Share This Article
Orgasme adalah periode klimaks atau puncak reaksi dari aktivitas seksual, bisa terjadi pada pria maupun wanita. Saat kondisi ini berlangsung, sebagian besar otot di tubuh akan menegang, lalu perlahan mengendur setelahnya.
Sayangnya, tak sedikit orang yang rela memalsukan orgasme dengan alasan tertentu. Bagaimana cara mengenali orgasme palsu? Apa saja ciri-cirinya? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Baca juga: Jangan Jadi Kebiasaan, Ini Dampak Buruk Seringnya Memalsukan Orgasme
Sekilas tentang orgasme palsu
Orgasme palsu adalah kondisi ketika seseorang berpura-pura untuk mencapai klimaks, padahal sebenarnya tidak. Pelaku fake orgasm memalsukan hal ini dengan memanipulasi gerakan-gerakan tubuh atau suara.
Orgasme palsu tak pandang jenis kelamin. Hanya saja, wanita ditemukan lebih sering melakukannya. Menurut riset di Inggris yang melibatkan 71 wanita, 80 persen di antaranya mengaku sering memalsukan orgasme.
Bukan tanpa alasan, penelitian oleh sejumlah ilmuwan di Valparaiso University, Amerika Serikat, memaparkan, tak kurang dari 40 persen wanita mengalami kesulitan untuk orgasme. Ini adalah alasan utama mengapa sebagian wanita melakukan fake orgasm.
Mengapa pasangan melakukan orgasme palsu?
Selain sulit untuk mencapai orgasme, ada beberapa alasan lain mengapa seseorang memilih untuk melakukan fake orgasm, di antaranya adalah:
- Untuk memberikan umpan balik atau feedback positif kepada pasangan
- Ingin cepat-cepat mengakhiri aktivitas seksual yang membosankan
- Membangkitkan gairah seksual pasangan
- Tidak ingin mengecewakan pasangan
- Meyakinkan pasangan bahwa hubungan seksual berlangsung dengan baik.
Cara mengenali orgasme palsu
Orgasme palsu bisa dikenali dengan cara memerhatikan apa yang dilakukan pasangan ketika berpura-pura sedang klimaks. Orang yang melakukan fake orgasm cenderung memanipulasi beberapa hal, seperti gerakan tubuh atau suara.
Berikut ciri-cirinya:
1. Tubuh bergerak tak beraturan
Ciri-ciri pertama dari fake orgasm adalah tubuh bergerak tak beraturan. Tubuh yang gemetar dan terkulai mungkin terlihat seperti baru saja mengalami klimaks. Padahal, sangat mungkin bahwa itu adalah orgasme palsu.
Ketika wanita sedang orgasme, tubuh biasanya menjadi kaku dan tegang, mirip dengan pria sesaat sebelum ejakulasi. Jika wanita langsung berpindah posisi dan bergerak tak beraturan, bisa jadi itu adalah tanda dari fake orgasm.
Orgasme yang asli seharusnya tidak membuatnya banyak bergerak. Sebab, otot akan berkontraksi atau berdenyut, kemudian menyebabkan tubuh sedikit menegang dan ‘kaku’. Setelah mencapai klimaks, otot baru kembali mengendur.
2. Tidak ada jeda istirahat
Baik pada pria maupun wanita, orgasme bisa membuat badan menjadi lemas dalam beberapa menit. Tubuh biasanya akan terasa berat untuk digerakkan.
Jika pasangan langsung beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah klimaks tanpa ada jeda istirahat, kamu perlu mencurigainya.
Perhatikan napasnya. Periode klimaks dalam berhubungan intim membuat napas seseorang terengah-engah, butuh waktu beberapa menit untuk kembali normal. Itu semua tidak akan terjadi pada orang yang melakukan fake orgasm.
3. Manipulasi suara
Tanda dari orgasme palsu berikutnya adalah manipulasi suara. Orgasme yang asli tidak selalu ‘menggairahkan’ seperti yang terlihat pada banyak film. Orang yang melakukan fake orgasm akan cenderung membuat suara desahan terukur.
Faktanya, ketika sedang klimaks, kamu akan sulit mengontrol diri. Napas akan terengah-engah dan suara atau desahan dari mulut menjadi tidak beraturan.
4. Mengindari kontak mata
Meski tidak bisa dijadikan tolok ukur, menghindari kontak mata dengan pasangan saat sedang klimas ternyata bisa menandakan orgasme palsu, lho. Dilansir dari Complex, saat dua orang sama-sama mencapai klimaks, tubuh akan melepaskan hormon cinta bernama oksitoksin.
Hal tersebut memengaruhi bagaimana aktivitas selanjutnya setelah berhubungan seks, baik itu komunikasi verbal atau sekadar saling menatap. Jika pasangan selalu menghindari kontak mata, bisa jadi ia telah memalsukan orgasme. Malu dan rasa bersalah adalah dua alasan utamanya.
Baca juga: Benarkah Orgasme Bisa Mempercantik Kulit? Ini Penjelasannya!
Bagaimana menyikapinya?
Hubungan seks adalah aktivitas yang dipercaya dapat mempererat ikatan dua manusia, terutama bagi yang telah menikah. Meski, kebahagiaan tidak bisa diukur hanya lewat kegiatan tersebut.
Menjaga komunikasi adalah hal terbaik yang bisa dilakukan. Berdiam diri dan berpura-pura tidak tahu tentang kondisi pasangan bukan sesuatu yang baik. Cari tahu apa yang menyebabkan pasangan melakukan fake orgasm ketika sedang berhubungan intim.
Jika kamu telah mengetahui penyebabnya, ini akan mudah untuk diatasi bersama. Misalnya, ketika pasangan mengalami penurunan rasa percaya diri, kamu dapat memberikan perhatian lebih kepadanya.
Contoh lain, jika pasangan sulit untuk terangsang ketika berhubungan seks sehingga berujung pada fake orgasm, kamu bisa melakukan beberapa hal. Misalnya, memperpanjang durasi foreplay atau mencoba variasi dalam seks.
Nah, itulah beberapa ciri orgasme palsu yang perlu kamu tahu. Saling terbuka dan memahami satu sama lain bisa menjadi solusi untuk mencapai kebahagiaan bersama, termasuk dalam berhubungan seks.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!