang tidak terencana, gaya hidup yang tidak sehat, dan penuaan. Diet tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik bisa meningkatkan tekanan darah, glukosa, lemak darah, hingga obesitas.
Baca Juga : Waspadai Penyakit Menular Seksual yang Sering Terjadi di Indonesia
Penyakit tidak menular yang bersifat kronis
Dari definisinya saja, penyakit tidak menular juga disebut dengan istilah penyakit kronis. Hal ini disebabkan oleh dampak yang tak main-main dari penyakit ini.
Dari data WHO, Penyakit tidak menular yang bersifat kronis membunuh 41 juta orang setiap tahun, setara dengan 71 persen dari semua kematian secara global.
Melansir Healthline, berikut beberapa contoh penyakit tidak menular bersifat kronis yang umum dialami masyarakat dunia:
- Penyakit Alzheimer
- Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) atau juga disebut penyakit Lou Gehrig
- Radang sendi
- Gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD)
- Gangguan spektrum autisme (ASD)
- Bell’s palsy
- Gangguan bipolar
- Cacat lahir
- Cerebral palsy
- Penyakit ginjal kronis
- Nyeri kronis
- Pankreatitis kronis
- Ensefalopati traumatik kronis (CTE)
- Gangguan pembekuan perdarahan
- Gangguan pendengaran bawaan
- Anemia Cooley (juga disebut beta thalassemia)
- Penyakit Crohn
- Depresi
- Down syndrome
- Eksim
- Epilepsi
- Sindrom alkohol janin
- Fibromyalgia
- Sindrom X rapuh (FXS)
- Hemochromatosis
- Hemofilia
- Penyakit radang usus (IBD)
- Insomnia
- Penyakit kuning pada bayi baru lahir
- Penyakit ginjal
- Keracunan timbal
- Penyakit hati
- Distrofi otot (MD)
- Myalgic encephalomyelitis / sindrom kelelahan kronis (ME / CFS)
- Myelomeningocele (sejenis spina bifida)
- Kegemukan
- Trombositemia primer
- Psoriasis
- Penyakit kejang
- Anemia sel sabit
- Gangguan tidur
- Stress
- Lupus eritematosus sistematis (juga disebut lupus)
- Sklerosis sistemik (juga disebut skleroderma)
- Gangguan sendi temporomandibular (TMJ)
- Sindrom Tourette (TS)
- Cedera otak traumatis (TBI)
- Kolitis ulseratif
- Gangguan penglihatan
- Penyakit von Willebrand (VWD)
Untuk daftar penyakit tidak menular yang ada di Indonesia, kamu bisa simak di poin pembahasan berikutnya ya!
Baca Juga : Daftar Penyakit Menular dan Tidak Menular yang Paling Sering Terjadi di Indonesia
Daftar contoh penyakit tidak menular di Indonesia
Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diperkirakan setidaknya terdapat 1,4 juta orang meninggal akibat menderita penyakit tidak menular.
Faktor perilaku yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular, seperti penggunaan tembakau, diet tidak sehat, hingga konsumsi alkohol.
Penyakit tidak menular bisa dihindari dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dan menjauhi kebiasaan buruk.
Nah, berikut beberapa contoh penyakit tidak menular bersifat kronis yang sering diderita oleh masyarakat Indonesia, di antaranya:
1. Penyakit kardiovaskular
Kardiovaskular menjadi penyebab kematian paling umum di seluruh dunia. Sistem kardiovaskular bertugas untuk memasok tubuh dengan darah yang terdiri dari jantung, arteri, vena, dan kapiler. Karena itu, jika sistem ini terganggu maka bisa menyebabkan masalah fatal, berupa kematian.
Penyakit kardiovaskular diakibatkan oleh pola makan yang buruk serta kurangnya aktivitas fisik sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah, gula darah, dan kegemukan.
Nah, gejala penyakit ini akan bervariasi tergantung pada kondisi spesifik. Beberapa gejala khas dari masalah kardiovaskular, antara lain:
- Terasa nyeri atau tekanan di dada.
- Rasa sakit atau tidak nyaman pada lengan.
- Mengalami sesak napas hingga menyebabkan mual.
- Pusing yang mengakibatkan keringat dingin.
Berbagai gejala tersebut bisa dihindari dengan segera melakukan perubahan pada pola hidup.
Gaya hidup sehat yakni mengelola berat badan, lakukan olahraga secara teratur, ikuti diet sehat, kurangi asupan makanan olahan, dan hentikan kebiasaan merokok.
2. Penyakit kanker
Contoh penyakit tidak menular berikutnya adalah kanker. Kanker memengaruhi orang-orang dari segala usia, status sosial, ekonomi, jenis kelamin, serta etnis.
Karena itu, kanker menjadi penyebab paling banyak kedua dari sumber kematian akibat penyakit tidak menular. Nah, penyakit kanker sendiri juga sulit untuk dihindari karena bisa diakibatkan karena adanya faktor genetik.
Kanker sebagian besar dapat dikendalikan melalui pencegahan, deteksi dini, dan perawatan. Selain itu, jika ingin mengetahui penyakit ini dibutuhkan layanan skrining dan perawatan berkualitas tinggi.
Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan, dapat berupa menghindari tembakau, batasi alkohol, dan lakukan imunisasi terhadap infeksi penyebab.
Biasanya, kematian akibat kanker pada pria terjadi pada beberapa organ tubuh, termasuk paru-paru, hati, kolorektal, dan prostat. Sementara pada wanita biasanya menyerang payudara, serviks, dan perut.
3. Penyakit diabetes
Diabetes dapat terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin, yakni suatu hormon yang mengatur gula darah atau glukosa. Penyakit ini biasanya juga terjadi ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya.
Beberapa efek akibat menderita diabetes bisa dirasakan, seperti penyakit jantung, kehilangan penglihatan, dan cedera ginjal.
Jika kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik, maka diabetes dapat secara serius merusak organ dan sistem lain dalam tubuh seiring berjalannya waktu. Nah, ada dua jenis diabetes yang menyerang tubuh, yakni:
- Diabetes tipe 1. Biasanya sering diderita oleh anak-anak atau orang dewasa muda yang merupakan disfungsi sistem kekebalan tubuh.
- Diabetes tipe 2. Umumnya dialami oleh orang dewasa yang merupakan hasil dari pola makan yang buruk, ketidakaktifan obesitas, dan faktor gaya hidup.
Selain itu, ada pula diabetes gestasional yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah pada wanita hamil. Untuk mencegah diabetes, diperlukan deteksi dini, perawatan kesehatan, dan manajemen diri yang baik.
4. Penyakit pernapasan kronis
Penyakit pernapasan kronis terjadi akibat aliran udara terhalangi dari paru-paru. Gejala penyakit satu ini, termasuk kesulitan bernapas, batuk, produksi lendir atau dahak, dan mengi.
Salah satu penyebab utama penyakit pernapasan kronis adalah paparan jangka panjang terhadap gas atau partikel tertentu. Meskipun begitu, penyakit ini juga memiliki dasar genetik sehingga sulit untuk dihindari.
Penyakit ini sulit untuk disembuhkan sehingga memerlukan perawatan medis secara berkala. Beberapa penyakit pernapasan kronis yang biasa menyerang tubuh, meliputi penyakit paru obstruktif kronik atau PPOK, asma, hipertensi paru, dan fibrosis kistik.
Beberapa gejala penyakit pernapasan kronis, antara lain napas pendek, sesak napas, batuk kronis, lendir kuning, dan penurunan berat badan.
5. Penyakit ginjal
Adanya masalah ginjal umumnya akan memengaruhi kemampuan tubuh untuk membersihkan darah, menyaring air ekstra dari darah, dan membantu mengendalikan tekanan darah.
Selain itu, juga dapat memengaruhi produksi sel darah merah dan metabolisme vitamin D yang dibutuhkan untuk kesehatan tulang. Normalnya, tubuh memiliki dua ginjal yang terletak di kedua sisi tulang belakang dan tepat di atas pinggang.
Ketika ginjal rusak, produksi limbah dan cairan akan menumpuk di tubuh sehingga menyebabkan pembengkakan di area pergelangan kaki, mual, lemas, kurang tidur, dan napas pendek.
Ginjal bisa rusak karena pola hidup yang buruk, seperti terlalu banyak mengonsumsi minuman olahan. Tanpa perawatan yang tepat, kerusakan pada ginjal bisa menjadi lebih buruk dan mungkin akan berhenti bekerja.
6. Penyakit strok
Contoh penyakit tidak menular berikutnya adalah strok. Strok merupakan kondisi medis serius yang mengancam jiwa dan biasanya terjadi akibat suplai darah ke bagian otak terputus.
Seperti organ lain, otak membutuhkan oksigen dan nutrisi yang disediakan darah agar dapat berfungsi dengan baik. Jika suplai darah dibatasi, maka sel-sel otak mulai mati dan bisa mengakibatkan cedera otak, kecacatan, hingga kematian.
Terdapat dua penyebab utama penyakit strok, yakni iskemik dan hemoragik. Iskemik terjadi ketika suplai darah dihentikan karena bekuan darah. Sementara hemoragik terjadi ketika pembuluh darah melemah sehingga menyebabkan otak pecah.
Nah, beberapa gejala umum yang akan dirasakan penderitanya, antara lain:
- Wajah. Pada wajah, sebagian atau satu sisi kemungkinan tidak dapat tersenyum atau mulut dan mata tertarik ke bawah.
- Lengan. Orang yang dicurigai stroke mungkin tidak dapat mengangkat kedua lengan dan menahannya karena mati rasa di satu sisi bagian.
- Ucapan. Kemungkinan penderita stroke akan sulit untuk berbicara dengan jelas sehingga sulit untuk memahami perkataannya.
Strok kecil biasanya menjadi pertanda sebelum penyakit bertambah serius sehingga perlu dilakukan penanganan sesegera mungkin. Minta bantuan anggota keluarga atau orang terdekat untuk menghubungi tim medis jika gejala penyakit sudah mulai dirasakan.
7. Penyakit hipertensi
Tekanan darah atau hipertensi terjadi akibat arteri menyempit sehingga meningkatkan resistensi. Hipertensi biasanya berkembang selama beberapa tahun dan tanpa gejala. Namun, bisa memicu kerusakan pada pembuluh darah serta organ lain: otak, jantung, dan mata.
Beberapa gejala umum yang dirasakan, seperti sakit kepala, sesak napas, mimisan, pusing, nyeri dada, dan perubahan pada urine. Tekanan darah tinggi dibagi menjadi dua jenis yang memiliki penyebab berbeda.
Jenis yang pertama adalah hipertensi primer yang berkembang dari waktu ke waktu tanpa penyebab jelas. Beberapa faktor yang berisiko menyebabkan hipertensi jenis ini, berupa gen, perubahan fisik, serta lingkungan.
Kedua, hipertensi sekunder yang dapat terjadi dengan cepat dan biasa menjadi lebih parah dari jenis sebelumnya. Penyebab hipertensi sekunder, meliputi penyakit ginjal, apnea tidur obstruktif, cacat jantung bawaan, dan masalah dengan tiroid.
Baca juga: Cefixime: Dosis Obat hingga Efek Samping yang Bisa Dirasakan
Pencegahan penyakit tidak menular
Cara penting untuk mencegah dan mengontrol penyakit tidak menular adalah fokus pada pengurangan faktor risiko. Penyakit tidak menular juga bisa diatasi melalui pendekatan primer untuk memperkuat deteksi dini dan perawatan tepat waktu.
Dikutip dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada beberapa strategi pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular di Indonesia. Langkah-langkah kebijakan dan strategi yang bisa dilakukan, antara lain:
- Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat sehingga terhindari dari berbagai faktor risiko penyakit.
- Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui penguatan sumber daya dan pelayanan kesehatan.
- Meningkatkan kemitraan dengan lintas program, sektor, dan pemangku kepentingan yang terkait.
Penyakit tidak menular memang bukan merupakan penyakit yang bisa menyebar dari satu orang kepada orang lainnya.
Namun, risiko kematian akibat penyakit ini sama tinggi dengan penyakit yang disebabkan oleh infeksi menular seksual. Karena itu, penting untuk melakukan tindak pencegahan sebelum masalah menjadi lebih serius.
Penyakit lupus menular atau tidak?
Berdasarkan situs Lupus.Org, lupus bukanlah penyakit yang menular. Kamu tidak akan bisa tertular atau menularkan lupus ke orang lain.
Lupus adalah penyakit kronis (jangka panjang) yang dapat menyebabkan nyeri dan peradangan di bagian tubuh mana pun.
Lupus berkembang sebagai respons terhadap kombinasi faktor baik di dalam maupun di luar tubuh, termasuk hormon, genetika, dan lingkungan.
Lupus dapat menyebabkan banyak gejala berbeda yang datang dan pergi seiring waktu. Gejala umum termasuk ruam berbentuk kupu-kupu di pipi dan hidung, nyeri atau bengkak di persendian, dan kelelahan (sering merasa lelah).
Penyakit liver menular atau tidak?
Penyakit liver atau organ hati tidak menular melalui interaksi biasa dengan orang yang terkena. Namun, hepatitis, salah satu penyebab penyakit hati, dapat ditularkan melalui darah, kontaminasi feses, dan kontak seksual.
Penyakit hati juga bisa disebabkan oleh infeksi yang berhubungan dengan penyakit menular, seperti cacar air, meski hal ini jarang terjadi.
Hepatitis B yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) adalah penyakit hati yang paling umum dan paling menular di dunia.
Dampak Hepatitis B pada hati berbahaya karena hati merupakan bagian vital tubuh, dan jika tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan penyakit serius dan terkadang kematian.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!