Share This Article
Kanker kulit masih menjadi salah satu jenis kanker dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Menurut World Health Organization, tidak kurang dari empat juta kasus kanker kulit terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia.
Lalu, apa saja faktor pemicu skin cancer dan bagaimana langkah pencegahannya? Yuk, simak ulasan lengkap tentang kanker kulit berikut ini.
Baca juga: Kanker Nasofaring, Gejala hingga Penyebabnya
Mengenal penyakit kanker kulit
Selain kanker otak dan payudara, skin cancer juga merupakan jenis kanker yang bisa menyebabkan kematian jika tidak mendapat penanganan yang tepat. Kondisi ini bisa terjadi saat ada pertumbuhan sel-sel tidak normal pada kulit.
Pada umumnya, sel-sel jahat ini berkembang dengan mudah dan cepat di daerah atau negara yang memiliki tingkat paparan sinar matahari tinggi, misalnya kawasan tropis.
Meski, peluang terjadi di negara yang tidak terkena sinar matahari masih tetap ada.
Mengapa kanker kulit bisa terjadi?
Seperti berbagai jenis kanker lain, kanker pada kulit juga disebabkan oleh sel-sel tumor yang mengganas. Sel tersebut berkembang tak terkendali menjadi sel kanker. Mutasi besar-besaran membuat mereka mengambil alih sel yang sehat di dalam tubuh.
Ada dua sel yang bisa memicu munculnya skin cancer, yaitu sel basal dan sel skuamosa.
Sel basal bisa muncul dan berkembang karena rusaknya DNA pada kulit yang dipicu oleh paparan sinar ultraviolet dari matahari. Sedangkan sel skuamosa, muncul akibat reaksi kimia, misalnya luka bakar.
Selain itu, masih ada satu jenis kanker yang bisa muncul karena faktor internal tubuh, namanya sel melanosit. Sel ini bisa berkembang di bagian kulit yang tidak terpapar sinar matahari.
Sebuah publikasi di US National Library of Medicine menyebutkan, sel kanker melanosit kemungkinan muncul dari faktor genetik, berhubungan dengan pigmen kulit.
Jenis-jenis kanker kulit
Ada dua kategori skin cancer yang sering dialami oleh banyak orang, yaitu melanoma dan nonmelanoma. Jenis kanker nonmelanoma sendiri ada banyak, di antaranya adalah karsinoma sel basal, keratonis aktinik, dan karsinoma sel skuamosa.
- Melanoma, jenis skin cancer yang jarang terjadi meski mematikan. Melanoma terjadi karena rusaknya melanosit, yaitu sel yang memengaruhi pigmen kulit
- Karsinoma sel basal, kanker pada kulit yang dipicu oleh sel basal, pertumbuhannya relatif lambat dan sering muncul di leher atau kepala. Jenis ini adalah yang paling banyak terjadi dari semua kasus kanker kulit di dunia
- Karsinoma sel skuamosa, adalah salah satu skin cancer paling agresif. Kanker kulit ini berkembang di kulit bagian luar, ditandai dengan benjolan dan ruam
- Keratosis aktinik, penyakit kulit berupa bercak merah yang jika tidak ditangani bisa menjadi tempat berkembangnya sel skuamosa. Oleh karena itu, keratosis aktinik juga disebut sebagai pra-kanker.
Gejala yang muncul
Kanker kulit nonmelanoma dapat dideteksi dengan adanya hal-hal tidak biasa yang muncul pada kulit, seperti benjolan tanpa sebab berwarna merah muda. Ini berbeda dengan benjolan yang diakibatkan gigitan serangga.
Sedangkan untuk kanker kulit jenis melanoma, gejalanya bisa dilihat dari tahi lalat yang ada pada kulit.
Meski kasusnya tidak sebanyak kanker tipe lain, melanoma adalah jenis skin cancer yang mematikan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memerhatikan gejalanya.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) membagikan tips untuk mendeteksi kanker kulit melanoma dengan rumus ABCDE, yaitu:
- A untuk asimetris, berupa bentuk yang tidak beraturan pada tahi lalat
- B untuk border, yaitu berupa pinggiran atau garis tepi yang tidak bulat pada tahi lalat
- C untuk color, yaitu berupa warna dari tahi lalat yang tidak normal (selain hitam, cokelat, dan abu-abu)
- D untuk diameter, apakah diameter dari tahi lalat itu sendiri lebih besar dari ukurannya
- E untuk evolusi, yaitu perubahan-perubahan pada tahi lalat
Baca juga: Jangan Keliru, Kenali Ciri-ciri Kanker Payudara Berdasarkan Stadiumnya
Penanganan kanker kulit
Kanker kulit adalah penyakit yang tidak boleh disepelekan. Penanganannya pun tidak sembarangan, melibatkan banyak pemeriksaan dan perawatan secara intens, seperti:
- Imunoterapi, perawatan paling ringan berupa krim yang dioleskan pada kulit untuk merangsang kekebalan tubuh, tujuannya membunuh sel-sel kanker
- Kemoterapi, perawatan umum pada pasien kanker dengan obat oral, krim oles, dan cairan yang disuntikkan untuk membunuh sel kanker
- Cryotherapi, teknik membekukan jaringan kanker menggunakan nitrogen, kemudian sel-sel ganas tersebut dihancurkan saat mencair
- Terapi fotodinamik, penanganan menggunakan sinar laser untuk menghancurkan sel kanker
- Bedah eksisi, pembedahan untuk membuang jaringan yang berbahaya (sel kanker), dan menggantinya dengan jaringan yang masih sehat (kulit)
- Bedah Mohs, pembedahan untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker berupa pengangkatan sejumlah lapisan kulit yang telah terjangkit kanker
- Elektrodessikasi, atau yang bisa disebut dengan kuretase, yaitu pengikisan sel kanker dengan cara dikuret dan dibakar menggunakan jarum khusus yang mengandung listrik
Pembagian stadium
Dari pemeriksaan yang telah dilakukan, dokter akan mengatahui seberapa parah skin cancer yang dialami pasien. Tingkat keparahan ini dibagi menjadi empat stadium, dibedakan dari jenis kanker pada kulit itu sendiri, yaitu melanoma dan nonmelanoma.
Pembagian stadium pada pada kanker kulit nonmelanoma, yaitu:
- Stadium 0, sel basal maupun skuamosa belum menyebar ke kulit luar (epidermis)
- Stadium 1, sel kanker telah menyebar ke lapisan kulit dermis, tapi tidak lebih dari dua sentimeter
- Stadium 2, sel basal dan sel skuamosa tumbuh lebih dari dua sentimeter, tapi belum menyebar ke kelenjar getah bening
- Stadium 3, sel kanker tumbuh lebih dari tiga sentimeter, menyebar ke beberapa jaringan kulit
- Stadium 4, sel basal dan sel skuamosa telah menyebar ke kelenjar getah bening dan sebagian besar jaringan kulit
Sedangkan untuk kanker kulit melanoma, tahapannya adalah sebagai berikut:
- Stadium 0, sel kanker (melanosit yang rusak) belum tumbuh secara signifikan dan masih ada di bawah epidermis (lapisan kulit luar)
- Stadium 1, sel kanker mulai memasuki lapisan dermis (jaringan ikat), meski masih dalam skala kecil
- Stadium 2, sel kanker mulai membesar dan menebal, menyebabkan beberapa gejala seperti perdarahan, ruam, dan pengelupasan kulit
- Stadium 3, sel telah bermutasi menuju kelenjar getah bening
- Stadium 4, sel kanker telah menyebar secara masif pada kelenjar getah bening dan jaringan utama kulit
Faktor risiko terjadinya kanker kulit
Selain berbagai penyebab yang telah dijelaskan di atas, ada sejumlah faktor risiko yang bisa memperbesar peluang seseorang terjangkit kanker kulit, di antaranya:
1. Paparan sinar matahari secara langsung
Sinar matahari memang bisa menjadi sumber vitamin D alami untuk manusia. Hanya saja, kamu harus memerhatikan waktu yang tepat. Siang hari adalah waktu yang sangat tidak disarankan untuk membuat dirimu terpapar sinar matahari secara langsung.
Sinar ultraviolet (UV) yang ada pada sinar matahari bisa membahayakan kulit. Sinar UV yang tinggi sendiri ada di siang hari, saat matahari benar-benar berada di atas.
Fenomena sunburn, termasuk pada anak kecil, bisa meningkatkan risiko terkena kanker pada kulit.
Baca juga: Yuk, Kenali Kanker Serviks: Gejala, Penyebab dan Pengobatannya!
2. Paparan sinar matahari secara berlebihan
Hampir mirip dengan poin pertama, paparan sinar matahari bisa membuat kulitmu mudah terbakar. Jika kamu adalah seseorang yang hanya terpapar sinar matahari saat berangkat kerja, mungkin itu tidak akan menjadi masalah.
Tapi jika kamu memiliki hobi berjemur di pantai atau tanning di siang hari, ada baiknya kamu mulai berpikir dua kali lipat untuk melakukannya. Aktivitas tanning membuat kulitmu lebih banyak mendapat paparan radiasi sinar UV.
3. Tahi lalat
Hampir semua orang mempunyai tahi lalat atau spot kecil melingkar berwarna gelap di kulit. Hanya saja, tahi lalat yang jumlahnya berlebih pada kulit, atau yang disebut displastik nevus, bisa mengindikasikan adanya sel kanker.
Tahi lalat abnormal ini biasanya memiliki ukuran yang lebih besar dan mempunyai bentuk tidak beraturan (jika dibandingkan keadaan normal).
Jika kamu memilikinya, pantau secara berkala apakah ada perubahan dari hari ke hari. Tidak ada salahnya juga untuk berkonsultasi ke dokter untuk mencari tahu lebih lanjut.
4. Riwayat keluarga
Pasien berbagai jenis kanker yang telah dinyatakan sembuh oleh dokter masih sangat rentan untuk kambuh kembali. Begitu juga dengan kanker pada kulit.
Oleh karena itu, pencegahan dan perubahan pola hidup harus diperhatikan.
Selain itu, kanker juga merupakan penyakit yang bisa diturunkan lewat genetik. Artinya, seseorang yang memiliki anggota keluarga atau orang tua pengidap kanker, berpotensi untuk mengalami hal yang sama. Namun tetap perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk hal ini.
5. Pigmentasi kulit
Ya, kulit yang tidak biasa seperti terlalu cerah bisa mengindikasikan adanya sesuatu yang tidak beres pada pigmen. Ini berbeda dengan kulit cerah yang didapatkan dari perawatan, ya.
Selain berkontribusi terhadap warna kulit, pigmen sendiri adalah zat melamin yang bekerja untuk melindungi kulit dari paparan radiasi UV.
Seseorang yang kekurangan pigmen akan lebih mudah mengalami iritasi, ditandai dengan munculnya bintik atau ruam berwarna merah.
Jadi, jangan pernah berkecil hati jika memiliki kulit yang gelap, ya! Kulit gelap menandakan bahwa kamu punya pigmen yang cukup.
Apakah bisa dicegah?
Kanker kulit sendiri adalah penyakit yang bisa dicegah, kecuali jika muncul dari faktor internal seperti faktor genetik dan kelainan pada pigmen. Sebagian orang tak sadar bahwa mereka sedang memperbesar risiko terkena skin cancer dengan tidak memerhatikan pemicu eksternal.
Langkah-langkah pencegahan yang bisa kamu terapkan adalah:
- Hindari sinar matahari di siang hari. Dengan meminimalkan kegiatan di luar ruangan pada siang hari, kamu memperkecil risiko terkena skin cancer. Ini karena kulitmu terhindar dari paparan sinar UV
- Selalu gunakan sunblock. Tabir surya atau yang lebih populer disebut sunblock sudah tak asing lagi bagi wanita. Meski tidak sepenuhnya bisa melindungi kulit dari radiasi, sunblock bisa mencegah paparan matahari lewat lapisan dari krim yang dioleskan
- Gunakan pakaian tertutup. Saat kamu terpaksa beraktivitas di luar ruangan pada siang hari, gunakan baju lengan panjang, celana panjang, dan juga topi lebar. Jika perlu, gunakan sarung tangan agar semua bagian tubuhmu tidak terpapar langsung sinar UV
- Waspadai obat tertentu. Beberapa obat-obatan membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari, misalnya antibiotik. Tanyakan lebih dulu pada dokter atau apoteker tentang efek samping dari obat itu
- Jangan abaikan kesehatan kulit. Gunakan cermin yang kamu miliki untuk melihat apakah ada perubahan pada kulitmu, misalnya muncul ruam, bintik merah, dan bercak yang tidak biasa. Periksa kulit di bagian dada, lengan, dan lipatan tubuh
- Rutin periksa ke dokter. Meski terlihat sepele, memeriksakan kulit ke dokter spesialis bisa menjadi langkah pencegahan yang tepat. Jangan pernah anggap remeh pada perubahan tahi lalat, munculnya benjolan baru, atau rasa gatal yang muncul tanpa sebab
Mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan? Oleh karena itu, jangan pernah sepelekan hal-hal kecil yang ada pada kulitmu. Yuk, mulai peduli dengan rutinitas harian agar terhindar dari penyakit kanker kulit!
Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!