Share This Article
Bagi sebagian orang, minum kopi sudah menjadi gaya hidup. Minum kopi biasa dilakukan pada pagi hari untuk membantu membangunkan otak secara sempurna. Tapi nyatanya, tidak semua orang bisa minum kopi karena memiliki sensitivitas kafein maupun alergi kafein.
Apakah kamu juga memilikinya? Atau justru bingung, kamu mengalami yang mana? Tenang, kamu bisa menemukan perbedaan alergi kafein dengan sensitivitas kafein dalam ulasan di bawah ini.
Baca Juga: Apakah Berbahaya Jika Konsumsi Obat Setelah Minum Kopi? Cek Faktanya!
Perbedaan alergi kafein dengan sensitivitas kafein
Untuk mengetahui apakah kamu termasuk yang alergi atau sensitif terhadap kafein, yuk simak dulu penjelasannya di bawah ini.
Alergi kafein dan gejalanya
Kafein adalah bahan alami yang dapat memengaruhi sistem saraf pusat. Kafein paling populer ditemukan pada kopi, tapi bisa juga ditemukan pada teh maupun biji kakao. Pada setiap orang, efek dari minum kafein bisa berbeda-beda.
Berdasarkan riset, alergi kafein terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi kafein sebagai zat berbahaya dan melepaskan antibodi, yang dikenal sebagai imunoglobulin E atau IgE, ke dalam aliran darah.
Ketika kamu mengalaminya, tubuh akan memberi respons berupa peradangan dan pelebaran pembuluh darah sehingga muncul ruam, gatal, atau bengkak pada kulit. Gejala alergi kafein yang paling sering terjadi dapat dilihat pada kulit.
Di samping itu, gejala lain pada alergi kafein dapat berupa:
- Kecemasan
- Nyeri dada
- Pembengkakan pada bibir dan lidah
- Gatal pada mulut, bibir, dan lidah
- Keringat dingin
- Pusing
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri sendi
- Nyeri otot
- Jantung berdebar.
Gejala alergi kafein biasanya cepat muncul segera setelah konsumsi. Pada kondisi yang parah, anafilaksis mungkin dialami penderita alergi kafein.
Baca juga:Sering Mengalami Jantung Berdebar Setelah Minum Kopi? Yuk Ketahui Penyebabnya!
Sensitivitas kafein dan gejalanya
Tidak seperti alergi yang dapat berdampak parah, sensitivitas kafein cenderung lebih ringan. Sensitivitas kafein ini berarti adanya kesulitan tubuh dalam mencerna kafein, bukan alergi terhadap zat tersebut.
Hingga saat ini, tidak ada cara untuk mengukur tingkat sensitivitas tubuh seseorang terhadap kafein. Namun secara umum, tingkat sensitivitasnya dapat dikategorikan seperti berikut:
- Sensitivitas normal. Kebanyakan orang memiliki sensitivitas normal terhadap kafein. Orang dalam kategori ini dapat mengonsumsi hingga 400 miligram kafein setiap hari, tanpa mengalami efek samping.
- Hipersensitivitas. Orang dalam kategori ini tidak dapat mentolerir kafein dalam jumlah kecil tanpa mengalami efek samping negatif. Namun, ini tidak sama dengan alergi terhadap kafein.
Pada orang dengan sensitivitas kafein, tubuhnya akan memetabolisme kafein lebih lambat. Sehingga gejala dapat berlangsung selama beberapa jam setelah konsumsi beberapa teguk kopi.
Gejala utama dari sensitivitas kopi adalah aliran adrenalin yang intens dalam tubuh. Di samping itu, gejala lain yang mungkin dirasakan adalah:
- Jantung berdebar
- Sakit kepala
- Kegugupan
- Cemas
- Gelisah
- Insomnia.
Penyebab alergi kafein dan sensitivitas kafein
Sebuah penelitian, menyebutkan bahwa alergi kafein mungkin dipengaruhi oleh faktor genetik. Sementara sensitivitas kafein kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal. Seperti minum obat tertentu, reaksi kimia dalam tubuh, metabolisme hati, hingga faktor genetik.
Menangani alergi kafein dan sensitivitas kafein
Bila kamu mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi kafein, minumlah obat antihistamin yang dijual bebas. Obat ini dapat membantu mengurangi rasa gatal, bengkak, atau gatal-gatal. Namun jika gejala alerginya tergolong parah atau anafilaksis, segeralah kunjungi unit gawat darurat.
Sedangkan untuk menangani sensitivitas kafein, kamu harus menyadari bagaimana kafein memengaruhi kondisi tubuh. Kemudian batasi jumlah konsumsi atau hindari konsumsi kafein pada malam hari agar tubuh dapat beristirahat dengan lebih nyenyak.
Baca juga: Dampak Positif dan Negatif Mengonsumsi Kopi bagi Wanita, Apa Saja?
Dosis aman minum kafein
Berdasarkan Badan Pengawas Obat dan Makan Amerika (FDA), orang dewasa yang sehat dapat mengonsumsi hingga 400 mg kafein per hari. Jumlah konsumsi tersebut tidak menimbulkan efek samping bagi kebanyakan orang.
Sedangkan untuk anak-anak atau remaja, konsumsi kafein tidak direkomendasikan. Baik lewat kopi maupun lewat minuman berenergi lainnnya.
Bagi orang dengan kondisi medis tertentu serta wanita hamil, jumlah aman kafein untuk dikonsumsi harus dikonsultasikan dengan dokter. Terutama bila minum obat-obatan tertentu.
Meningkatkan energi dan kewaspadaan otak, tidak selalu harus dengan konsumsi kafein. Kamu bisa mendapatkannya lewat istirahat yang cukup, tidur berkualitas serta nutrisi yang tepat.
Sehingga bila kamu memiliki alergi kafein, kamu tetap bisa mendapatkan asupan energi tambahan tanpa kafein. Sementara bila kamu memiliki sensitivitas kafein, jumlah serta waktu mengonsumsinya yang perlu diperhatikan.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.