Share This Article
Ejakulasi dini menjadi salah satu kondisi yang umum dialami oleh para pria. Gangguan ini dapat menurunkan rasa percaya diri pada pria. Ada beberapa cara mengatasi ejakulasi dini yang perlu kamu tahu.
Dengan lebih mengetahui apa itu ejakulasi dini, mengenal penyebab atau gejalanya, dan bagaimana kemudian cara mengatasi ejakulasi dini, kondisi ini kemungkinan besar bisa lebih mudah diatasi.
Apa itu ejakulasi dini?
Ejakulasi dini adalah bentuk disfungsi seksual yang dapat memengaruhi kualitas kehidupan seks pria. Hal itu terjadi saat orgasme atau klimaks dalam berhubungan seks lebih cepat dari yang diinginkan.
Kadang-kadang mungkin ada komplikasi dengan alat reproduksi, tetapi ejakulasi dini juga dapat memengaruhi kepuasan seksual, baik untuk pria maupun pasangannya.
Dalam beberapa tahun terakhir, pengakuan dan pemahaman tentang disfungsi seksual pria telah meningkat, artinya kemudian ada pemahaman yang lebih baik tentang masalah-masalah yang dapat ditimbulkan darinya.
Penyebab ejakulasi dini
Mengutip dari Mayo Clinic, ejakulasi dini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Sering kali, faktor psikologis dikaitkan dengan masalah ini. Namun, belakangan, ejakulasi dini juga dapat dipicu oleh faktor yang lebih kompleks, seperti:
Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor pemicu paling umum dari ejakulasi dini. Beberapa hal yang dapat memengaruhi kondisi psikologis pria yang bisa menyebabkan ejakulasi dini meliputi:
- Baru pertama kali melakukan hubungan seks
- Riwayat pelecehan seksual
- Citra tubuh yang buruk
- Depresi
- Rasa kekhawatiran terhadap performa saat berhubungan seks
- Perasaan bersalah dan kecenderungan untuk buru-buru mengakhiri seks
- Memiliki gangguan kecemasan (anxiety disorder)
- Gelisah
- Stres
- Kurang percaya diri
Faktor biologis
Selain psikologis, faktor biologis juga disebut-sebut dapat meningkatkan risiko seorang pria mengalami ejakulasi dini. Misalnya, ketidakseimbangan hormon seks (testosteron) pada tubuh serta adanya gangguan kesehatan seperti peradangan atau infeksi pada prostat.
Seperti diketahui, prostat sendiri adalah tempat di mana air mani (cairan pembawa sperma) diproduksi. Disfungsi ereksi juga kerap menjadi pemicu ejakulasi dini. Pria biasanya merasa cemas apakah dapat mempertahankan ereksi atau tidak, hingga membuatnya terburu-buru untuk ejakulasi.
Selain infeksi pada prostat dan disfungsi ereksi, ada beberapa penyakit yang sering dikaitkan dengan ejakulasi dini, yaitu:
- Diabetes
- Masalah pada tiroid
- Gangguan kesehatan akibat penyalahgunaan obat dan alkohol
- Sklerosis, yaitu gangguan saraf yang terjadi pada mata, otak, dan tulang belakang
Baca juga: 10 Makanan Penambah Sperma, Berikut Daftar Lengkapnya!
Faktor usia
Ejakulasi dini bisa terjadi pada usia berapa pun. Namun, menurut Urology Care Foundation, risiko terjadinya ejakulasi dini akan meningkat saat seorang pria telah memasuki usia di atas 50 tahun. Ereksi menjadi tidak semaksimal pada saat masih muda.
Ereksi juga biasanya berlangsung dalam jangka waktu yang lebih pendek, sehingga dorongan untuk mencapai klimaks terjadi lebih cepat. Akibatnya, ejakulasi akan terjadi lebih awal.
Faktor hubungan dengan pasangan
Penyebab ejakulasi dini yang terakhir adalah faktor hubungan dengan pasangan. Bagi sebagian orang, seks bukan hanya tentang aktivitas fisik, tapi juga melibatkan emosional. Jika ada masalah terkait hubungan dengan pasangan, itu bisa menjadi pemicu ejakulasi dini pada pria.
Tak hanya itu, emosi yang tidak stabil seperti marah, malu, dan kesal juga dapat membuat pria ingin lebih cepat menyelesaikan seks. Begitu pula dengan perfoma seks selama aktivitas berlangsung.
Jika ada salah satu pasangan yang tidak ‘antusias’, ini bisa memengaruhi gairah pasangan lainnya.
Hal yang penting dilakukan adalah menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan pada sebelum, selama, dan setelah seks dilakukan. Emosi yang tidak stabil hanya akan merusak hubungan seks dan meningkatkan risiko gangguan seperti ejakulasi dini.
Pengobatan dan cara mengatasi ejakulasi dini
Dalam kebanyakan kasus, ada penyebab psikologis. Jika persoalan ejakulasi dini terjadi pada awal hubungan, hal tersebut sering terselesaikan seiring berjalannya waktu.
Namun, jika masalahnya lebih parah, dokter dapat merekomendasikan konseling dari ahli terapi spesialisasi dalam hubungan seksual.
Tidak ada obat yang secara resmi dilisensikan di Amerika Serikat untuk mengobati ejakulasi dini, tetapi beberapa antidepresan telah ditemukan membantu beberapa pria menunda ejakulasi dini.
Seorang dokter tidak akan meresepkan obat apa pun sebelum mengambil riwayat seks terperinci untuk mencapai diagnosis ejakulasi dini yang jelas. Penanganan dengan obat dapat memiliki efek buruk, dan pasien harus selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat apa pun.
Misal seperti dapoxetine yang digunakan di banyak negara untuk mengobati beberapa kasus ejakulasi dini. Ini adalah jenis obat yang juga berlisensi untuk mengobati ejakulasi dini.
Namun, kriteria tertentu harus dipenuhi, artinya sebelum mengonsumsi obat ini harus konsultasi dengan dokter.
Obat tersebut dapat digunakan jika:
- Seks vaginal berlangsung kurang dari 2 menit sebelum ejakulasi terjadi
- Ejakulasi terus-menerus atau berulang terjadi setelah mendapat sedikit rangsangan seksual dan sebelum, selama, atau segera setelah penetrasi awal, dan juga sebelum ingin mencapai klimaks
- Ada kontrol yang buruk atas ejakulasi
- Sebagian besar upaya hubungan seksual dalam 6 bulan terakhir melibatkan ejakulasi dini
Yang harus diperhatikan, efek samping dari dapoxetine bisa menyebabkan mual, diare, pusing, dan sakit kepala.
Obat topikal untuk mengatasi ejakulasi dini
Beberapa terapi obat topikal dapat diterapkan pada penis sebelum berhubungan seks, dengan atau tanpa kondom. Contohnya termasuk lidokain atau prilokain, yang dapat meningkatkan jumlah waktu sebelum ejakulasi.
Namun, penggunaan obat topikal atau anestesi yang lebih lama dapat menyebabkan mati rasa dan hilangnya ereksi.
Sensasi berkurang yang diciptakan oleh obat topikal (krim) mungkin tidak dapat dinikmati oleh pria, dan mati rasa akibat obat tersebut dapat memengaruhi pasangan perempuan juga.
Cara dan perawatan mengatasi ejakulasi dini yang bisa dilakukan di rumah
Dua metode yang dapat bermanfaat bagi pria adalah:
- Metode start-and-stop:
Ini bertujuan untuk meningkatkan kontrol pria terhadap ejakulasi. Baik pria atau pasangannya berhenti melakukan stimulasi seksual pada titik ketika dia merasa dia akan mengalami orgasme, dan mereka melanjutkan begitu sensasi orgasme yang akan datang telah mereda.
- Metode meremas:
Dilakukan pria dengan cara meremas ujung penisnya (remasan yang dilakukan untuk menahan orgasme). Metode tersebut juga bisa dilakukan oleh pasangan. Hal tersebut dilakukan selama 30 detik sebelum memulai kembali stimulasi.
Pria mencoba melakukan dua hal tadi, dan diulang tiga atau empat kali sebelum membiarkan dirinya berejakulasi.
Dua metode itu penting untuk dicoba, dan jika masalahnya berlanjut, mungkin perlu segera berkonsultasi dengan dokter.
Latihan fisik
Latihan kegel, yang bertujuan untuk memperkuat otot-otot dasar pinggul, dapat membantu pria untuk mengatasi gangguan ejakulasi dini.
Sebuah penelitian dilakukan kepada 40 pria dan menjalani terapi fisik yang melibatkan latihan physio-kinesioterapi yang bertujuan untuk mencapai kontraksi otot dan latihan biofeedback, yang membantu memahami bagaimana mengendalikan kontraksi otot.
Mereka juga mengikuti serangkaian latihan mandiri. Hasilnya, setelah 12 minggu perawatan, lebih dari 80 persen peserta memperoleh tingkat kontrol atas refleks ejakulasi mereka.
Ada peningkatan waktu antara penetrasi dan ejakulasi setidaknya 60 detik.
Hal yang penting dari cara mengatasi ejakulasi dini, dan perlu dilakukan juga adalah menjaga pola makan, pola istirahat, olahraga yang teratur, dan juga mengendalikan stres.
Cara mencegah ejakulasi dini
Penting untuk mengetahui bagaimana cara mencegah ejakulasi dini agar hubungan seks bisa memberi pengalaman yang menyenangkan. Berikut beberapa tips untuk mencegah ejakulasi dini yang dapat kamu lakukan:
Gunakan kondom
Kamu bisa menggunakan kondom dalam setiap kali berhubungan seks. Kondom dapat membantu mengurangi rangsangan ketika penetrasi penis ke vagina berlangsung. Dengan begitu, risiko terjadinya ejakulasi dini dapat diminimalkan.
Dalam beberapa kasus, menurut Medical News Today, kondom cukup efektif untuk memperlama orgasme pada pria. Beberapa produsen telah membuat kondom yang lebih tebal, bisa membantu mengurangi sensitivitas penis saat berhubungan seks.
Baca juga: Kondom Bisa Turunkan Gairah Bercinta? Berikut Tips Agar Seks Tetap Menggairahkan!
Seks bukan hanya penetrasi
Bagi kebanyakan orang, seks kerap didefinisikan sebagai aktivitas yang berhubungan dengan penetrasi penis ke dalam vagina. Faktanya, seks adalah kegiatan yang tak hanya terbatas pada penetrasi. Seorang pria bisa mencapai klimaks atau orgasme meski tanpa penetrasi sekalipun.
Jika penetrasi membuatmu mengalami ejakulasi dini, cobalah meminta pasangan untuk melakukan aktivitas lain, misalnya memperlama foreplay. Kebanyakan orang berpendapat bahwa foreplay hanya aktivitas pendukung dari hubungan seks.
Nyatanya, menurut Men’s Journal, foreplay justru bisa menjadi bagian utama dari seks itu sendiri. Bahkan, foreplay cenderung melibatkan banyak anggota tubuh. Tidak seperti penetrasi yang hanya melibatkan penis dan vagina.
Masturbasi sebelum seks
Masturbasi satu atau dua jam sebelum berhubungan seks dipercaya dapat membantu menunda ejakulasi selama penetrasi. Mengutip dari Healthline, orgasme pada saat masturbasi dapat memperlambat respons tubuh dalam mencapai klimaks ketika berhubungan seks setelahnya.
Perhatikan nutrisi saat makan
Mencegah ejakulasi dini bisa dilakukan dengan memerhatikan asupan nutrisi. Zinc dan magnesium misalnya, dipercaya dapat membantu mengatasi beberapa gangguan seksual pada pria.
Zinc
Menurut sebuah penelitian yang terbit di International Journal of Molecular Sciences, selain berperan penting dalam hal kesuburan, asupan zinc dapat meningkatkan kadar hormon testosteron pada pria.
Peningkatan hormon tersebut secara umum dapat berdampak positif dan memperbaiki beberapa gangguan seksual, seperti mempertahankan ereksi, menjaga gairah atau libido tetap stabil, serta mencegah impotensi dan ejakulasi dini.
Dikutip dari National Institute of Health (NIH), daging (sapi dan unggas) serta tiram adalah jenis makanan yang mempunyai kandungan tinggi zinc. Nutrisi itu juga bisa ditemukan pada kacang-kacangan, produk laut seperti kepiting dan lobster, biji-bijian, susu dan turunannya, serta sereal.
Baca juga: Waspada 7 Penyebab Libido Rendah pada Pria: Stres hingga Krisis Percaya Diri!
Magnesium
Selain zinc, magnesium juga dapat membantumu dalam mencegah ejakulasi dini. Nutrisi tersebut dibutuhkan untuk produksi sperma yang sehat dan menjaga kesehatan reproduksi.
Berdasarkan sebuah publikasi di Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat, kadar magnesium yang rendah adalah faktor yang berkontribusi terhadap sejumlah gangguan seksual pada pria, termasuk ejakulasi dini.
Kontraksi otot pada bagian tertentu di sistem reproduksi pria bisa meningkat lalu mempercepat terjadinya orgasme. Dikutip dari Healthline, berikut beberapa makanan yang memiliki kandungan magnesium:
- Tiram
- Kedelai
- Yoghurt
- Bayam
- Biji gandum (sereal)
- Kacang almond
- Daging sapi
- Buncis
- Kacang merah
- Cokelat hitam
- Bawang putih
- Kacang polong
Demikian rangkuman informasi tentang ejakulasi dini dan cara mengatasinya yang perlu kamu ketahui. Jika kondisi tetap berlanjut, segera konsultasikan ke dokter, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!