Share This Article
Orang lanjut usia alias lansia adalah salah satu kelompok yang tidak diwajibkan untuk puasa di dalam Islam.
Tapi bagaimana kalau lansia masih ingin dan sanggup berpuasa? Bagaimana puasa untuk lansia yang masih aman dilakukan?
Apakah lansia aman untuk puasa?
Aman tidaknya puasa untuk lansia boleh dibilang tergantung pada kondisi masing-masing individu. Melansir Harvard Edu, puasa seperti intermittent fasting tampaknya memengaruhi banyak aspek kesehatan.
Mulai dari penurunan kadar glukosa (gula darah), penurunan berat badan, tekanan darah dan detak jantung yang lebih rendah, penurunan resistensi insulin, penurunan kadar kolesterol “buruk”, dan beberapa penelitian juga menemukan peningkatan daya ingat.
Meskipun menjanjikan, belum ada bukti kuat tentang manfaat atau bagaimana puasa dapat memengaruhi orang dewasa yang lebih tua atau lansia.
Puasa juga bisa berbahaya jika lansia penderita diabetes dan membutuhkan makanan pada waktu-waktu tertentu atau mengonsumsi obat yang memengaruhi gula darah.
Jika lansia memutuskan untuk puasa, terutama jika sudah memiliki kondisi kesehatan seperti diabetes atau penyakit jantung, bicarakan dengan dokter terlebih dahulu.
Tips puasa untuk lansia
Puasa bagi kelompok lansia bisa menjadi sesuatu yang rentan. Seperti yang kita tahu, metabolisme tubuh lansia berbeda dengan kita yang masih muda. Jangan sampai puasa justru membahayakan kesehatan mereka.
Agar para lansia tetap aman dan sehat saat menjalani puasa, tidak ada salahnya kamu untuk mengikuti tips berikut ini:
1. Sebelum puasa, lansia sebaiknya periksakan diri ke dokter
Sebelum kakek, nenek atau orang tua kamu berniat untuk mengikuti puasa Ramadhan tahun ini, coba ajak mereka untuk memeriksakan diri ke dokter, apalagi kalau mereka ternyata mempunyai penyakit kronis.
Jika mereka memiliki penyakit seperti diabetes dan tekanan darah yang tidak terkendali, sebaiknya jangan berpuasa.
2. Lakukan uji coba puasa selama beberapa hari
Jika mereka mendapat persetujuan dari dokter untuk berpuasa. Coba lakukan puasa dalam beberapa hari, untuk percobaan.
Catat bagaimana perasaan mereka, dan ukur kadar glukosa. Komunikasikan hasilnya dengan dokter untuk memahami bagaimana tubuh mereka bereaksi.
Nah, jika lansia merasa baik-baik saja dan dokter masih positif, mereka bisa mengikuti puasa Ramadhan.
3. Pastikan jangan melewatkan sahur
Bagi lansia, sahur adalah hal terpenting, apalagi kalau mereka penderita diabetes.
Sahur menjadi waktu makan terbaik bagi mereka. Dengan makan sahur, ini akan memastikan bahwa kadar glukosa tidak anjlok atau tidak terlalu banyak saat siang hari.
Waktu sahur terbaik untuk lansia adalah menjelang waktu imsak. Jadi, jangan lupa untuk selalu membangunkan mereka sahur, ya!
4. Perbanyak konsumsi cairan
Pastikan kebutuhan cairan terpenuhi, Dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, KGer, dokter penyakit dalam, menjelaskan bahwa cairan dalam tubuh lansia akan berkurang. Sehingga para lansia akan lebih mudah mengalami dehidrasi dan juga gampang lelah.
Untuk menghindari hal tersebut, kamu harus memastikan mereka mengonsumsi 8 sampai 10 gelas cairan perhari ketika berbuka dan sahur.
Ini bisa dibagi menjadi, satu gelas ketika berbuka, satu gelas ketika selesai sholat maghrib, empat gelas sehabis sholat tarawih, hingga menjelang tidur, tiga gelas saat sahur hingga menjelang imsak.
Sangat tidak disarankan untuk minum kopi atau teh karena mempunyai efek diuretik.
5. Asupan makanan bergizi seimbang
Lansia yang masih ingin berpuasa atau dinyatakan oleh dokter boleh berpuasa, harus memerhatikan asupan makanan. Coba hadirkan menu sahur dan berbuka yang mengandung gizi seimbang, usahakan batasi makanan yang lebih cepat dicerna seperti gula.
Total asupan bisa kamu bagi menjadi 40 persen saat sahur, 50 persen saat berbuka, dan 10 persen setelah shalat tarawih atau sebelum tidur.
Sebaiknya juga, lansia tidak dianjurkan untuk minum-minuman manis ketika sahur, minuman manis bisa dikonsumsi saat berbuka.
6. Pilih makanan tinggi serat
Pastikan asupan serat para lansia terpenuhi, pastikan kamu selalu menyediakan sayur dan buah-buahan untuk mereka. Saat sahur, perbanyak makanan yang memiliki karbohidrat komplek.
Karbohidrat komplek bisa didapatkan dari beras merah atau roti gandum. Dengan begitu, perut akan terasa kenyang lebih lama.
Hindari mereka dari makan-makanan berlemak dan gorengan. Seperti yang kita tahu juga, gorengan menjadi salah satu pilihan menu berbuka puasa yang tidak pernah ketinggalan.
Tapi, untuk para lansia yang punya riwayat diabetes, kedua makanan tersebut tidak direkomendasikan.
Baca Juga : Penting, Perhatikan Asupan Gizi Lansia saat Puasa
7. Jaga stamina
Saat berbuka, makanlah makanan yang dapat memberikan energi instan yaitu dengan makanan manis. Salah satunya bisa didapat dari buah kurma.
Kurma adalah buah yang mampu menghasilkan energi, sehingga kurma menjadi pilihan tepat untuk menjaga stamina setelah seharian berpuasa.
Tidak hanya untuk lansia, tapi kamu juga bisa mengonsumsinya.
8. Olahraga
Jika memungkinkan, ajak mereka melakukan kegiatan fisik ringan, seperti berjalan kaki, hal ini bagus untuk menjaga kebugaran.
9. Pastikan tetap menjalani perawatan
Pastikan mereka juga terus mengonsumsi obat-obatan yang telah direkomendasikan oleh dokter. Terutama bagi para lansia yang menderita penyakit kronis. Jangan lupa periksa kesehatan secara rutin.
Itulah tips puasa untuk lansia agar puasa yang dijalani tetap aman dan sehat untuk mereka. Yang paling penting adalah kalau mereka sudah tidak kuat, ingatkan mereka untuk tidak memaksakan diri dan segera berhenti.
Manfaat puasa untuk lansia
Puasa memang dapat memberikan dampak pada tubuh kita. Berikut beberapa manfaat puasa untuk lansia.
1. Puasa bagus untuk kesehatan otak lansia
Saat usia semakin tua, otak akan berisiko mengalami penurunan fungsi dan munculnya penyakit degeneratif seperti Alzheimer.
Sebuah penelitian, yang dimuat dalam jurnal Molecular Neuroscience menemukan bahwa puasa intermiten dapat membantu melindungi terhadap Alzheimer dengan memulihkan polaritas aquaporin-4 di otak.
Aquaporin-4 memainkan peran penting dalam menghilangkan amiloid-β, peptida yang diyakini menyebabkan Alzheimer. Jika dikombinasikan dengan diet seimbang, olahraga teratur, dan puasa, ini bisa jadi kombo untuk mengurangi risiko penyakit Alzheimer.
2. Mencegah penyakit jantung
Manfaat puasa untuk lansia yang berikutnya adalah menurunkan risiko penyakit jantung. Dengan cara, memperbaiki beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan kesehatan jantung.
Puasa membantu menurunkan berat badan, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi resistensi insulin. Ini juga meningkatkan kolesterol dengan mengurangi lipoprotein densitas rendah, atau kolesterol “jahat”.
Mirip dengan otak, jantung juga lebih menyukai keton sebagai bahan bakar. Keton berfungsi melindungi jantung dari peradangan dan cedera.
3. Bisa bantu masalah berat badan
Jika ada lansia yang bermasalah dengan kelebihan berat badan, puasa mungkin dapat membantu. Saat berpuasa, kadar gula darah turun, dan tubuh memasuki keadaan bernama ketosis.
Ketosis terjadi ketika tubuh beralih ke pembakaran simpanan lemak daripada mengandalkan glukosa sebagai sumber energi, seperti yang kita lihat dalam diet ketogenik populer.
Seiring waktu, ini dapat membantu lansia menghilangkan lemak visceral (lemak di perut) yang berpotensi berbahaya. Kamu akan melihat penurunan berat badan.
Selain itu kamu juga bisa mendapatkan manfaat tambahan dari pengurangan risiko berbagai masalah kesehatan, yang dapat mengganggu seiring bertambahnya usia seperti diabetes, kanker tertentu, dan penyakit kardiovaskular.
4. Manfaat puasa untuk siklus tidur lansia
Salah satu manfaat puasa lainnya adalah menyetel ulang irama atau ritme sirkadian tubuh kita. Irama sirkadian adalah siklus 24 jam yang merupakan bagian dari jam internal tubuh.
Mereka berjalan di latar belakang, menjalankan fungsi dan proses penting, seperti jadwal tidur, suhu tubuh, dan nafsu makan. Mengambil jeda yang signifikan dalam jam makan akan menyetel ulang ritme sirkadian.
5. Panjang umur!
Melansir Harvard Edu, penelitian pada hewan menunjukkan bahwa puasa intermiten dikaitkan dengan umur yang lebih panjang.
Penelitian Harvard baru-baru ini menunjukkan bahwa puasa memungkinkan mesin penghasil energi (mitokondria) dari setiap sel untuk menghasilkan energi lebih efisien dan tetap dalam keadaan yang lebih muda.
Dengan makan di siang hari, kamu tidak menantang mitokondria di malam hari, saat mereka seharusnya melakukan hal lain.
Namun Dr. William Mair, peneliti dan profesor genetika di Harvard T.H. Chan School of Public Health menyebut, masih ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab dari penelitian ini.
Risiko puasa untuk lansia
Untuk orang yang masih muda dan punya fisik yang relatif lebih kuat saja kadang puasa terasa berat, apalagi untuk lansia dengan kemampuan fisik yang sudah menurun.
Berikut beberapa risiko puasa untuk lansia yang harus diwaspadai:
1. Puasa mungkin bisa bikin sakit
Perubahan pola makan, pola tidur, dan perubahan aktivitas lain apalagi puasa dalam jangka panjang mungkin bisa membuat sebagian orang merasakan tidak enak badan.
Seperti sakit kepala, lesu, mudah tersinggung, dan sembelit. Dehidrasi juga jadi salah satu risiko dari puasa yang harus diwaspadai.
Pelajari apa saja kondisi yang membuat kita sebaiknya membatalkan puasa pada artikel di bawah ya!
Baca Juga : Ini 5 Tanda Kamu Sebaiknya segera Membatalkan Puasa
2. Waspadai penurunan berat badan ekstrem
Puasa bisa berisiko pada beberapa kasus dan individu dengan keadaan tertentu. Bagi lansia yang berat badannya sudah kurang berisiko akan kehilangan terlalu banyak berat badan.
Kehilangan berat badan terlalu banyak ini dapat memengaruhi tulang, sistem kekebalan secara keseluruhan, dan tingkat energi.
Puasa juga bisa berbahaya jika lansia penderita diabetes dan membutuhkan makanan pada waktu-waktu tertentu atau mengonsumsi obat yang memengaruhi gula darah.
3. Puasa berisiko untuk lansia yang menjalani pengobatan
Jika lansia tengah menjalani pengobatan, yang mengharuskan minum obat setelah makan, maka puasa sepertinya bukan pilihan yang bijak.
Ada beberapa jenis obat yang harus diminum setelah makan untuk untuk menghindari mual atau iritasi perut.
Selain itu, orang yang mengonsumsi obat jantung atau tekanan darah lebih mungkin menderita ketidakseimbangan berbahaya dalam potasium dan natrium saat mereka berpuasa.
Jadi jika tengah menjalani pengobatan tertentu, pastikan sudah berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan penyesuaian.
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.