Share This Article
Skizofrenia adalah sebuah gangguan mental yang saat ini terus mendapat perhatian serius dari banyak negara. Menurut WHO skizofrenia mempengaruhi 20 juta orang di dunia.
Lalu, apa penyebab, jenis, gejala, dan cara penanganannya? Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa itu penyakit skizofrenia?
Skizofrenia adalah sebuah gangguan jiwa serius yang mana seseorang memiliki penilaian tidak normal terhadap realita. Gangguan ini dapat diartikan sebagai kombinasi dari beberapa aspek seperti delusi, halusinasi, dan perilaku tidak biasa.
Seseorang yang didiagnosis skizofrenia harus mendapat perawatan sepanjang hidupnya. Hal ini karena pemulihan mental adalah hal yang lebih sulit jika dibandingkan dengan penyakit fisik. Perawatan yang tepat dapat menghindarkan gejala-gejala yang lebih serius.
Dalam penanganannya, penderita skizofrenia akan dibantu untuk memulihkan kondisi mentalnya dalam jangka waktu tertentu. Biasanya, penanganan melibatkan para psikolog yang ahli di bidang kejiwaan.
Jenis-jenis skizofrenia
Skizofrenia dibedakan menjadi beberapa tipe dan jenis sesuai dengan gejala dan cara penanganannya.
Skizofrenia paranoid
Jenis ini termasuk salah satu yang paling umum terjadi di dunia. Gejala yang muncul meliputi delusi dan halusinasi, tapi tidak memengaruhi emosi dan ucapan.
Skizofrenia hebefrenik
Skizofrenia jenis ini terjadi pada rentang usia 15-25 tahun. Penderitanya akan mengalami bicara tak beraturan dan sulit dipahami. Biasanya, emosinya tidak terlihat, ekspresi wajah datar, dan nada suara datar.
Skizofrenia katatonik
Skizofrenia jenis ini termasuk salah satu gangguan jiwa yang cukup langka. Penderitanya dapat mengubah perilakunya dengan cepat. Misalnya, sangat aktif kemudian beralih menjadi pendiam. Penderita skizofrenia katatonik sering menirukan perilaku dan ucapan orang lain.
Skizofrenia residual
Skizofrenia residual gangguan jiwa dengan gejala negatif, seperti sulit untuk konsentrasi, sulit untuk menjaga kebersihan, dan gerakan yang lambat saat melakukan sesuatu.
Apa penyebab penyakit skizofrenia?
Berbicara soal penyebab, sampai saat ini WHO belum bisa memastikan faktor utama yang dapat menimbulkan kelainan pada otak.
Hanya saja, ada beberapa aspek yang dijadikan faktor pendukung pemicu skizofrenia pada seseorang. Dua di antaranya adalah faktor predisposisi genetik dan tekanan lingkungan di awal perkembangan anak.
Para peneliti berkeyakinan, skizofrenia muncul akibat sejumlah gangguan yang timbul dari kombinasi fungsi otak dan genetika seseorang. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya perbedaan struktur otak antara penderita skizofrenia dengan yang tidak.
Siapa saja yang lebih berisiko terkena skizofrenia?
Meski penyebabnya belum diketahui secara pasti, beberapa faktor memiliki andil untuk meningkatkan risiko gangguan jiwa, di antaranya:
- Memiliki anggota keluarga dengan riwayat gangguan yang sama.
- Kasus kehamilan dan komplikasi pada kelahiran, misalnya seperti paparan virus atau zat negatif yang memberikan dampak pada perkembangan otak.
- Mengonsumsi obat-obatan pada masa remaja yang membawa pengaruh pada saat dewasa. Obat-obatan seperti psikoaktif atau psikotropika.
Apa gejala dan ciri-ciri skizofrenia?
Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang melibatkan banyak aspek pada unsur kognitif seseorang, perilaku, serta emosi. Gejala dan tanda-tandanya sangat bervariasi, bisa berbeda antara satu dengan yang lain. Gejala yang biasanya nampak meliputi:
Halusinasi
Kata halusinasi terdengar tidak asing bagi banyak orang. Halusinasi adalah situasi di mana seseorang sedang melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada. Bagi penderita, halusinasi terjadi pada level tinggi. Artinya, dia merasakan penuh atas apa yang sebenarnya nyata.
Delusi
Delusi merupakan sebuah fase yang mana seseorang memiliki pandangan tidak didasarkan pada realita atau kenyataan. Dengan kata lain, seseorang yang mengalami delusi merasa dirinya benar-benar menjadi atau merasakan sesuatu, padahal secara realita justru sebaliknya.
Salah satu contoh delusi yang paling populer adalah ketenaran. Seseorang merasa dirinya tenar dan populer. Padahal, dalam kehidupan nyata tidak demikian. Delusi bisa terjadi saat seseorang sedang dilecehkan, jatuh cinta, dirundung bencana, dan sebagainya.
Pikiran yang kacau
Seperti yang telah dijelaskan, skizofrenia adalah gangguan jiwa yang diakibatkan oleh kelainan pada otak. Kinerja dan fungsi yang tidak maksimal dari otak dapat menyebabkan gejala berupa cara berpikir yang kacau.
Pikiran yang kacau memengaruhi cara komunikasi secara verbal kepada orang lain. Oleh karena itu, beberapa penderita gangguan jiwa memiliki kesulitan dalam berinteraksi. Ini disebabkan oleh sistem komunikasi yang tidak efektif ditimbulkan dari kelainan struktur otak.
Sebagian penderita dapat menyusun kata-kata saat berbicara, meski sulit untuk dipahami lawannya.
Perilaku negatif
Perilaku negatif di sini bukan sesuatu yang identik dengan kejahatan atau yang dapat merugikan orang lain, melainkan kurangnya kemampuan untuk melakukan sesuatu secara normal. Misalnya, tidak memerhatikan kebersihan diri dan tidak melakukan kontak mata saat berbicara.
Kapan gejala muncul?
Pada pria, gejala dan tanda-tanda dapat dilihat pada pertengahan usia 20. Sedangkan pada wanita, gejala dan tandanya lebih lama untuk dideteksi, karena biasanya muncul menjelang usia 30-an.
Dari paparan tersebut, sangat sedikit bahkan relatif tidak ada penderita gangguan jiwa yang dapat dideteksi pada usia anak-anak ataupun di atas 45 tahun.
Gejala saat remaja
Dari poin sebelumnya diketahui bahwa usia 20-an adalah periode di mana gejala dan tanda-tanda dapat dideteksi. Periode usia ini adalah waktu yang tepat bagi psikiatri untuk mendiagnosis penderita.
Gejala yang muncul pada usia remaja terbentuk dari aktivitas dan perilaku sehari-hari, seperti:
- Penurunan prestasi di sekolah.
- Menarik diri dari pergaulan, baik di lingkungan keluarga maupun teman.
- Suka marah-marah dan emosi tidak terkontrol.
- Sulit tidur.
- Kurang adanya motivasi.
Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi akibat skizofrenia?
Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, bukan tidak mungkin penderita justru akan terlibat dalam masalah-masalah lain yang memiliki bahaya dan risiko lebih tinggi. Bahaya dan risiko ini berhubungan dengan kehidupannya, seperti:
- Depresi berkelanjutan.
- Pikiran dan keinginan untuk melakukan bunuh diri.
- Ketidakmampuan untuk belajar atau pergi ke sekolah atau kerja.
- Masalah finansial. Dalam beberapa kasus, bisa sampai menjadi tuna wisma.
- Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, termasuk nikotin.
- Menjadi korban perundungan.
- Perilaku yang cenderung agresif yang tidak biasa. Dalam beberapa kasus, ini dapat membahayakan keselamatan orang lain.
Bagaimana cara mengatasi dan mengobati skizofrenia?
Perawatan di dokter
Dokter akan memberikan diagnosis mengenai kesehatan atau gangguan mental dengan mengidentifikasi gejala yang muncul pada penderita. Beberapa tindakan yang akan dilakukan adalah:
- Pemeriksaan fisik, yaitu untuk mengetahui adanya kelainan pada bagian-bagian tubuh tertentu yang mendorong terjadinya gangguan jiwa.
- Screening, melibatkan pemeriksaan menggunakan MRI, CT-scan, dan sejenisnya. Ini biasanya untuk mendeteksi adanya pengaruh eksternal seperti penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol.
- Evaluasi kejiwaan. Seorang dokter atau tenaga profesional di bidang kejiwaan akan memeriksa kesehatan mental penderita, melalui serangkaian proses yang meliputi perilaku, pikiran, suasana hati, delusi, dan halusinasi.
- Menentukan kriteria khusus untuk diagnosis. Dokter atau profesional kesehatan mental menggunakan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) dari Asosiasi Psikiatri Amerika untuk menetapkan diagnosis.
Di samping itu, beberapa perawatan lain mungkin dibutuhkan, seperti:
- Terapi bicara. CBT bertujuan untuk menyelaraskan pikiran, emosi dan tindakan.
- Terapi elektrokonvulsif (ECT). Untuk pasien dewasa yang tidak memiliki respons pada terapi obat, mungkin dapat mempertimbangkan terapi yang menggunakan aliran listrik ini.
- Terapi seni. Penderita gangguan ini dapat mengekspresikan perasaannya melalui lukisan, karya tanah liat, musik atau terapi drama.
- Ekoterapi. Terapi ini dilakukan dengan meningkatkan kondisi mental dan fisik lewat aktivitas luar ruangan di alam.
Cara mengatasi skizofrenia secara alami di rumah
Skizofrenia perlu pengawasan dan pengobatan dari dokter. Namun, ketika berada di rumah, penderitanya dapat menerapkan kebiasaan berikut.
- Diet sehat. Pastikan mendapat asupan gizi seimbang.
- Olahraga. Olahraga teratur membantu meningkatkan suasana hati
- Tidur nyenyak. Kualitas tidur sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik, untuk itu pastikan penderitanya mendapat waktu tidur yang berkualitas.
Apa saja makanan dan pantangan untuk penderita penyakit skizofrenia?
Bagi penderita skizofrenia, sangat disarankan untuk menjalani diet sehat karena mereka berisiko terkena diabetes atau penyakit jantung. Berikut adalah makanan yang direkomendasikan untuk penderita skizofrenia:
- Buah-buahan
- Sayuran
- Ikan berlemak (Salmon dan sejenisnya)
- Ayam
- Tiram dan kepiting
- Kerang
- Bayam
- Minyak ikan kod
- Yogurt tanpa susu
Sedangkan makanan yang harus dihindari adalah:
- Gula
- Roti
- Minuman manis
- Permen
- Makanan lain yang tinggi gula
Bagaimana cara mencegah skizofrenia?
Belum ada cara yang pasti untuk pencegahan, tapi kamu bisa melakukan beberapa hal yang dapat meminimalisir munculnya tanda-tanda atau gejala seperti mematuhi perencanaan pengobatan yang akan di berikan.
Kapan harus hubungi dokter?
Seseorang yang menderita skizofrenia seringkali kesulitan dalam beraktivitas, terutama yang melibatkan aspek kognitifnya. Dalam hal ini, orang terdekat seperti keluarga dan kerabat bisa menjadi penolong.
Tapi jika kesulitan-kesulitan yang dirasakan sudah pada tahap tidak bisa ditangani oleh keluarga, inilah saatnya meminta bantuan dari dokter atau tenaga psikiatri. Kesulitan-kesulitan ini meliputi gejala-gejala yang telah disebutkan pada poin sebelumnya.
Baca juga: Stres Atau Depresi, Apa Bedanya?
Itulah penjelasan lengkap tentang skizofrenia. Perilaku dan gaya hidup sehat serta manajemen emosi yang baik akan membantu seseorang terhindar dari gangguan jiwa. Yuk, biasakan diri dengan selalu memiliki perspektif positif dalam menilai sesuatu!
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.