Share This Article
Perbedaan penyakit tifus dan demam tifoid atau yang dikenal dengan tipes sering tak disadari hingga dianggap sama. Meski namanya mirip, kedua penyakit ini jauh berbeda baik dari gejala, penyebab hingga cara pencegahannya.
Gejala penyakit ‘tipes’ sering disalahartikan sebagai tifus, padahal tipes adalah demam tifoid. Untuk menjernihkan keduanya, simak lebih jauh perbedaan tifus dan demam tifoid berikut ini.
Apa itu tifus?
Tifus (typhus) tidak ditularkan dari orang ke orang, melainkan ditularkan melalui kutu atau tungau, yang membawa jenis bakteri Rickettsia.
Kamu bisa tertular tifus jika digigit kutu atau tungau yang terinfeksi. Ini sering ditemukan pada hewan kecil seperti tikus, atau kucing, juga tupai. Manusia bisa membawa kutu atau tungau ini pada pakaian, kulit atau rambut mereka.
Jika digigit oleh tungau yang terkena bakteri dan menggaruk bekas gigitan akan membuka kulit dan memungkinkan bakteri lebih besar mengakses aliran darah. Begitu masuk dalam aliran darah, bakteri terus bereproduksi dan tumbuh.
Wabah tifus biasanya terjadi di negara berkembang atau miskin, dengan sanitasi dan higienitas buruk, serta kontak manusia yang padat dan dekat.
Apa itu demam tifoid?
Demam tifoid adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Biasanya dialami akibat mengonsumi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri tersebut.
Orang yang terinfeksi dapat mencemari pasokan air di sekitarnya, misalnya melalui tinja, yang mengandung bakteri. Bakteri dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu dalam air atau limbah kering, dan kontaminasi pasokan air ini pada gilirannya dapat mencemari pasokan makanan.
Demam tifoid inilah yang banyak dikenal orang sebagai penyakit ‘tipes’. Namun, banyak orang kerap tertukar antara ‘tipes’ (demam tifoid) dan ‘tifus’, sebab kemiripan namanya.
Tidak jarang orang mengatakan kena tifus, ketika hasil tes darah menunjukkan adanya infeksi bakteri Salmonella. Padahal kondisi tersebut bukanlah tifus, melainkan demam tifoid alias tipes.
Beda gejala tifus dan demam tifoid
Gejala tifus
Gejala tifus di antaranya meliputi:
- Sakit kepala
- Suhu tinggi (biasanya sekitar 40C)
- Mual, muntah dan diare
- Batuk kering
- Sakit perut
- Nyeri sendi
- Sakit punggung
- Ruam berbintik-bintik gelap
Biasanya gejala akan muncul setelah 5-14 hari setelah kamu terinfeksi.
Kamu yang kerap bepergian dan menderita tifus saat bepergian, mungkin tidak mengalami gejala sampai kamu kembali ke rumah. Itulah sebabnya mengapa penting untuk memberi tahu dokter kamu tentang perjalanan kamu, jika kamu memiliki gejala di atas.
Gejala demam tifoid
Sedangkan gejala demam tifoid di antaranya meliputi:
- Suhu tinggi yang bisa mencapai 39 hingga 40C
- Sakit kepala
- Sakit dan nyeri umum
- Batuk
- Gangguan pencernaan
Ketika infeksi berlanjut, kamu mungkin kehilangan nafsu makan, merasa sakit, atau diare, beberapa orang juga mungkin mengalami ruam.
Jika demam tifoid tidak diobati, gejalanya bisa terus memburuk selama minggu-minggu berikutnya dan risiko mengembangkan komplikasi yang berpotensi fatal.
Sekilas gejala klinisnya mungkin terlihat mirip, tetapi gejala seperti sembelit atau konstipasi biasanya lebih sering terjadi pada demam tifoid, dibandingkan dengan tifus. Untuk hal ini, dokter perlu membuat diagnosis untuk mengetahuinya lebih lanjut.
Diagnosis tifus dan demam tifoid
Dalam mendiagnosis tifus, dokter biasanya akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan kamu. Untuk membantu diagnosis, beri tahu dokter jika kamu, misalnya, hidup di lingkungan padat penduduk, ada kemunculan wabah tifus, atau baru melakukan perjalanan.
Tes diagnostik untuk tifus di antaranya meliputi:
- Biopsi kulit: Sampel kulit dari ruam akan diuji di laboratorium
- Western blot: Tes untuk mengidentifikasi keberadaan tifus
- Uji imunofluoresensi: Menggunakan pewarna fluoresen untuk mendeteksi tifus dalam sampel serum yang diambil dari aliran darah
- Tes darah lainnya: Untuk mengetahui adanya infeksi
Sedangkan dalam mendiagnosis demam tifoid, dokter juga biasanya akan memeriksa riwayat medis dan perjalanan kamu. Namun, diagnosis biasanya dikonfirmasi dengan mengidentifikasi Salmonella typhi dalam darah.
Cara cegah tifus dan demam tifoid
Cara termudah untuk mencegah tifus adalah dengan menghindari hama yang menyebarkannya. Untuk pencegahan, beberapa yang perlu kamu lakukan, misalnya:
- Menjaga kebersihan pribadi dengan memadai
- Pastikan hewan peliharaan kamu diperlakukan dengan perlindungan kutu
- Menghindari perjalanan ke daerah di mana paparan tifus banyak terjadi, atau ke lokasi-lokasi yang berisiko tinggi karena kurangnya sanitasi
- Chemoprophylaxis dengan doxycycline, biasanya hanya digunakan sebagai pencegahan pada mereka yang berisiko tinggi, seperti pada aktifis pada kampanye kemanusiaan di daerah-daerah ekstrem
- Jauhkan hewan pengerat seperti tikus dari rumah dan tempat kerja kamu, dan kamu juga mungkin perlu zat penolak atau insektisida kutu atau serangga untuk menjaga kebersihan
Sedangkan untuk mencegah demam tifoid, setidaknya berikut beberapa tindakan yang dapat melindungi:
- Dapatkan vaksinasi terhadap demam tifoid: Kunjungi dokter atau klinik perjalanan setidaknya dua minggu sebelum bepergian untuk kamu bisa mendiskusikan pilihan ini
- Lakukan kebiasaan makan dan minum yang aman: Memilih dengan hati-hati apa yang kamu makan dan minum sangat penting, jika memungkinkan ingatlah untuk lebih memilih untuk merebus, memasak, atau mengupas makanan terlebih dahulu
- Mencuci tangan juga penting, dan jangan lupa selalu menghindari makanan dan sumber air yang terkontaminasi, periksa kelayakan sanitasi, dan hanya gunakan air bersih dan murni.
Pastikan ketika kamu atau orang di sekelilingmu memiliki gejala penyakit tifus atau demam tifoid, untuk segera menghubungi dokter.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar tifus atau demam tifoid? Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!