Share This Article
Vertigo bisa menjadi sebuah masalah serius bagi beberapa orang, baik kalangan muda maupun lanjut usia. Penanganan yang serius perlu dilakukan saat gejala yang dirasakan semakin memburuk.
Jika dibiarkan, ini dapat mengganggu keberlangsungan aktivitas sehari-hari. Lalu apa saja gejala, penyebab, cara penanganan, dan pencegahnnya? Simak ulasannya berikut ini:
Apa itu penyakit vertigo?
Vertigo adalah suatu kondisi yang mana seseorang merasakan seolah-olah sedang melayang dan lingkungan sekitar berputar-putar.
Situasi ini membuat seseorang yang mengalami vertigo akan sulit untuk menjaga keseimbangan tubuh, baik untuk berdiri maupun berjalan.
Kementerian Kesehatan RI memaparkan, vertigo bukanlah sebuah penyakit, melainkan hanya suatu kondisi yang bisa terjadi tiba-tiba dan dapat berlangsung pada jangka waktu tertentu.
Apa penyebab vertigo?
Vertigo terbagi menjadi beberapa jenis yang masing-masing memiliki penyebab yang berbeda. Namun menurut Kementerian Kesehatan, secara garis besar, ini dapat terjadi karena adanya gangguan pada otak dan telinga bagian dalam.
Faktor yang dapat memengaruhi terjadinya penyakit ini ada dua jenis, yang keduanya memiliki beberapa klasifikasi sesuai dengan penyebabnya sendiri. Dua jenis vertigo berdasarkan faktor utama yang berbeda adalah vertigo periferal dan vertigo central.
Baca juga: Efek-efek Minum Vitamin C untuk Orang yang Kurang Darah
Vertigo periferal
Vertigo periferal adalah jenis yang paling umum dialami oleh banyak orang. Jenis sakit kepala vertigo ini ditimbulkan akibat sebuah gangguan yang terjadi pada telinga bagian dalam, yang memiliki fungsi mengatur keseimbangan tubuh manusia.
Telinga bagian dalam bekerja dengan mengirimkan sinyal pada otak untuk menjaga keseimbangan tubuh. Gejala dapat terjadi saat kamu merasakan sakit dan pusing, karena adanya gangguan atau ketidakstabilan dari organ tersebut. Ini bisa terjadi akibat peradangan atau infeksi virus.
Vertigo periferal sendiri dibagi lagi menjadi beberapa klasifikasi turunan, yaitu:
1. Vestibular neuronitis
Vestibular neuronitis merupakan peradangan saraf telinga yang terhubung langsung dengan otak. Peradangan ini muncul akibat infeksi virus yang umumnya terjadi tiba-tiba. Situasi ini dapat berlangsung selama berjam-jam dalam sehari. Seseorang akan hilang keseimbangan dan mual.
2. BPPV (benign paraxysmal positional vertigo)
Kondisi BPPV lebih sering terjadi pada seseorang yang menjalani operasi telinga, sedang pada tahap pemulihan suatu penyakit, atau mengalami infeksi telinga. BPPV ditimbulkan dari vestibuler telinga yang terganggu perubahan gerakan dan posisi kepala secara tiba-tiba, seperti:
- Mendongakkan kepala secara tiba-tiba atau refleks
- Menundukkan kepala secara tiba-tiba dari posisi tegak
- Bangun dari posisi berbaring
Saat gerakan-gerakan kepala tersebut dilakukan, serpihan kristal karbonat lepas dari dinding saluran yang ada pada telinga bagian dalam. Kristal ini menempati telinga bagian tengah, berfungsi menciptakan ilusi gerak.
Saat gerakan kepala terjadi secara tiba-tiba, kristal akan masuk pada bagian dalam telinga yang terdapat cairan keseimbangan. Di sinilah awal mula rasa berputar-putar pada kepala seolah-olah sedang melayang.
Situasi ini biasa berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, dan lebih rentan pada seseorang lanjut usia. Meski, tidak menutup kemungkinan bisa terjadi pada anak muda.
3. Penyakit Ménière
Penyakit Ménière adalah satu gejala langka yang menyerang telinga bagian dalam. Meski jarang, kondisi ini bisa menimbulkan kekambuhan yang relatif parah. Dalam sejumlah kasus, seseorang akan merasakan telinga berdenging bahkan kehilangan pendengaran.
4. Riwayat cedera dan labirintitis
Jika pernah mengalami cedera pada kepala, kamu relatif rentan untuk terserang sakit kepala vertigo. Begitu juga saat ada infeksi pada telinga bagian dalam yang sampai menyebabkan peradangan atau labirintitis.
Keseimbangan akan terganggu dan kamu akan merasakan seolah-olah sedang melayang.
Vertigo central
Jika vertigo periferal disebabkan gangguan pada telinga bagian dalam, vertigo central adalah kondisi yang dipicu oleh cerebellum atau otak kecil. Vertigo central dapat terjadi karena beberapa hal berikut:
- Tumor otak yang memengaruhi otak kecil
- Neuroma akustik atau tumor jinak yang muncul pada vestibular, yaitu saraf yang menghubungkan otak dengan telinga. Biasanya, ini dipicu oleh kelainan genetik
- Migrain atau sakit kepala sebelah. Rasa nyeri berdenyut lebih sering dialami oleh kalangan muda
- Penyumbatan pembuluh darah pada otak atau yang biasa dikenal dengan stroke
- Multiple sclerosis atau gangguan pada sistem saraf pusat yang dipengaruhi kekebalan tubuh
Siapa saja yang lebih berisiko terkena vertigo?
Pada umumnya penyakit ini akan menyerang para wanita yang sudah berusia di atas 50 tahun. Namun tak hanya itu saja, bagi kamu yang pernah mengalami luka di bagian kepala, minum obat-obatan tertentu hingga memiliki riyawat keluarga juga bisa terserang penyakit ini.
Apa gejala dan ciri-ciri vertigo?
Seperti yang disebutkan pada poin pertama, vertigo adalah kondisi di mana seseorang akan merasakan sensasi melayang dan benda-benda di sekitar berputar. Disorientasi gerak adalah gejala utama yang akan muncul.
Kondisi ini bisa memicu beberapa gejala lain yang dapat dirasakan oleh tubuh seperti keluarnya keringat dingin, wajah pucat, badan terasa lemas, kepala terasa sangat ringan, mual dan muntah, serta gerakan mata yang tidak normal.
Gejala-gejala tersebut bisa terjadi dalam jangka waktu beberapa menit bahkan berjam-jam. Gejala juga bisa konstan atau periodik.
Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi akibat vertigo?
Penyakit ini membuat kamu kehilangan keseimbangan akibat rasa pusing yang tak tertahankan. Tak hanya itu saja kamu juga bisa mengalami dehidrasi akibat kekurangan cairan setelah alami muntah-muntah.
Bagaimana cara mengatasi dan mengobati vertigo?
Penanganan gejala yang muncul sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu penanganan secara alami di rumah dan penanganan di dokter.
Penanganan alami dapat dilakukan sendiri saat kondisi masih pada tahap normal. Jika sudah parah, penanganan medis dari dokter akan dibutuhkan.
Baca juga: Jangan Cuek, 5 Gejala Anemia Ini Bisa Berakibat Fatal
Cara mengatasi vertigo secara alami di rumah
Penanganan mandiri dapat dilakukan saat gejala yang muncul tidak terlalu berat. Biasanya, penanganan jenis ini dilakukan saat gejala yang meyerang terjadi dalam jangka waktu beberapa menit. Penanganan secara alami di rumah adalah sebagai berikut:
- Buat badan terasa rileks dengan menarik napas dan memejamkan mata
- Cari posisi yang nyaman untuk tubuh, baik duduk maupun berbaring. Ini akan membantu mengembalikan keseimbangan tubuh
- Saat berbaring, pertahankan posisi itu hingga rasa vertigo berkurang atau bahkan sampai hilang
- Setelah gejala yang dirasakan berangsur hilang, miringkan badan secara perlahan. Ini membuatmu merasakan apakah gejala tersebut sudah benar-benar hilang atau masih terjadi
- Jika kepala masih kehilangan keseimbangan, kompres air hangat sembari relaksasi napas
- Jika semua langkah di atas belum membuahkan hasil, jangan ragu untuk mendatangi tenaga kesehatan
Perawatan vertigo di dokter
Saat kamu mendatangi tenaga medis, dokter akan memberikan penanganan berdasarkan gejala atau penyebab yang menimbulkan vertigo. Dokter akan melakukan pemeriksaan yang akan berakhir pada diagnosis.
Hal yang hampir pasti, kamu akan mendapatkan obat-obatan, baik itu obat yang diminum dan obat luar untuk kulit. Namun, jika penyebab dari vertigo adalah infeksi bakteri dan penyakit Meniere, dokter akan memberikan antibiotik dan saran pola makan khusus.
Yang terparah, dokter akan melakukan pembedahan yang melibatkan spesialis THT (telinga, hidung, dan tenggorokan). Jika sudah pada tahap ini, kamu akan berada dalam pengawasan dokter pada jangka waktu tertentu.
Apa saja obat vertigo yang biasa digunakan?
Pengobatan di rumah hanya bisa dilakukan saat kamu telah mendapatkan diagnosis dan berada dalam pengawasan dokter. Pengobatan di rumah meliputi:
- Manuver Epley, terapi fisik yang melibatkan gerakan kepala dan tubuh, dilakukan sambil duduk di tempat tidur. Duduk di atas ranjang dengan kaki lurus ke depan dan kepala menengadah. Letakkan bantal untuk menopang lehermu
- Mengonsumsi suplemen vitamin D dengan takaran sesuai anjuran dokter
- Minum banyak air
- Mengonsumsi obat herbal seperti ketumbar dan jahe. Keduanya bisa mengurangi gejala vertigo
- Akupunktur dapat meredakan gejala beberapa jenis vertigo
- Hindari kafein, alkohol, dan tembakau. Zat-zat tersebut memengaruhi sirkulasi darah dan saraf
Bagaimana cara mencegah vertigo?
Vertigo membuat seseorang mengalami kehilangan keseimbangan. Penanganan yang terparah adalah pembedahan pada THT (telinga, hidung, tenggorokan).
Untuk itu, sangat penting untuk melakukan pencegahan agar terhindar dari gejala-gejala yang bisa muncul.
Menurut Kemenkes RI, ada beberapa cara efektif yang bisa mengurangi risiko terserang vertigo. Secara garis besar, cara-cara tersebut berhubungan dengan gaya hidup atau perilaku sehari-hari, seperti:
- Tidur dengan posisi kepala yang lebih tinggi dari anggota badan lainnya. Kamu bisa menggunakan satu atau dua bantal untuk menyangga kepala
- Jangan langsung berdiri setelah bangun dari tidur. Atur tubuhmu secara perlahan untuk duduk dengan posisi yang nyaman terlebih dulu
- Hindari melakukan aktivitas membungkuk, terutama saat mengambil sesuatu
- Tidak memaksakan diri untuk mengambil barang yang ada di tempat tinggi. Ini akan membuat lehermu merasakan sakit
- Tidak menggerakkan kepala dengan cepat. Artinya, gerakkan kepala dengan penuh kontrol perlahan, dan lembut
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
- Memiliki waktu istirahat yang cukup
Langkah-langkah tersebut bisa mengurangi risiko terserang vertigo jika dilakukan dengan rutin dan disipin. Yuk, terapkan pola hidup sehat agar terhindar dari vertigo!
Risiko sakit kepala vertigo pada ibu hamil
Ibu hamil adalah salah satu orang yang paling rentan terkena sakit kepala vertigo. Ini disebabkan oleh perubahan hormon yang memengaruhi cairan pada tubuh, termasuk pada telinga bagian dalam. Sangat disarankan untuk segera mencari posisi yang nyaman saat keseimbangan tubuh mulai terganggu.
Sebuah studi melibatkan 82 ibu hamil yang dilakukan Universitas Federal Santa Maria Brazil pada 2010 menunjukkan, lebih dari setengah wanita mengalami gejala pusing selama dua trimester pertama. Sisanya, pusing pada trimester ketiga.
Rasa mual pada ibu hamil dipicu oleh perubahan hormon. Tapi pada umumnya, ini hanya terjadi pada saat periode awal kehamilan. Gejala pusing juga terjadi secara beriringan dengan terganggunya keseimbangan tubuh.
Perubahan hormon tersebut bisa memicu BPPV, yang juga berperan meningkatkan rasa mual pada kehamilan. Penanganan medis dengan obat-obatan mungkin akan sangat membantu, hanya saja perlu rekomendasi dokter agar tidak menimbulkan efek samping pada janin.
Hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan saat vertigo kambuh
Saat vertigo menyerang, kamu sangat tidak dianjurkan untuk menyetir kendaraan dan melakukan aktivitas berat. Keduanya hanya akan meningkatkan peluang risiko lain, karena saat merasakan vertigo, keseimbangan tubuh berkurang.
Apakah vertigo berhubungan dengan riwayat keluarga?
Sampai saat ini, belum ada pembuktian secara ilmiah bahwa vertigo adalah gejala yang dapat diturunkan oleh orang tua. Hanya saja, kelainan genetik dapat membuat seseorang terkena vertigo.
Saat memeriksakan diri ke dokter atau petugas medis, kamu akan lebih sering ditanya tentang riwayat penyakit yang berhubungan dengan kepala, bukan tentang keturunan. Beberapa penyakit yang menyerang sistem saraf di kepala berpeluang besar menyebabkan vertigo.
Kapan harus menghubungi tenaga medis?
Sebagian besar kasus vertigo tidaklah berbahaya, karena bisa dilakukan penanganan secara mandiri. Hanya saja, penanganan mandiri yang tidak tepat akan menyebabkan gejala yang dirasakan semakin buruk. Lalu, kapan kamu harus segera menghubungi tenaga medis?
Sejumlah gejala vertigo memaksa seseorang harus mendapat penanganan dengan segera di rumah sakit. Penanganan cepat ini harus segera didapatkan jika seseorang sudah merasakan:
- Sakit kepala berat berkepanjangan
- Demam tinggi
- Gerakan mata yang sulit untuk dikontrol
- Lengan dan kaki sulit untuk dikontrol
- Sulit untuk bicara
- Badan kehilangan kekuatan secara total
Ada baiknya, kamu tidak pergi ke rumah sakit sendirian, melainkan minta orang di sekitarmu untuk mengantar. Pergi sendirian ke rumah sakit hanya akan membuka peluang risiko berbahaya lainnya.
Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!