Share This Article
Merasakan rasa sakit saat berhubungan intim seringkali menandakan gejala gangguan kesehatan tertentu. Salah satunya adalah penyakit HPV.
Penyakit HPV disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Ia bisa menyerang orang dewasa yang aktif secara seksual, atau melalui kontak langsung pada kulit.
Penyakit ini berefek pada alat kelamin, mulut, bahkan tenggorokan. Meski secara umum dampaknya tidak berbahaya, tapi ada kalanya penyakit HPV menimbulkan risiko kanker leher rahim, kanker dubur, atau kanker tenggorokan yang mengancam jiwa.
Penyebab penyakit HPV
Infeksi yang terjadi pada penyakit ini sebagian besar berasal dari hubungan seksual. Akan tetapi apabila tandanya tidak muncul di alat kelamin, bisa juga ia terjadi dikarenakan adanya kontak kulit secara langsung. Misalnya karena luka, atau sobekan kecil pada kulit yang terpapar HPV.
Pada kasus tertentu, seorang ibu yang sedang hamil dapat menularkan penyakit HPV pada janin yang dilahirkannya. Bayi tersebut akan menunjukkan gangguan pernapasan yang disebut papillomatosis secara berulang.
Ini disebabkan tumbuhnya kutil di tenggorokan atau saluran pernapasan lainnya misalnya paru-paru. Kutil ini sangat berbahaya dan dapat menyebar ke organ tubuh yang lain.
Baca juga: Bagaimana Cara Merawat Vagina yang Benar? Yuk, Simak Penjelasannya
Faktor risiko
Kebanyakan penyakit HPV bersifat jinak dan tidak berbahaya. Ia bisa hilang dengan sendirinya seiring dengan pertahanan tubuh yang baik.
Namun, ia juga bisa tertinggal dan ‘tidur’ di dalam tubuh. Dampaknya virus akan kembali muncul tanpa disadari di masa yang akan datang. Pada akhirnya tanpa sadar penderitanya bisa menularkan penyakit ini pada orang lain.
Beberapa faktor risiko yang dapat menjadi pemicu penyakit ini di antaranya adalah:
Melakukan hubungan intim dengan lebih dari satu orang
Risiko penyakit HPV akan meningkat seiring semakin banyaknya jumlah pasangan yang berhubungan seksual dengan kamu.
Berhubungan badan dengan orang yang sebelumnya mempraktikkan gaya hidup bebas juga berpotensi membuat kamu terjangkit penyakit ini.
Usia
Infeksi HPV umumnya punya gejala utama berupa tumbuhnya kutil. Gejala ini biasa umum muncul di rentang usia anak-anak. Sedangkan kutil yang tumbuh pada alat kelamin sering ditemukan pada remaja atau orang dewasa.
Sistem daya tahan tubuh yang lemah
Ketika seseorang memiliki gangguan kesehatan yang memengaruhi kekebalan tubuhnya, maka secara otomatis ia menjadi lebih rentan terhadap penyakit ini.
Misalnya, apabila ia menderita penyakit AIDS, pernah menjalani transplantasi organ, atau mengonsumsi obat-obatan yang berfungsi menurunkan sistem imunitas.
Kerusakan kulit
Area kulit yang pernah tertusuk atau mengalami luka terbuka juga lebih berisiko menimbulkan kutil biasa yang disebabkan infeksi HPV.
Kontak langsung
Faktor risiko terakhir adalah menyentuh permukaan sesuatu yang telah terpapar HPV secara langsung atau tanpa perlindungan. Misalnya fasilitas di kamar mandi umum, atau kolam renang.
Gejala penyakit HPV
Gejala yang paling banyak ditemukan dari penyakit ini adalah tumbuhnya kutil. Bentuknya pun bermacam-macam sesuai dengan jenis virus HPV yang menyebabkannya. Secara umum perbedaannya dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini:
Kutil biasa
Kutil memiliki teksturnya kasar, dan berbentuk seperti benjolan yang membesar. Kutil ini biasa ditemukan di area tangan atau jari. Kebanyakan orang tidak menyadari keberadaan kutil ini, tapi pada beberapa kejadian ada juga yang sampai merasa kesakitan, bahkan menimbulkan pendarahan.
Kutil kelamin
Muncul seperti lesi (luka putih) yang datar, benjolan kutil kelamin menyerupai kembang kol yang kecil, atau tonjolan kecil yang mirip batang. Gejala yang ditimbulka umumnya gatal, rasa tidak nyaman, bahkan nyeri.
Pada perempuan, kutil kelamin biasanya terdapat pada area vulva, tapi bisa juga terlihat di dekat anus, leher rahim, atau vagina. Sementara pada pria, kutil ini akan ditemukan di penis, kantong penis, atau di sekitar anus.
Kutil plantar
Teksturnya sangat keras, bergerigi, dan umum muncul di tumit kaki.
Kutil datar
Biasanya berbentuk datar di bagian atasnya serta disertai sedikit lesi. Ia bisa muncul di mana saja. Pada anak-anak kutil ini umum terlihat di wajah, di laki-laki ia banyak muncul di area dagu, sementara para perempuan banyak mengalaminya di area kaki.
Baca juga: Ladies, Ini Trik Menjaga Kesehatan Vagina agar Makin Percaya Diri
Kanker yang disebabkan virus HPV
Virus ini terdiri dari 100 jenis lebih dan ada beberapa di antaranya yang bisa menimbulkan kanker dengan beberapa gejala khas. Misalnya seperti yang diulas di bawah ini:
Kanker leher rahim
Hampir seluruh kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi HPV. Gejalanya yang mirip dengan infeksi HPV biasa membuat penyakit ini sering terlambat disadari. Sedikit informasi, dibutuhkan sekitar 20 tahun untuk membuat virus ini menyebabkan penyakit kanker.
Oleh karena itu, sebagai langkah deteksi dini perempuan disarankan untuk menjalani pemeriksaan papsmear secara rutin. Ini bertujuan untuk mendeteksi perubahan pada leher rahim yang mengindikasikan adanya penyakit ini.
Pemeriksaan ini dianjurkan untuk perempuan berusia 21 sampai 29 tahun setiap tiga tahun sekali. Sementara untuk perempuan berusia 30 sampai 65 tahun, disarankan untuk melakukan tes papsmear setiap tiga atau lima tahun sekali.
Jika dalam tiga kali tes berturut-turut hasilnya negatif, perempuan berusia 65 tahun bisa berhenti melakukan papsmear.
Kanker dubur
Dilansir dari cancer.gov, sekitar 90% kanker dubur disebabkan oleh HPV. Jumlah kasus dan kematian baru akibat penyakit ini juga semakin meningkat setiap tahunnya.
Kanker orofaringeal
Menyerang tenggorokan, hampir 70% kasus kanker orofaringeal di Amerika Serikat juga disebabkan oleh HPV. Tren terjadinya penyakit ini juga perlu diwaspadai karena semakin meningkat setiap tahunnya.
HPV pada perempuan
Dilansir dari healthline.com, 80% perempuan setidaknya akan mengalami satu jenis infeksi HPV dalam hidup mereka.
Mengingat gejala penyakit ini jarang terdeteksi dan infeksinya bisa pulih seiring dengan adanya sistem kekebalan tubuh yang baik, banyak kaum hawa yang membiarkannya begitu saja dan pada akhirnya menyebabkan penyakit lain yang lebih serius.
Untuk menghindari hal ini terjadi, wanita disarankan melakukan papsmear secara berkala, dan apabila diperlukan ia bisa meminta tes DNA pada sel-sel dinding rahim. Tujuannya untuk mendeteksi ada tidaknya strain HPV yang berkaitan dengan kanker alat kelamin.
HPV pada pria
Sebagian laki-laki yang terinfeksi HPV tidak menunjukkan gejala apapun pada tubuhnya. Namun, ada juga yang muncul kutil di area kemaluannya. Seperti halnya pada kaum hawa, infeksi HPV pada pria juga ada yang bisa menimbulkan kanker yang mengancam jiwa.
Diagnosis
Apabila kutil yang tumbuh terlihat jelas oleh mata telanjang, dokter akan melakukan diagnosis secara visual. Meski begitu tes-tes lain juga bisa diberikan apabila dirasa perlu untuk membuktikan terjadinya penyakit HPV.
Akan tetapi jika kutil tidak ada, dokter kemungkinan besar akan menyarankan beberapa tes seperti berikut ini:
Tes solusi acetic acid
Dilakukan dengan mengoleskan solusi cuka pada alat kelamin. Apabila area yang diolesi berubah menjadi putih, maka bisa diartikan bahwa orang tersebut terinfeksi HPV. Tes ini akan membantu dokter yang kesulitan melihat lesi secara langsung.
Papsmear
Dilakukan dengan pengambilan bagian sel dari dinding rahim atau vagina untuk dianalisis di laboratorium. Tes ini bertujuan untuk melihat ketidakwajaran di dinding rahim yang mengarah kepada penyakit kanker.
Tes DNA
Dilakukan pada sel-sel dinding rahim untuk melihat ada tidaknya jenis HPV yang berisiko tinggi menyebabkan kanker kelamin. Tes ini umum dilakukan pada perempuan berusia 30 sebagai pemeriksaan tambahan papsmear.
Penanganan penyakit HPV
Umumnya kutil yang ditimbulkan infeksi ini akan hilang sendiri tanpa pengobatan apapun. Akan tetapi untuk beberapa jenis infeksi yang lebih serius, dokter akan menyarankan beberapa jenis pengobatan seperti:
Obat-obatan
Biasanya disarankan dokter untuk menangani kutil secara atopik dengan langsung mengoleskan krim ke area yang terdapat lesi. Pengobatan jenis ini di antaranya adalah:
Pemberian asam salisilat
Pengobatan ini berusaha menghilangkan lapisan kutil secara perlahan. Teknik tersebut biasa digunakan untuk menangani kutil biasa. Efek sampingnya adalah iritasi pada kulit sehingga tidak disarankan untuk dilakukan ke area wajah.
Imiquimod
Resep ini biasanya berupa krim yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh agar optimal melawan HPV. Efek samping yang umum terjadi adalah kemerahan dan bengkak pada area yang diolesi krim.
Podofilox
Pengobatan yang bekerja dengan menghancurkan lapisan kutil kelamin. Reaksi yang umum ditimbulkan adalah sensasi terbakar dan gatal pada area yang diolesi krim atau salep.
Trichloroacetic acid
Salah satu pengobatan yang membakar kutil di telapak tangan, telapak kaki, dan alat kelamin. Salah satu efeknya adalah iritasi lokal.
Operasi dan prosedur lainnya
Apabila pemberian obat-obatan di atas tidak menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dokter akan berupaya menghilangkan kutil dengan salah satu metode ini:
- Cryotherapy, pembekuan kutil dengan cairan nitrogen
- Electrocautery, pembakaran kutil dengan aliran listrik
- Operasi pemotongan kutil, dan
- Operasi laser.
Pengobatan HPV pada leher rahim
Apabila kamu memiliki hasil yang tidak wajar setelah melakukan tes papsmear, dokter spesialis kandungan akan melakukan prosedur yang dinamakan colposcopy.
Ini merupakan serangkaian tindakan memakai semacam kaca pembesar untuk melihat kondisi leher rahim. Selanjutnya dokter akan mengambil sampel sel leher rahim yang terlihat tidak wajar untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Pencegahan penyakit HPV
Mengingat penyakit HPV dapat menjangkiti siapa saja, maka untuk mencegahnya ada beberapa langkah yang bisa dilakukan seperti:
Pemberian vaksin
Dilansir dari medicalnewstoday.com, pemberian vaksin HPV dapat dilakukan mulai usia 11 sampai 12 tahun.
Vaksin ini diberikan dalam dua kali dosis dengan rentang waktu 6 sampai 12 bulan antara masing-masing vaksin. Vaksin lanjutan pada pria direkomendasikan pada usia 21 tahun dan pada perempuan di usia 26 tahun.
Melakukan perilaku seks yang aman dan monogami
Memiliki pasangan yang banyak sangat berisiko menimbulkan penyakit HPV pada seseorang. Untuk itu disarankan agar setiap orang menjalani hubungan seksual secara aman dan hanya pada satu pasangan.
Tidak melakukan hubungan intim selama masih memiliki kutil
Selama kamu atau pasangan diindikasikan masih memiliki kutil khususnya pada alat kelamin, maka kalian tidak diperbolehkan melakukan hubungan intim terlebih dulu. Ini bertujuan untuk menghindari penularan infeksi pada pasangan kita.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.