Share This Article
Ruam kulit tanda HIV. Ya, ruam pada kulit sering kali menjadi salah satu gejala penderita HIV, terutama sering dialami setelah dua hingga tiga minggu sejak terinfeksi virus HIV.
Ruam biasanya bersifat hilang timbul, namun karena virus HIV menyerang kekebalan tubuh sehingga ruam pada kulit sering terjadi. Ruam dirasakan merah, gatal dan terkadang perih.
Baca Juga: Wajib Tahu! Sederet Manfaat si Biji Mungil Chia Seed bagi Kesehatan
Faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang terinfeksi HIV
- Transfusi darah.
- Penggunaan berbagi jarum suntik pada penggunaan narkoba.
- Hubungan seks sesama jenis, hubungan seks tanpa kondom, termasuk hubungan seks vaginal dan anal.
- Hubungan seks dengan pasangan baru yang tidak diketahui status HIV-nya.
- Seorang anak menyusui dari seorang wanita HIV-positif.
- Menyusui anak oleh ibu penderita HIV.
Gejala seseorang terjangkit HIV
Gejala lain yang mendasari ruam juga sering terjadi jika seseorang terjangkit HIV seperti:
- Gejala seperti flu, seperti sakit otot, kedinginan
- Demam, terutama jika ruam disebabkan oleh infeksi kulit
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Kelelahan
- Selulitis yang menyebabkan pergerakan terganggu
Jika mengalami hal-hal di atas tidak ada salahnya melakukan tes HIV dan berkonsultasi ke dokter. Jika terdiagnosis HIV dokter akan langsung menyarankan memulai mengonsumsi obat HIV yaitu antiretroviral.
Beberapa penyebab ruam kulit tanda HIV
- Infeksi akut HIV, ruam kulit merupakan tahap awal infeksi HIV.
- Infeksi lainnya, HIV menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun, sehingga berisiko terinfeksi , dan salah satu gejala ineksi adalah ruam.
- Obat-obatan HIV dan atau obat-obatan lain yang memiliki efek pada ruam pada kulit.
US Department of Health and Human Services melaporkan bahwa obat antiretroviral menyebabkan ruam pada kulit :
- Non-nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) : Nevirapine merupakan penyebab paling umum dari ruam kulit.
- Nucleosid Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) : Abacavir jenis obat yang dapart menyebabkan ruam kulit.
- Protease Inhibitor (PI) : Amprenavir dan Tipranavir yang paling umum menyebabkan ruam kulit.
Ruam yang terjadi akibat antiretroviral menimbulkan gejala seperti sindrom Stevens Johnson dimana hampir mengenai 30% tubuh.
- Kulit dan membran mukosa seperti mulut, hidung dan mata melepuh
- Ruam berkembang dengan cepat
- Demam
- Pembengkakan pada lidah
Yang harus dilakukan jika gejala seperti ini dialami :
- Konsultasikan ke dokter, karena beberapa kasus ruam kulit karena obat antiretroviral dapat mengancam jiwa
- Dokter biasa memberikan obat antihistamin dan kortikosteroid
- Jangan mandi dengan air hangat
- Hindari cahaya matahari langsung
- Tetap mengonsumsi antiretroviral
Baca Juga: Saat Batuk Berdahak, 2 Jenis Obat Ini Bisa Kamu Konsumsi
Beberapa penyakit ruam kulit tanda HIV yang sering dialami penderita
- Xerosis. merupakan masalah kulit berupa kulit kering, gatal dan bersisik terdapat pada lengan dan kaki.
- Dermatitis atopik. Merupakan peradangan kronis yang sering menyebabkan ruam merah, bersisik, dan gatal, muncul di banyak bagian tubuh, sering kambuh pada penderita HIV.
- Dermatitis seboroik. Sering terdapat pada kulit kepala, ruam merah, sisik dan berketombe.
- Fotodermatitis. Terjadi ketika sinar UV dari sinar matahari menyebabkan ruam, lepuh atau bercak kering pada kulit dan juga mengalami nyeri, sakit kepala, mual dan demam. Biasa terjadi karena mengonsumsi antiretroviral ketika sistem kekebalan menjadi hiperaktif dan selama mengalami defisiensi imun.
- Folikulitis eosinofilik. Ditandai dengan gatal, benjolan merah pada folikel rambut di kulit kepala dan tubuh bagian atas.
- Prurigo nodularis. Adalah suatu kondisi di mana benjolan pada kulit menyebabkan gatal dan penampilan seperti keropeng. Sebagian besar muncul di kaki dan lengan.
- Sifilis. Disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, gejala sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam. Ruam tidak gatal dan biasanya pada telapak tangan atau telapak kaki.
- Kandidiasis mulut. Disebabkan oleh jamur Candida albicans (C. albicans). Infeksi berulang ini menyebabkan retakan yang menyakitkan di sudut mulut (dikenal sebagai angular cheilitis) atau lapisan putih tebal pada lidah.
- Herpes zoster. Disebabkan oleh virus varicella-zoster, menyebabkan ruam kulit nyeri dan melepuh, biasa muncul pada tahap awal atau tahap akhir HIV.
- Herpes simplek. Menyebabkan luka pada mulut dan wajah serta lesi genital.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.